P R O L O G 🌿

1.5K 89 6
                                    

(revisi berjalan, mohon maaf jika alur sedikit berbeda dengan Nalekha awal, dan aku bakal tandain Nalekha yang udah direvisi dengan judul yang huruf kapital jadi, kalau yang gak ada tanda berarti masih proses revisi)

Prolog

-

-NALEKHA-

Derap langkah kaki memekakkan koridor sekolah yang sepi ditinggalkan seluruh penghuni. Tersisalah seorang gadis mengenakan seragam putih abu-abu berhiaskan kain panjang yang menutupi sebagian tubuhnya. Ia ingin pulang ke rumahnya melewati perbatasan jalan yang biasa dilaluinya sambil tersenyum kecil pada wajahnya.

Gadis yang akrab disapa dengan nama Nalekha, tidak pernah membayangkan bahwa ia sudah mengakhiri pertandingannya di Sekolah Menengah Atas dengan hasil yang memuaskan. Tinggal menghitung hari ke hari, memulai suatu kehidupan baru. Orang memahami bahwa hal gila tersebut akan jauh lebih sulit dari ujian masa sekolah.

Di luar bayangan liar manusia, ia tidak pernah takut akan impian besarnya. Mau seberat atau seringan apapun rintangan yang ada di depan mata. Ia seakan cuek dan berpegang teguh terhadap pendiriannya. Alasan itu membuat Nalekha percaya dan yakin bahwa selalu diberikanNya kemudahan selama meminta perlindungan kepada Allah.

Sedari bus yang sudah Nalekha tunggu, rupanya telah mendarat di depan mata. Kendaraan itu bercirikan besar, berwarna merah-hitam, dan terlihat kuno dibandingkan transportasi lainnya. Ia pun segera melangkahkan kakinya ke dalam bus.

Melihat ke sekeliling kursi menyisakan riuhnya orang-orang melemparkan tawa di gendang telinga. Ia tetap melangkahkan kaki ke jarak yang semakin jauh dari titik semula. Barulah ia menemukan sebuah kursi di sebelah kakek berkupia hitam.

"Assalamualaikum," sapa Nalekha ramah.

Sebelumnya, ia melihat kakek tua itu tengah asyik membaca koran di saat situasi keramaian orang berlalu lalang. Gayanya yang kasual, kakek tersebut memandangnya tajam, seraya menyampingkan kaki ke kiri untuk mempersilakan Nalekha duduk.

"Waalaikumsalam," jawab Kakek lugas. Duduklah gadis itu tepat di sebelah kanan kakek tua.

Bus melaju dengan cepat. Beberapa kali tubuh Nalekha dan penumpang lain tersentak ke belakang karena bus berbelok. Diiringi dengan gelak tawa yang membahana dari seberang kiri penumpang, sejajar dengan kursi Nalekha. Ia pun penasaran tentang apa yang mereka kini lakukan.

Terlihat sepasang remaja sedang bergurau bahagia dan memakai seragam sekolah. Di antaranya, si perempuan sedang menyandarkan kepalanya ke salah satu bahu kanan kepunyaan laki-laki. Mereka sedang menceritakan tentang hal-hal konyol yang mereka sukai, kemudian mereka mulai tertawa lepas tanpa memedulikan lingkungan sekitarnya. Jika ada orang yang melihatnya selain Nalekha, mereka pasti akan iri terlebih Naila, sahabat Nalekha.

Ternyata Nalekha tidak ada salahnya untuk terlibat pada suatu kejadian yang sedang orang lain lakukan. Ia berada di belakang tempat duduk pun masih bisa menguping tetangga yang sedang jatuh cinta. Menumbuhkan nikmat rasa humoris di petang hari. Saking seriusnya, ia ikut tertawa.

Mendengarkan lelucon dari si pria bukanlah sekali dua kali mendengarkan humor baginya, karena canda sepasang remaja di dalam bus yang dimaksud sangatlah lucu.

Tiba-tiba, Nalekha teringat pada sosok laki laki yang pernah menyatakan cinta padanya. Setelah pernyataan cinta berlalu, laki-laki itu menghilang tanpa jejak dan tidak diketahui ia berlari ke arah mana.

"Kamu udah punya pacar, Nak?" tanya kakek mengagetkan Nalekha dari lamunannya.

"Hah? Ah itu. Saya tidak pacaran, Kek."

"Kakek lihat kamu anak yang baik. Kakek doakan, kamu mendapat jodoh yang baik,” tutur Kakek.

"Terima kasih, Kek. Saya kira busnya sudah sampai. Saya duluan, ya, Kek. Assalamualaikum," Nalekha tersenyum malu dan beranjak dari kursi menuju ke pintu keluar bus.

Salah tingkah pun bermula. Nalekha yang baru dinyatakan lulus, malah ia sudah didoakan perihal jodoh. Ia senyum sendiri mengingat dirinya tak pernah berpikir sejauh itu. Sebab masih banyak sekali urusan yang harus ia selesaikan sebelum dirinya menginjakan kaki ke pelaminan.

-NALEKHA-

Nalekha [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang