Beberapa waktu selepas keributan yang kuhasilkan waktu itu, tidak lama setelahnya para kesatria telah menenangkan masyarakat dengan alasan bahwa berita itu tidaklah benar dan dibuat buat oleh penyusup. Aku mencari penginapan dengan menyembunyikan identitasku dibalik helmet dan full armor, tentu aku tidak bisa berlama lama di wilayah kerajaan ini.
Tak akan lama sampai raja dan kedua pahlawan itu sampai kemari, dan bagaimana aku menjelaskan kesatria wanita yang terbunuh waktu itu? Walaupun aku bisa saja meninggalkn wilayah ini tapi aku tidak akan melakukannya.
Saat ini aku tengah menjalankan sebuah quest yang sangat menguntungkan buatku. Jika aku membantu membasmi para White Beowulf ini, maka selain membantuku naik level, aku juga bisa mendapat Gold jika menjual mayatnya, Systia juga memberi tahuku bahwa jika aku menyelesaikan Quest maka aku akan mendapat reward tersendiri darinya, tidak hanya itu dengan adanya [Predator] dan [Absorb] akan ada kemungkinan buatku untuk bertambah kuat dengan mendapat skill baru dan tambahan status.
"Tuan, sarapan anda sudah siap." Ujar seorang gadis dari balik pintu kamarku.
"Ahh ya, jika kau tak keberatan bisakah kau bawakan itu kemari?" balasku.
"Segera."
Bukannya aku malas, tapi saat ini aku ada ditengah pelatihan badanku kembali. Aku sedang melakukan push up ke 377 dari target 400 repetisi sehingga akan tidak nyaman jika nanti aku turun kebawah dengan penuh keringat. Lagipula dia adalah anak dari pemilik penginapan murah ini jadi aku tidak akan sungkan untuk meminta hal kecil seperti itu.
Kembali pada pelatihanku yang membuat ruangan ini bahkan mulai hangat karena hawa yang keluar dari badanku, demi mendapatkan kembali badan yang sempurna seperti di kehidupanku sebelumnya maka aku harus berusaha keras untuk itu.
"Tiga ratus sembilan puluh sembilan, empat ratus!" teriakku.
"Buset sumpah capek banget dah." Lanjutku sambil mengelap keringatku dengan handuk.
Selama beberapa waktu, aku menggunakan [Breath of Perikles] untuk memulihkan stamina dengan instan. Walaupun skill itu tidak memiliki efek samping, aku khawatir akan menjadi lembek pada diriku sendiri.
Tak lama kemudian suara pintu terbuka terdengar olehku, gadis yang membawakan nampan berisi sarapanku masuk tanpa mengetuk pintu.
"Maaf, membuat menung- Awawawawa!!"
Gadis itu berteriak kecil setelah melihatku dan bahkan wajahnya memerah seperti tomat.
"Ada apa sih? Kek liat hantu aja." tanyaku risih.
"Kenapa malah tanya? Ke-Kenapa anda tidak pakai baju!? Apa anda tidak malu?" balasnya sambil menutup matanya dengan satu tangan.
Aku melihat badanku yang hanya memakai celana panjang, otot perutku dan lenganku juga tidak buruk. Bisa dibilang ini tubuh yang lumayan bagus, wajahku juga tamvan jadi apa aku harus malu?
"Aku habis latihan jadi memang harus lepas baju, dan juga kenapa aku harus malu dah? Sinikan nampanku karena aku mau makan." Balasku.
Gadis itu segera meletakkan nampan berisi sarapan itu diatas meja, lalu buru buru lari keluar sesegeranya. Tanpa memperdulikannya aku dengan santainya memakan sarapanku.
Ada sup dan beberapa roti serta daging disana, masakannya sedrhana tapi sangat enak dan mirip dengan buatan nenek dan ibuku. Sewaktu kehidupan pertamaku, sejak kecil aku sudah sering dititipkan kepada nenek yang sangat menyayangiku.
Bahkan setelah nenek meninggal, ibu dan ayah masih saja tidak menampakkan diri mereka karena sibuk dengan dunia mereka sendiri. Berbeda dengan kehidupan keduaku dimana aku sangat diperhatikan oleh kedua orang tuaku, walaupun mereka adalah pasangan yang menyebalkan dengan kelakuan romantis mereka setiap hari tapi biar bagaimanapun mereka masih menyayangiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
STILL PLAY : GAME A LIVE
ActionDunia yang mungkin kau inginkan namun kau akan sesalkan, bertahan hidup di dalam sebuah game yang dibuat oleh Dewa. Dunia yang telah dikonversi menjadi sebuah game Survival RPG, dan kau serta semua orang yang berhasil selamat sebagai Pemainnya. Ini...