Keesokannya...
"Kau sudah turun, makanlah." Pinta Farel saat melihat Syarel turun dari lantai atas, mendengar itu Syarel hanya menurut. Ia sudah melupakan kejadian semalam, itulah Syarel ia tidak akan memperpanjang masalah namun ia selalu mengingat setiap inci perkataan dari Farel.
Matanya masih saja sembab, dan merah. Syarel duduk di kursi makan, untuk sarapan pagi. Syara dan Aoni hanya diam melihatnya Syarel yang ikut bergabung sarapan pagi. Sedangkan Bi Asri tersenyum senang, melihat Syarel yang sudah terlihat segar.
Meski Bi Asri kenal dekat dengan sosok Syarel, Bi Asri juga masih dibuat heran dengan sifat Syarel yang selalu mengabaikan kejadian yang menyakitkan di hari setelahnya. Bi Asri tidak habis pikir, dengan Syarel yang sanggup dan bisa bersikap seperti tidak terjadi apa-apa sebelumnya.
Farel menatap Syarel yang menyendok makanannya.
"Hari ini kau tidak ke sekolah kan?"tanya Farel di sela-sela makannya.
"Hmm."Syarel hanya bergumam kecil.
"Kalau orang tua bicara dijawab Syarel,"tegur Syara tak suka dengan sikap Syarel.
Syarel yang berniat menyendok segepok nasi mengurungkan niatnya, ia menatap Syara dengan begitu datar.
"Nggak usah sok nasehatin gue, sebaiknya lo nasehatin anak lo dulu,"ketus Syarel lalu kembali menyendok nasi berserta lauk pauknya.
Farel menatap Syarel tajam, tapi ia berusaha meredam amarahnya karena Syara langsung mengusap lengannya lembut.
"Oyy... lo punya tata krama bicara sama orang tua nggak? emang nyokap lo nggak ngajarin lo?"tukas Aoni tak suka melihat mamanya diperlakukan seperti itu oleh Syarel.
Syarel yang baru mengunyah langsung menelan paksa makanannya padahal belum benar-benar terkunyah.
Brak.
Syarel langsung mendobrak meja makan, membuat semuanya terkejut.
"Gue udah bilang, jangan bawa-bawa nyokap gue. Dan lo ga usah ikut campur." Bentak Syarel tegas kemudian berjalan pergi meninggalkan sarapan paginya, ia kembali naik ke kamarnya.
Aoni menatap Syarel tajam.
"Syarel?"panggil Farel.
"Syarel?"panggil Farel lagi.
Saat sampai di lantai dua, tepatnya di ujung tangga, Syarel berbalik kearah Farel.
"Apa? lo mau nampar gue lagi? Apa gue harus turun lagi?"teriak Syarel.
Farel terdiam mendengar perkataan Syarel, ia mengepalkan tangannya marah dan pergi keluar begitu saja ntah kemana, sedangkan Syarel hanya mengkerutkan keningnya.
"Ada apa? Kenapa Papa ga marah? Apa dia udah berubah?"Syarel bermonolog sendiri lalu masuk kedalam kamarnya.
**
Pukul satu siang, Syarel ingin turun ke bawah karena tenggorokannya terasa kering, saat ia membuka pintu, ia terkejut melihat Farel di depan pintunya sambil memegang segelas air putih.
Syarel tidak mempersilahkan Farel untuk masuk.
"Apa Papa boleh masuk?"tanya Farel hangat.
"Kenapa lo masih menganggap bahwa lo itu masih bokap gue?"tanya Syarel dengan tatapan datar.
Farel menghembuskan nafasnya kasar dan masuk kedalam kamar Syarel yang bernuansa hitam putih, tipe pria memang.
"Papa bawain minum untukmu, Papa tau kalau jam begini kau pasti haus,"ujar Farel sambil duduk di sofa kamar Syarel, mendengar itu tentu membuat Syarel terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Junior My Husband (COMPLETED)
Teen FictionInfo: {Cerita ini proses Revisi, cerita yang Author sudah Revisi itu,ada tanda black ceklisnya yah} ** Mengkisahkan kehidupan seorang gadis bernama Syarel ia terkenal dengan julukan Bad girl nya namun ia termasuk most wanted di sekolah,di...