"Gue sakit,"
"Serius? Apa yang sakit? Sekarang masih sakit?"
"Dada gue sakit, sekarang masih."
"Ayo aku anter ke dokter, takut nya parah."
"Kejauhan, gue ajari bikin obat nya ya?"
"Lah.. Emang nya bisa? Gimana?"
"Cukup lo jangan pergi, tetap disini."
•
Jangan ketawa liat mulmed nya💙
•••
"Jadi sekarang Rea lagi pergi sama Ken ya?" gumam Kasa pelan, bagai bisikan yang keluar dari bibir tipis nya.
Tubuh Kasa di hempaskan ke ranjang nya, Cowok itu melepaskan kacamata nya dan menyibakkan anak rambut yang sebagian menutupi wajah nya.
Mata cokelat bening yang indah.
Cowok itu tersenyum paksa, walau rasa nya ada yang menikam hati nya saat ini. Nafas nya terasa berat, setiap kali ia membayangkan sedang apa Rea bersama Ken disana.
Seharus nya, Kasa yang ada disamping Rea saat ini. Bukan nya Ken. Itu yang ada dikepala Kasa saat ini.
Gue suka sama Rea, iya nggak sih? Pikiran nya berputar-putar.
Tangan Kasa mengepal, memukul kepala nya kesal beberapa kali ketika ia kembali mengingat Rea. Tidak ada yang bisa Kasa lakukan, Cowok itu bahkan tidak tahu tempat dimana Rea dan Ken berada. Yang pasti, Ken mengajak Rea pagi-pagi tadi untuk sarapan keluar.
Semua Kasa dengar dengan jelas dari percakapan Desi dilantai bawah, ketika Kirana menanyakan perihal Rea yang tidak ikut serta. Mendengar nama Rea, telinga Kasa seolah melupakan suara-suara disekeliling nya.
Mungkin, Kasa benar-benar mencintai Rea.
"Apa Rea suka sama cowok itu?"
"Sejak kapan Rea deket sama cowok itu? Ken 'kan anak pindahan. Jangan-jangan satu sekolah."
Pertanyaan itu berputar di kepala nya, hingga rasa nya Kasa ingin sekali menghacurkan segala yang ada dikepala nya. Dada nya semakin sesak, Kasa bisa gila!
Cowok itu menghela napas, tangan nya terulur ke langit-langit kamar nya. "Iya lah, Jelas Rea milih Ken. Dia sempurna!"
Kasa bangkit, cowok itu terduduk di sisi ranjang dengan rambut acak-acakan. Sedari tadi, cowok itu terus memikirkan Rea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa
Jugendliteratur"Kasa, Hati kamu sebuta mata kamu ya?" Rea menyeka air mata nya yang turun, memejamkan mata nya seolah enggan menatap laki-laki tunanetra didepan nya. Kasa tersenyum tipis, beranjak dari kursi panjang ditengah-tengah taman yang mereka duduki. "Gue n...