"Aww, pelan-pelan!"
"Ini udah pelan-pelan."
"Shh...aww!!"
"Yaelah, gitu aja sakit." Ejek Bisma
"Sakitlah, bego! Ini tangan gue kena pisau!" Kesal Sasa sambil meniup tangannya yang terkena pisau.
"Lo, sih dibilangin keras kepala. Siapa juga yang nyuruh lo buat masak." Omel Bisma yang membuat Sasa mengerucutkan bibirnya.
"Bibirnya nggak usah dimonyongin, gue cium tau rasa lo." Ucap Bisma yang membuat Sasa salting."Apaan sih." Ucap Sasa sambil memukul bahu Bisma.
"Adaw! Sakit, bego!" Teriak Bisma karena Sasa memukul bahu Bisma yang memar.
"Aduh, gue nggak sengaja, sorry ya." Ucap Sasa sambil mengelus bahu Bisma.
"Situ doang yang di elus, yang bawah enggak?" Ucap Bisma yang membuat Sasa menghentikan aktivitasnya.
"Sembarangan!" Ucap Sasa sambil memukul bahu Bisma.
"Adaw!! Sakit woy!!" Ucap Bisma kesakitan.
"Bodo!" Ucap Sasa lalu meninggalkan dapur dan menuju ke ruang tengah.
"Eh, Ta." Panggil Bisma, namun Sasa tidak menjawab dan tetap berjalan.
Sasa pun duduk di sofa dan menyalakan tv. Tiba-tiba, Bisma duduk di dekatnya. Sasa menggeser tubuhnya menjauhi Bisma, namun Bisma tetap mendekatinya, sampai Sasa berada di pojok sofa.
"Minggir." Ucap Sasa dingin namun tidak didengarkan oleh Bisma.
"Lo tuh–"
Belum selesai Sasa berbicara, Bisma menngecup bibir Sasa. Sasa pun melebarkan matanya, terdiam kaku dan tidak bisa berkata apa-apa. Sasa ingin berontak, namun kedua tangannya dicekal oleh Bisma.
Cukup lama Bisma menempelkan bibirnya di bibir Sasa hingga pada akhirnya Bisma melepasnya. Sasa pun menghirup oksigen secara rakus, entah sejak kapan ia menahan nafasnya.
Bisma menatap wajah Sasa yang memerah. Bisma terkekeh, ia harap Sasa tidak akan memarahinya lagi seperti kejadian satu tahun yang lalu. Sasa yang sadar sedang diperhatikan oleh Bisma, langsung menunduk.
"E-elo ngapain ngeliatin gu-gue?" Tanya Sasa gugup.
"Because, you're so beautiful." Jawab Bisma yang membuat jantung Sasa berdetak dengan cepat.
Oh God! What happen with me?! Batin Sasa seraya menjauhkan dirinya dari Bisma. Menurutnya, keadaan seperti ini tidak baik untuk kesehatan jantungnya, karena dapat menyebabkan suatu gejala yaitu jantung berdebar-debar.
Bisma menarik Sasa untuk mendekat dan melingkarkan tangannya di perut Sasa.
"Lo masih inget janji kita yang di rooftop itu?" Tanya Bisma.
Sasa berpikir, namun nihil, ia tidak bisa mengingat kejadian apapun yang ada di rooftop. "Nggak. Emang apa?" Tanya Sasa.
"Gue dulu pernah bilang, kalo lo harus selalu ada di deket gue kalo lo pengen sikap gue berubah," ucap Bisma.
"Dan sekarang, gue udah berubah." Sambung Bisma yang membuat mata Sasa berkaca-kaca."Ja-jadi, gue harus pergi?" Tanya Sasa dengan suara yang gemetar.
Bisma menghela napas, menundukkan kepalanya. Sementara Sasa, perlahan air matanya jatuh tanpa diundang.
"Tapi, lo nggak harus pergi." Ucap Bisma yang membuat Sasa mendongak ke arah Bisma.
"Karna gue nggak akan ngebiarin lo pergi." Ucap Bisma yang membuat Sasa tersenyum sumringah.
KAMU SEDANG MEMBACA
TROUBLEMAKER & GOOD GIRL [COMPLETED]
Teen FictionSepenggal kisah tentang seorang cowok yang bernama Bisma. Terkenal karena pembuat rusuh di sekolahan atau sering disebut Troublemaker. Tak hanya pembuat rusuh, namun ia juga sering pergi ke klub malam. Namun di suatu hari, pihak sekolah sudah tidak...