10.) Licik✓

4.6K 161 0
                                    

Syarel pov

Hari ini aku kembali masuk sekolah,Yap!masa skorsingku sudah habis. Aku tidak kemana- mana beberapa hari belakangan, ke Jepang? Jangan halu!

Aku masih memikirkan perjodohan itu. Beberapa hari ini, hubunganku dengan Papa semakin buruk, bahkan sehari tamparan untukku lebih dari 5 kali. Hanya karena tuduhan-tuduhan yang tidak berbobot dari istri dan anak tirinya itu.

Bahkan tadi saat selesai sarapan pun aku terkena tamparan karena Aoni menuduh ku mengambil uangnya, ah sudah lah.

Aku berjalan menuju kelasku, sialnya kelasku sangat jauh dari gerbang, aku melihat orang-orang yang menatapku dengan tatapan aneh,  tapi aku tidak peduli.

"Dor!!"kejut Fitri dan Lili bersamaan di belakangku.

"Kagetin mulu, gue tabok tau rasa,"ketusku, jantungku hampir saja lompat karena ulah mereka berdua. Sementara mereka berdua malah tertawa puasa.

Aku kembali berjalan, moodku sangat-sangat kacau sekarang.

"Gue jadi nggak mood belajar, gara-gara lo pada ngagetin gue,"ujarku dengan lesu.

"Buju busett, sejak kapan? bukannya tiap harinya elo nggak pernah niatan mau belajar?"cerocos Lili dengan tampang tidak berdosanya. Aku tak protes karena itu benar adanya.

"Eh btw, gue kangen bandul." Fitri  memelukku dengan erat sampai-sampai aku kekurangan oksigen.

"Gue juga waaaa..."teriak Lili dan ikutan memelukku, aku mendengus kesal, moodku kini benar-benar hancur gara-gara mereka berdua.

"Rooftop yuk,"ajakku dan berjalan menuju lantai teratas, aku melangkahi tangga demi tangga hingga sampai di tempat tujuan.

"Lo lari cepat amat,  hosss hoss." Protes Fitri dan Lili yang masih berusaha mengatur nafasnya, perasaan aku tidak lari, hanya jalan cepat sih.

"Rokok ada nggak?"tanyaku mengabaikan protes mereka, rasanya bibirku mulai gatal. Pagi-pagi begini sangat nikmat untuk menghisap asap narkotika.

"Gila ya Rel! baru selesai skor, sekarang udah bolos lagi, kalo pak Santo tau mampus lo!"ujar Fitri sambil menatap ku tajam.

Aku hanya mengedikkan pundak acuh, kemudian aku membakar rokok yang di lakukan sama dengan mereka berdua.

Kami bertiga sama- sama menikmati asap rokok yang kami hembuskan.

"Itu urusan dia, siapa suruh mau manggil gue keruangan nya, nggak bosan apa?huffff." Ujarku sambil menghembuskan asap rokok ku dengan penuh gairah.

Kami bertiga saling tukar cerita karena tiga hari full kami tidak bertemu, ah lebayy!

"Rel,"panggil seseorang dari belakangku, aku mengenal suara ini, suara dingin khas miliknya.

Aku tidak membalikkan tubuhku, aku masih sibuk memainkan asap narkotika ku, sementara Lili dan Fitri mereka langsung membuang dan memadamkan rokoknya .

"Rel ada Rasya tu,"bisik Lili.

"Manggilin nama elo lagi, emang kalian dekat ya?"tanya Fitri curiga.

Aku tidak menggubris mereka bertiga. Terserah, aku lagi ingin menenangkan pikiranku saja.

"Ikut aku,"tiba-tiba tanganku di cekal dan di tarik pergi oleh cowok itu. Rokok yang ku apit di kedua jariku langsung terjatuh begitu saja.

"Eh Lo ngapain?"protesku berusaha melepaskan tanganku dari pegangannya, tapi tenaganya jauh lebih besar.

Ia menarikku menuruni anak tangga dengan paksa.

My Junior My Husband (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang