[13] Kiss

1.4K 82 15
                                    

"Terkadang, gue benci dimana gue harus terlihat lemah didepan lo." -Kasa.

Jangan Salfok sama titlle nya, okay :"))

•••

"Mau kemana?" tanya Desi sambil melanjutkan menggulung adonan diatas Telenan, menatap kearah Rea sekilas yang sedang mencari-cari sesuatu.

"Ke taman," Jawab Rea tanpa menoleh kearah Desi sedikit pun. Cewek yang sekarang ini mengenakan kemeja berlengan sepertiga dan celana pendek hitam itu masih sibuk menggeledah nakas dapur dengan mata jelalatan.

Gusar, Cewek berbando bintang berwarna kuning itu menendang pelan nakas didepan nya.

"Nyariin apa, sih?" tegur Desi jengah. "Jangan kasar kenapa, sih."

"Bedak bayi Rea nggak ada, Ma. Perasaan tadi pagi pas mau berangkat ke sekolah Rea taruh disini, tapi sekarang nggak ada." Ujar Rea gusar.

Desi mencuci tangan nya di wastafel dapur, mengeringkan tangan nya dengan lap kering. Wanita itu mendekati nakas dapur, membantu mencari apa yang Rea maksud.

"Lagian kenapa ditaruh didapur? Kamu aneh-aneh aja, deh." omel Desi geram.

"Ya tadi pagi Rea mau buru-buru ambil minum dikulkas sambil bawa bedak, terus nggak sempet balikin ke kamar soalnya telat." Sanggah Rea.

"Akhir-akhir ini kamu sering ke taman?"

Rea mendadak bungkam, ia sudah tidak berniat lagi mencari bedak bayi nya. Sekarang Rea hanya Menginginkan Desi menghilang didepan nya, atau Desi melupakan pertanyaan nya.

Kan malu juga kalau Rea menjawab bahwa Rea ingin bertemu dengan Seorang Kasa.

"Karena lo suka dia?"

Pertanyaan Ken kemarin membuat Rea syok setengah mati. Bagaimana bisa Ken menanyakan hal yang membuat Rea sensitif seperti itu?

Lagipula mustahil juga, kan? Mungkin saja Kasa hanya tidak ingin berbagi teman ke pada orang lain. Kasa sendiri juga pernah bercerita bahwa Kasa selalu dipandang miring oleh kebanyakan orang. Mungkin Kasa merasa tidak mau saja kehilangan Rea yang notabene nya adalah satu-satu nya TEMAN.

masuk akal kan?

"Ma, Rea pergi langsung aja deh." Ujar Rea gugup, nyengir lebar.

Desi mengernyitkan dahi, berpikir keras dengan tatapan curiga. "Loh, kenapa?"

"Nggak, nggak apa. Lagian aku udah buru-buru,"

Desi lalu paham dengan gelagat Rea, lalu menunjuk Rea dengan tatapan memicing iseng. "Mau ketemu cogan, ya?"

Rea memutar bola mata nya malas. Demi apa, Rea selalu ingin lari dari hadapan Desi kalau Mama nya itu mengungkit-ungkit 'Cogan' didepan Rea. Rea paham kalau Desi hanya bercanda saja, tapi tetap saja Rea jadi sedikit sensitif.

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang