Syarel pov
"Pagi Rel..."sapa Lili dan Fitri bersamaan, aku hanya menanggapinya dengan senyuman tipis.
Kejadian dua hari yang lalu aku sudah melupakannya, sudah dua hari yang lalu rupanya.
Terserah, semua bagaikan angin, aku tidak peduli sakit ku hanya pada saat itu saja, tidak untuk sekarang lagi.
Untuk apa menyimpan ingatan-ingatan yang dapat merusak jiwa? Semua tidak ada gunanya, semua hanya menjadi massa yang bisa membebankan siapa saja.
Saat aku sampai di kelas aku duduk di bangkuku, tampak jelas aku melihat tatapan jijik dari orang-orang, aku tidak peduli dengan mereka, ini hidupku.
Tidak banyak yang tidak membenci ku, bahkan teman kelasku sendiri.
"Rel, lo tau nggak most wanted baru di sekolah ini?"tanya Fitri dengan suara yang menggelegar.
Aku tidak tertarik untuk membahasnya dan aku tidak ingin tahu siapa dia. Aku saja yang mendapatkan julukan Most Wanted biasa-biasa saja.
"Rel gue lagi bicara, kalo nggak mood kita bolos aja, yuk ke Rooftop, mumpung ada rokok ni,"bisik Fitri.
Mataku langsung membulat dengan sangat sempurna, setidaknya aku bisa bermain dengan asap narkotika ku.
"Kuyy gaskeun,"aku berjalan menuju Rooftop, dengan langkah cepat karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi. Langkahku tergesa-gesa menjajaki anak tangganya satu persatu.
"Rel tungguin bego." Teriak Lili, aku berbalik menatapnya.
"Bego, bentar lagi masuk. Ntar ketauan." Makiku kesal.
Bruk, aishh aku menabrak seseorang.
Tubuhku terpental ke belakang dan sepertinya aku akan terjatuh di bawah tangga dan badanku remuk hingga masa lalu saat mama tiriku Syara mendorongku diatas tangga terulang lagi.
"Arhkkk.."teriakku.
Namun anehnya tubuhku tidak jatuh jatuh, tubuhku kini serasa melayang apa aku sudah mati?
Apa ini yang namanya mati gentayangan? Tak merasakan pijakan tanah lagi? Tapi, aku merasakan seseorang menopang tubuhku dari depan.
"Ekhemm,"Fitri dan Lili berdehem. Saat itu juga aku baru sadar, kalau aku belum mati, lantas aku kenapa?
Aku membuka kelopak mataku dan betapa terkejutnya aku melihat sosok cowok yang sedang menopang tubuhku.
Ah sial berani sekali dia.
Plakk
"Gua bukan cewek jala*g yang bisa lo sentuh seenak jidat lo, dasar brengsek,"bentakku dan berhasil membuatku jadi pusat perhatian.
Tatapanku menatapnya tajam, Fitri menarik tanganku pelan.
"Ogeb, tadi dia nolongin elo"bisik Fitri, aku menatap wajah cowok di hadapanku ini, sepertinya aku pernah melihatnya tapi dimana?
"Gue bukan cowok bodoh yang ingin menyentuh cewek kek elo,"tukasnya dengan dingin, perkatannya sangat menohok ia berkata seolah-olah aku ini sangat menjijikan.
"Jaga bic--"sial, pria itu langsung pergi menuruni anak tangga. Belum saja aku selesai ngomong dia langsung nyelonong aja, dia menyebalkan issss.
"DASAR COWOK GAJELAS!!"teriakku kesal.
"Ck, udah. Jdi nggak nih?"tegur Lili berhasil menyadarkan ku, atas ribuan umpatan yang ku miliki untuk pria brengsek itu.
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
My Junior My Husband (COMPLETED)
Teen FictionInfo: {Cerita ini proses Revisi, cerita yang Author sudah Revisi itu,ada tanda black ceklisnya yah} ** Mengkisahkan kehidupan seorang gadis bernama Syarel ia terkenal dengan julukan Bad girl nya namun ia termasuk most wanted di sekolah,di...