"Mungkin, Engkau benar perihal aku yang terlalu bodoh untuk menanggung sebuah resiko betapa sakit nya menaruh harapan kepada mu. Tapi semua telah berjalan, mengalir bagai air. Sampai akhir nya, air itu memenuhi wadah nya dan membuat harapan-harapan ikut serta tenggelam."
•
mungkin- Melly goeslaw
•••
"Ma, Kasa itu bohong!" Sentak Rea entah yang sudah keberapa kali nya, seraya menelungkupkan wajah nya kembali di lipatan tangan diatas lutut nya.
Malam ini, langit sedikit kelabu. Mendung, tetapi hujan tidak kunjung turun. Langit seolah menjanjikan penduduk bumi tentang hujan, tetapi seperti nya janji itu seolah sebuah angin yang berhembus begitu saja.
Malam ini, tidak banyak bintang yang bertebaran di langit. Bulan hanya menampakkan diri dari celah gumpalan awan abu-abu, semesta seolah ikut mendengar perseteruan kedua insan remaja sore ini.
Rea masih berada di posisi nya semula, memeluk lutut nya diatas ranjang dengan kepala diatas lipatan lutut. Bahu nya bergetar, suara isakan masih terdengar jelas. Sedari tadi, Desi hanya duduk disamping Rea dan menenangkan perempuan remaja itu dengan suara lembut. Tetapi Rea tidak menggubris, ia malah marah ketika Desi mengatakan bahwa mungkin Kasa bukan lah orang terbaik untuk nya.
"Sayang, kamu jangan terlalu memaksa Kasa.." Tutur Desi lagi. "Sesuatu dari apa yang kamu paksa akan berbuah nggak baik,"
Rea mengangkat wajah nya yang sembab, rambut nya acak-acakan. Ia menggelengkan kepala nya, "Nggak, Ma! Rea tau, Kasa itu bohong!!"
"Sayang, kamu harus lepasin Kasa. Dia udah nolak kamu, kan?"
"Rea yakin, Kasa juga---"
"Rea, Mama sedih liat kondisi kamu kayak gini terulang lagi. Mama nggak pengen liat kamu ngerasain kehilangan yang sama kayak kita kehilangan Papa,"
Rea merasa tubuh nya disengat oleh tegangan listrik yang kuat, ia menyeka air di wajah nya dan menatap Desi dengan mata memberat karena mulai membengkak. Kemudian, tangis nya pecah saat melihat Desi ikut terisak kecil.
"Ma, maafin Rea.." Cewek itu memeluk Desi erat, bahu nya kembali bergetar. "Rea cuman.. Rea.. Nggak bisa tanpa Kasa. Rea.."
"Apa Mama harus ngirim kamu lagi ke Perancis, supaya kamu bisa ngelupain Kasa? Kamu bisa mulai hidup baru disana,"
Mata Rea lagi-lagi memanas, seolah menuntut rintikan air mata yang lebih deras dari pemilik nya.
Rea tidak menyangka, Desi akan melakukan nya demi nya. Bahkan, Desi rela harus berpisah lagi dengan nya. Kenapa Rea baru sadar? Kalau Desi begitu menyayangi nya lebih dari ia mencintai Kasa. Bahkan Desi nyaris rela memberikan kesempatan nya bahagia dengan Willy, demi hubungan Rea dan Ken.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa
Teen Fiction"Kasa, Hati kamu sebuta mata kamu ya?" Rea menyeka air mata nya yang turun, memejamkan mata nya seolah enggan menatap laki-laki tunanetra didepan nya. Kasa tersenyum tipis, beranjak dari kursi panjang ditengah-tengah taman yang mereka duduki. "Gue n...