19). Mati✓

4K 146 3
                                    


"Syarel!!"teriak Fitri dan Lili bersamaan ketika melihat Syarel yang tengah berlari mengelilingi lapangan sekolah.

Syarel berhenti berlari dan menoleh ke arah suara cempreng milik kedua sahabatnya.

"Paan? Mau ikut joging?"canda Syarel dengan terkikik geli.

"Iya gue ikut,"Fitri dan Lili menghampiri Syarel bersamaan.

"Woy gue becanda kali, gue nggak joging, gue dihukum, sono masuk kelas, nggak mau belajar apa?"tanya Syarel.

"Ngga, kita mau nemenin lo."Ucap Lili sambil tersenyum mencurigakan.

"Iya, dari pada lo sendiri kan ngenes liatnya, haha." Ledek Fitri kemudian berlari lebih dulu meninggalkan Syarel dengan Lili.

"Pasti ko pada karena malas belajar kan?"tanya Syarel penuh selidik pada Lili. Lili hanya terkekeh kecil.

"Berisik Lo." Ucap Lili lalu berlari meninggalkan Syarel, Syarel memutar bola matanya jengah melihat tingkah dua sahabatnya, kemudian ikut berlari.

Mereka berlari memutari lapangan, inilah mereka, satu salah, satu dihukum namun yang lain mengikut, mereka sibuk bercanda sekali-kali saling menghina satu sama lain.

"Syarel!!"Syarel, Lili dan Fitri berhenti berlari saat mendengar panggilan tersebut, Syarel berbalik ke arah yang memanggilnya.

"Lo dipanggil Pak Santo,"ucap sang cowok yang tidak dikenalinya sama sekali. Mendengar itu, Syarel menatap kedua sahabatnya.

"Gue pergi dulu, kalian balik kelas aja, jam istirahat nanti gue tunggu lo bedua di Rooftop,"ucap Syarel lalu berlari meninggalkan kedua sahabatnya.

       **

Tanpa mengetuk pintu Syarel masuk ke dalam ruang BK, disana sudah banyak orang. Syarel menatap Farel, Syara dan Rumi. Sosok yang ditelfon Syarel tadi adalah Rumi.

"Duduklah."Pinta Pak Santo, Syarel menuruti perintah Pak Santo, keringat bercucuran di keningnya karena berlarian lumayan lama.

"Syarel kamu dari mana sayang?"tanya Rumi keheranan melihat wajah Syarel yang penuh keringat.

"Dari jogging, hehe."Syarel terkekeh kecil kemudian menyeka keringatnya menggunakan lengannya yang beralas almamater. Rumi menggeleng kecil, kemudian menyeka wajah Syarel menggunakan sapu tangan miliknya.

"Syarel bisa sendiri kok Mah."Syarel mengambil alih sarung tangan tersebut, Rumi hanya mengangguk kemudian kembali duduk tegap menatap pak Santo.

"Syarel apa yang kau lakukan dengan anakku Aoni, sampai-sampai pipinya biru lebam?"ketus Farel, mendengar itu Syarel langsung menyudahi aktivitasnya. Ia meletakkan sapu tangan itu di atas pahanya. Syarel memandang Farel kemudu tersenyum masam.

"Hay lama nggak ketemu,"sapa Syarel terlihat sopan. Mendengar itu Farel memandang Syarel dengan geram.

"Pak Farel tenanglah." Tegur Pak Santo. Farel menahan nafasnya kemudian mengangguk kecil.

"Syarel siapa wanita ini? Apa kau tidak meminjamnya?"tanya Pak Santo melirik Rumi karena Pak Santo berpikir Syarel meminjam ibu siswa lain.

"Nggak kok pak, dia Mama gue."Jawab Syarel, Pak Santo menggelengkan kepalanya, tentu ia tidak percaya, ia yakin kalau Syarel mengada-ada.

"Syarel selama kau buat masalah Papa kamj tidak pernah muncul, kemana dia?"tanya Pak Santo, Rumi yang mendegarnya langsung mengerutkan keningnya menatap Syarel dan Farel bergantian.

"Bapak lupa? Kalo gue pernah bilang kalo bokap gue udah nggak ada, bokap gue udah MATI!"ucap Syarel dengan penuh penekanan.

"Syarel!"tegur Rumi dengan suara tinggi, Rumi memandang Syarel tidak percaya dengan omongan Syarel barusan.

My Junior My Husband (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang