Together

1.4K 69 1
                                    

Mulmed: Rendy Aldrian Syaputra
——————

Sasa pov

Udah satu tahun gue sama Bisma tinggal bareng. Iya gue udah kelas XII, dan jabatan Waketos gue udah di cabut. Dan selama satu tahun ini, Bisma mulai ngurangin panggilan dia dari guru BK, dia sekarang juga jarang pergi ke klub malem. Pergi paling kalo dia stres (emang dari sononya udah stres sih).

Pernah dulu, pas Bisma baru pulang tengah malem dan dia bau alkohol. Gue sengaja nggak nyamperin dia ke klub karena gue tau, Bisma bakalan nggak suka kalo gue ke sana. Dia ngelarang gue buat masuk, padahal sendirinya juga masuk.

Gue panik, gue khawatir, akhirnya gue memutuskan buat nelepon Rendy sama Rizal. Akhirnya, mereka ngebantuin gue, Bisma di baringin di kamar. Trus gue sama kedua temen Bisma ada di ruang tengah, kata Rizal ada yang pengen dia omongin.

Orang tua Bisma cerai, gue juga udah tau sih. Orang tua Bisma cerai karena ada kesalahan tentang perusahaan. Dan orang tua Bisma berantem sampai ayahnya Bisma gugat cerai istrinya karena udah bosen.

Tapi, tanpa mereka sadari, Bisma melihat adegan itu. Seketika hati Bisma hancur, nggak nyangka kalo orang tuanya bakal cerai. Dan akhirnya, Bisma marah sama orang tuanya dan ngurung diri di kamar selama berhari-hari.

Dan pada suatu saat, Bisma keluar dari kamarnya. Pake' baju sekolah, tapi berantakan, orang tuanya kaget. Ini bukan Bisma banget. Ayah Bisma berusaha mencegah Bisma, tapi Bisma nggak nggubris sama sekali. Bahkan sarapan pun nggak.

Dan alasan Bisma pergi ke klub adalah buat nenangin diri. Kalo Bisma pergi ke klub, berarti Bisma ada masalah sama orang tuanya. Dan kebetulan, masalah Bisma waktu itu adalah, Bisma menguras habis uang mamanya.

Mamanya langsung marah dan ngebentak Bisma suruh ganti rugi. Ngomel dari pagi sampe' petang. Dan Bisma hanya diam nggak nanggepin mamanya. Dan dia pergi ke klub sampe' malem.

Dan disitu gue sadar, Bisma butuh sandaran. Bisma udah terlalu lama sendiri, ya walaupun ada Rendy sama Rizal, tapi Bisma butuh orang yang nemenin dia, ngehibur dia. Akhirnya, gue rela kalo sewaktu-waktu Bisma butuhin gue. Gue bakal selalu siap.

Sasa pov end

"Bisma, kalo habis nyuci piring tuh tempat cuciannya sekalian dibersihin, biar nggak keliatan kotor." Ucap Sasa mengomeli Bisma. "Nggak ah, gue males." Ucap Bisma sambil mengambil air mineral dari dalam kulkas.

"Ck, jadi orang males banget, sih." Dumel Sasa. "Kenapa? Kalo gue males entar istrinya brewokan?" Sewot Bisma. "Mana ada cewek berwokan." Ucap Sasa. "Ada tuh, Iis Dahlia." Ucap Bisma.

"Itu kumis, Bis, bukan brewok, lo cowok kok nggak bisa bedain kumis sama brewok sih." Omel Sasa. "Biarin, nggak ngaruh juga." Ucap Bisma sambil duduk menunggu masakan Sasa matang.

"Keras kepala." Ucap Sasa. "Eh, Bis, coba rasain deh." Ucap Sasa, dan Bisma pun langsung memakan makanan yang disodorkan oleh Sasa. "Nice. Tapi kok keknya kebanyakan garam, ya?" Ucap Bisma.

"Ah, masa?" Ucap Sasa tidak percaya, lalu Sasa mengambil sedikit makanan. "Nggak asin, kok. Lidah lo aja yang bermasalah." Ucap Sasa. "Kata orang, kalo cewek masak trus masakannya asin, berarti dia minta dinikahin." Ucap Bisma.

"Nggak! Lo jangan ngaco deh, gue masih mau sekolah." Ucap Sasa marah. "Yaudah, itu masakannya diperbaiki dulu." Ucap Bisma. "Kok lo kek chef sih, Bis? Disini kan gue yang masak." Tanya Sasa. "Udah, sono, gue tunggu di depan." Ucap Bisma dan Sasa pun memperbaiki masakannya.

Ting tong

"Bisma, buka pintunya!" Teriak Sasa dari dapur. "Iya, bawel." Jawab Bisma lalu membuka pintu apartemen.

TROUBLEMAKER & GOOD GIRL [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang