Lupakan aku, ini adalah pilihan ku. Bahagia lah, buka mata mu untuk ku. Bangkit lah bersama kenangan kita, pertahankan siapapun perempuan setelah aku. Aku bahagia pernah mengenal mu, Kasa.
-Rea.
•
Now play: Waktu yang salah🎶
•••
Empat bulan kemudian..
Hari bergulir dengan cepat, mendorong malam kepada pagi. Matahari mengusir bulan, dan bulan mengusir matahari. Waktu berjalan, kemudian takdir mengajak nya berlari. Manusia-manusia bumi terlena, mengabaikan segala resiko waktu yang tak akan berjalan mundur.
Penyesalan itu nyata, senyata api yang membakar kayu kemudian menjadikan kedua nya sebagai abu. Hal yang paling menyakitkan adalah ketika kita menyesali sesuatu yang telah pergi tanpa pernah bisa kembali. Hal yang paling membuat manusia menjadi merasa yang paling terbodoh adalah ketika kita meminta orang yang tulus mencintai kita pergi, meskipun hati meminta ia kembali.
Semua kisah abu-abu itu terjadi kepada Kasa.
Saat ini Cowok itu merasa bahagia, ketika perban putih yang melilit kedua mata nya dibuka. Kasa bisa melihat dengan jelas bagaimana cantik wanita yang selama ini telah menjaga dan menemani nya didunia ini. Cowok itu merasakan sebuah keajaiban, ketika ia bisa melihat dengan jelas bagaimana wajah ayu Desi yang tengah berdiri di sisi ranjang sambil tersenyum membesuk nya. Disebelah Desi, Kasa bisa melihat seorang laki-laki dewasa yang terlihat lebih muda daripada usia nya.
Kasa tahu, itu adalah Ayah dari Ken.
Dan Ken, Kasa belum melihat nya. Hati kecil nya bertanya-tanya, apakah Ken juga memiliki wajah setampan Willy?
Kemudian, Kasa menatap ke arah langit-langit ruangan inap rumah sakit. Putih, bersih dan mengesankan.
Mungkin setelah ini Kasa akan memiliki hobi baru selain mendengarkan musik, melihat isi dunia.
"Bun-da?"
Kirana meneteskan air mata nya, lalu berjalan mendekati Kasa dan memeluk cowok itu. Bahu Kirana bergetar, menandakan bahwa wanita itu menangis.
Kasa membalas pelukan Kirana, Kasa baru menyadari bahwa Kirana tampak lebih tua dari usia sebenar nya. Tidak, Kasa tahu akhir-akhir ini Kirana lebih sering termenung sendirian entah karena apa.
"Kasa, kamu udah bisa lihat Bunda." Lirih Kirana tidak percaya. Bahagia, haru dan kalut bercampur menjadi satu perasaan. Wanita itu melepaskan pelukan nya, menyeka lembut sisa-sisa air mata di pipi tirus nya.
Kasa tersenyum tipis, Jujur Kasa tidak pernah membayangkan bahwa hari didetik-detik ini akan ada. Kasa pikir, ia akan menjalani hidup nya bersama kegelapan yang abadi. Tanpa pernah mengenal cahaya, atau bahkan warna-warni cantik dari sang pelangi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa
Teen Fiction"Kasa, Hati kamu sebuta mata kamu ya?" Rea menyeka air mata nya yang turun, memejamkan mata nya seolah enggan menatap laki-laki tunanetra didepan nya. Kasa tersenyum tipis, beranjak dari kursi panjang ditengah-tengah taman yang mereka duduki. "Gue n...