"Jangan pernah mencoba tertawa, saat diri mu sedang terluka. Aku tahu, kamu tak sekuat itu." -Rea.
•
Play Now: Cinta luar biasa🎶
•••
"Re, nanti kirim alamat rumah lo ya. Jangan lupa!" Ujar Jaka seraya mengerlingkan sebelah mata nya genit, memberikan kesan sok imut bagi Rea.
"Dih, kamu jangan modus ya Joko! Aku gak suka." seru Rea geram.
Farah dan Vera saling menatap, lalu mengalihkan pandangan mereka ke arah Rea yang hanya mengangguk sebagai jawaban tanpa menjawab. Cewek berjepit rambut stroberi dengan jepit rambut Bintang dibawah nya itu menekan bibir nya, pasrah.
Bola mata bening kecokelatan itu akhir nya beralih kearah Vera, kesal. Andai aja Vera mau jadi Cinderella.
Seolah mengerti yang dipikirkan Rea dengan tatapan tajam nya, Vera mengalihkan pandangan nya untuk menghindari hubungan kontak mata dengan Rea. Vera menautkan jemari nya dibelakang tubuh nya, lalu bersiul-siul dengan mata mengarah ke atas dan berjalan memutar ke bawah.
Farah acuh, dia kembali meminum teh rasa apel nya seraya memainkan hape nya dengan khusyuk tanpa ambil pusing dengan sikap Rea dan Vera.
Kantin memang belum ramai, karena ketiga siswi itu langsung cepat-cepat mengambil langkah seribu untuk mencari meja yang jumlah nya lebih sedikit dari jumlah siswa/i di SMA Cempaka. Juga, Rea ingin menghindar dari Jaka yang terus-terusan mengingat kan tentang latihan tambahan dirumah nya atas usul dari Dinda selaku ketua kelas.
Tetapi seperti nya tetap saja, Jaka ternyata sudah mendekam di meja kantin sebelum Rea dan teman-teman nya datang.
Memikirkan nya, Rea menjadi jengkel. Bukan nya Rea tidak suka dengan kepribadian Jaka yang jorok. Tetapi Rea tidak begitu suka saja dengan sikap Jaka yang cenderung petakilan dan terkenal badboy. Cewek itu dengan sebal mengambil sebotol sambal cabe yang terlihat 'mematikan' dengan banyak biji kecil di sambal tersebut, dengan kesal Rea menekan perut botol sambal itu hingga mangkuk bakso nya yang belum tersentuh sama sekali itu berubah menjadi seperti 'lautan merah' dan 'magma' yang dahsyat. Bahkan Farah dan Vera saja yang melihat nya hanya bisa membelalakan mata kaget.
"Woy, itu makanan woy!" Farah menyambar sebotol sambal yang berkurang banyak itu dari tangan Rea. "Yah, si pinter. Padahal gue cuman pesen minuman kan niat nya mau ngincip bakso lo, Re." keluh nya lalu meletakkan botol sambal ke tempat nya semula.
Rea frustasi, lalu menyenderkan kepala nya ke telapak tangan dengan sikut bertumpu pada meja kantin. "Duh, aku grogi. Gara-gara Vera, nih!"
"Gue aja terus." Sahut Vera tanpa melirik kearah Rea yang mencebikkan bibir nya kesal. "Gue kan cuman ber-argumen aja, gue gak mau jadi Cinderella."
"Ya tapi Argumen kamu nyiksa aku, tau!"
"Derita lo."

KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa
Roman pour Adolescents"Kasa, Hati kamu sebuta mata kamu ya?" Rea menyeka air mata nya yang turun, memejamkan mata nya seolah enggan menatap laki-laki tunanetra didepan nya. Kasa tersenyum tipis, beranjak dari kursi panjang ditengah-tengah taman yang mereka duduki. "Gue n...