BAB 18 : ICE FLASH PRINCESS

259 29 0
                                    

"Ahhhhh~ apa ini yang disebut dengan ujian masuk untuk akademi kelas tinggi? Aku bahkan terlalu mengantuk untuk menghadapinya."

Sorey merasa kertas soal dihadapannya bukanlah kesulitan tapi seperti sebuah lelucon.

"Jika sebuah Rune diberikan kepada Magic Circle dengan non elemental 7 lapis kodifikasi aksara kuno, tanpa mengurangi kontrol sihir pada inti rapalan. Gambarkan penyelesaiannya."

Hah? Soal macam apa ini? Rune? Aksara? Bukannya seharusnya tinggal memberikan Ventilasi dan membiarkan transformasi lingkaran sihir untuk memberikan dampak lebih dan memutar pendulum sihir untuk kombinasi lingkaran lanjutan? Mudah sekila?

Tak lama waktu kemudian habis, banyak orang yang nampak frustasi ketika itu terjadi namun Sorey hanya mengangkat kepalanya dari meja dan menyapu sedikit liur di pipinya. Setelah mengumpulkan jawaban Sorey kemudian bertukar tatapan dengan sang pengawas dan melepaskan skill [Intimidate] dan kemudian berjalan keluar untuk mematikannya.

"Aku benci *ikemen." ucap Sorey dalam hati dengan kesal.

(*ikemen = cowok tamvan :v)

Setelah beberapa saat kemudian hasilnya terpampang di dinding depan lobi utama tempat Sorey masuk. Alih alih ikut berdesakan Sorey merasa malas dan meninggalkannya, "Paling aku cuma di 50 besar jika aku beruntung." ucapnya dan kemudian berjalan menuju colloseum.

******

Dengan kepandaianku dan bakatku, kurasa aku akan mencapai peringkat pertama dalam tes ini. Aku mencari namaku "Alexia Azuresshilde." namun yang kutemukan namaku justru di nomer urut ketiga.

Ya ampun, bagaimana bisa? Aku bahkan belajar mati matian untuk menjawab soal soal itu tapi masih berada di peringkat ketiga? Argghhhhh!!!

Peringkat kedua "Rose Van Cloude." ahh, padahal di sekolah sebelumnya ia ada dibawahku. Dia memang Rivalku sejak awal dan selalu berebut peringkat satu denganku.

Dan peringkat pertama, siapa ini? Aku tidak mengenalnya? Sorey Rover?

"Hmmm~ aku tidak pernah mendengar namanya sebelumnya, jika tebakanku benar mungkin dia melompat kelas berkat kepandaiannya. Tapi mari kita lihat apakah teknik dan sihirmu tetap nomor satu, kukukuku.."

Yups, karena aku adalah putri di kerajaan ini tidak sulit untuk menguasai sihir tingkat menengah dengan relasiku mencari guru. Dengan bakat alami keturunan aku mampu menguasai dasar dasar sihir elemen es pada umur 12 tahun, karenanya aku yakin dengan kemampuanku.

"Sorey Rover, akan kubuat kau kalah dan bertekuk lutut dihadapanku."

Tunggu, Rover? Berarti dia anak bangsawan dari viscount Eledyr Rover dan Verna Rover. Kalau begitu wajar jika dia memiliki pengetahuan sihir yang hebat tapi tetap saja.

"Aku akan meraih peringkat 1 dalam kemampuan sihir dan fisik. Hmm, sebaiknya aku menuju Arena untuk ujian sihir dan fisik." ucapku sambil melangkah.

"Hei lihat, itu putri Alexia."

"Wah, cantik sekali."

Aku kemudian melambai kepada orang orang yang melihatku, sebagai putri sebuah kewajiban untuk berperilaku sopan dan elegan. Melanjutkan berjalanku, aku melihat beberapa orang dengan tujuan yang sama.

"Pedang, Wand, Perisai, dan bahkan menggunakan zirah. Benar benar aneh, ini adalah akademi sihir bukannya akademi ksatria kau tahu?" batinku.

Aku sendiri memakai gaun harian berwarna putih dengan rok pendek berenda biru, mungkin kau bisa menyebutnya seragam karena aku biasa mengenakannya saat berlatih.

STILL PLAY : GAME A LIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang