16.) Bad✓

4.2K 141 0
                                    


"Sah?"

"Sah!!"seru beberapa orang yang sangat jelas di indra pendengaran Syarel, ia masih tidak percaya kalau hari ini statusnya sudah berubah. Kini, ia sudah menjadi seorang istri dan dirinya menikah dengan adik kelasnya yang sama sekali tidak ia sukai. Sosok dingin yang baru ia kenal.

**

"Mah, Pah, sebaiknya aku tinggal di apartement ku saja." Ucap Rasya dengan tatapan yang sangat serius pada Rumi dan Tomi. Syarel yang mendengarnya hanya diam, saat ini ia sudah berada di rumah keluarga Maxila. Saat ini mereka baru saja selesai makan malam, dengan senang hati ia keluar dari rumahnya sendiri. Rumah tempat ia tumbuh besar.

"Terserah kamu saja Rasya, Papa tidak bisa melarangmu lagi karena kau sudah berkeluarga." Jawab Tomi.

Syarel yang mendengarnya seakan merasa geli, ia masih terlalu muda untuk menerima takdirnya. Apa ia bisa bertahan dengan adik kelasnya itu? Bahkan ia sama sekali tidak mencintainya, begitu juga sebaliknya. Pernikahan ini terjadi hanya karena perjodohan belaka.

"Tapi sayang, Mama masih mau bersama Syarel. Mama nanti kesepian." Ucap Rumi agak tak setuju.

Syarel yang mendengar nada suara Rumi yang terdengar sangat sedih langsung menatap Rumi.

"Tante... eh maksudnya Mama. Mama tenang aja, Syarel bakalan tinggal disini kok. Kalo Rasya mau tinggal di apartement nya biarin aja dia tinggal sendiri." Celetuk Syarel tanpa dosa.

Rasya langsung menatap Syarel dengan tatapan tajam.
"Kenapa begitu?"tanya Rasya dengan suara khasnya yang sangat dingin.

"Karena gue mau tinggal sama Mama Rumi,"jawab Syarel dengan penuh penekanan.

Rasya membuang nafasnya dengan kasar.

"Dasar keras kepala,"batinnya.

"Baik Mah, dalam seminggu ini aku akan tinggal disini, selebihnya di apartement." Ujar Rasya dalam satu tarikan nafas.

Syarel langsung menatap Rasya dengan tajam.

"Kenapa harus ada manusia seperti dia sih, mati aja sekalian eh nggak. Nggak boleh, amit-amit deh gue baru nikah masa udah jadi janda,"batin Syarel sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Rumi, Tomi dan Rasya menatap Syarel heran.

"Syarel kamu baik-baik saja kan?"tanya Tomi dengan suara yang hampir sama seperti Rasya.

"A..ah nggak kok Om, eh maksudnya Pah, aku baik- baik saja,"ucap Syarel gelagapan.

Tomi mengangguk kecil lalu menatap istrinya. "Apa yang di katakan Rasya benar sayang. Kita tidak bisa mengganggu mereka lagi, mereka sudah memiliki kehidupan yang baru." Ujar Tomi berusaha membuat istrinya mengerti.

Rumi menghela nafasnya kasar.

"Ya sudah, tapi tiap pulang sekolah kalian berdua harus kesini makan siang,"ujar Rumi dengan nada yang masih lesu.

"Iya mah,"jawab Rasya.

**

Keesokannya...

Syarel berjalan di koridor sekolah dengan lunglai, kantong mata menghiasi matanya karena semalam ia tidak bisa tidur. Ia tidak pernah tidur di rumah orang lain selain rumahnya sendiri.

"Pagi Bad,"sapa Fitri dan Lili secara bersamaan.

Bad adalah panggilan kesayangan Lili dan Fitri untuk Syarel yang memiliki arti buruk, namun Syarel tidak komplen. Ia malah senang mendengar nama itu untuknya.

Lagian kata Bad sama dengan sikapnya yang buruk, jadi apa yang harus di marah kan?

Lagian kedua sahabatnya tidak bermaksud untuk mengatainya buruk, hanya saja itu hanya jelmaan untuk Syarel yang memiliki sifat buruk dan ternyata mereka nyaman dengan nama itu.

My Junior My Husband (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang