[06] Rainbow

1.8K 102 0
                                    

"Aku bahagia bersama kamu. Walau seperti nya, kamu lebih nyaman tanpa ku."

Play Now: imagination🎶

•••

"Ra, pinjem pulpen!" Pinta Farah seraya merapikan poni nya hati-hati dengan pandangan kearah cermin mini yang selalu ia bawa kemanapun dia aku rok abu-abu nya.

Vera yang sedang memasang earphone di telinga nya terpaksa melepaskan sebuah earphone dari sebelah telinga, lalu menatap Farah menantang. "Emang lo siapa?"

Farah menatap Vera kesal, bibir nya mengerucut dengan alis menyatu kebawah. "Vera pelit! Harus nya gue tau dari awal kalo lo gak mau minjemin."

"Bagus, deh. Jangan pinjem gue lagi!"

"Ver, plis dong. Lo juga kan pernah minjem pensil gue!"

Vera memutar bola mata nya malas. "Pensil ya pensil, pulpen ya pulpen."

"Curang!" Ketus Farah sebal lalu mengeluarkan hape nya cepat. Jemari nya mengusap-usap layar hape nya, lalu bibir nya bergerak seirama dengan jemari nya yang lincah. "Apdet status, pu-nya tem-en dari or-ok.. Pelit-nya min-ta am--pun!" bibir nya mencicit setiap ejaan yang ditulis nya.

"Ver, Far. Kalian pagi banget dateng nya?" Ucap Rea setiba nya ia dikelas.

Cewek berseragam paling putih mencolok karena masih baru dengan almameter lengkap di seragam nya itu meletakkan tas punggung nya ke kursi dan duduk disamping Vera, cewek yang mengangguk singkat saat Rea menyapa nya tadi.

Farah menatap Rea ceria, lalu mendekati teman baru nya itu dengan senyuman lebar. "Pagi, Rea sayang!"

"Iya," balas Rea tak kalah ramah.

Jaka, cowok yang duduk di kursi paling belakang yang mendengar ucapan Farah menyahut keras. "BERISIK!"

"Ngikut aja, Jaka tarub mata keranjang!" Sahut Farah sebal.

Cowok yang sedang memainkan game dari ponselnya menatap tajam Farah. "Lo bilang apa?"

"Mata keranjang! Lo nggak pernah baca cerita jaka tarub apa? Yang ngintipin cewek mandi dikali!"

"Farah? Kamu jangan teriak-teriak, kuping aku bisa pecah nih." Protes Rea seraya mengusap kedua daun telinga nya.

Farah mengalihkan mata nya, lalu tertawa. "Haha, iya."

"Tau si Farah, bebeb gue kuping nya sakit nih." sahut Adam, lalu mengerling-ngerling kan mata nya kearah Rea.

Cowok yang baru datang itu memilih mengambil posisi didekat Rea, lalu merangkul pundak Rea sok akrab.

"Pagi, Reya.."

"Eh?" Rea menggerakan bahu nya, melepaskan tangan Adam. "Nama ku bukan Reia, maaf."

"Ya, itu panggilan sayang tau."

Rea tersenyum lebar dibuat-buat, lalu singkat waktu menatap Adam tajam dengan ekspresi datar. "Jangan panggil sayang-sayang!"

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang