Married

1.2K 46 3
                                    

Christina Perri–Thousand Years.

“Hal yang paling indah di hidupku adalah dapat memilikimu seutuhnya tanpa adanya penghalang di antara kita.”


Sasa pov

Hari ini, gue bakal nikah sama Bisma. Rasanya tuh, ya seneng lah pastinya nikah sama orang yang kita cintai. Setelah menjalani proses yang begitu melelahkan, gue dan Bisma akhirnya lulus dengan nilai yang memuaskan. Bahkan gue sempet nggak percaya kalo Bisma di peringkat ke-dua. Lah, kok bisa? Iya, katanya Bisma itu emang udah pinter dari dulu, plus karena dia itu pengen bales dendam sama ortunya, dia jadi pura-pura bodoh deh.

Hari ini bakal jadi hari terbahagia sekaligus tersedih di hidup gue. Bahagia karena gue nikah sama Bisma, dan sedih karena abis melangsungkan pernikahan Bisma harus segera berangkat ke US.

Kenapa ya, Bisma harus kuliah di US? Kan di Indo juga ga pa-pa. Eh? Astaga Sasa jangan gitu, Bisma ngelakuin itu semua juga karena lo kali. Tapi bukan keinginannya Bisma juga sih. Udahlah abaikan.

"Sa, kamu nggak apa-apa?" mama duduk di samping gue yang lagi duduk di depan meja rias. Gue memandangi wajah gue yang terlihat cantik dengan riasan yang nggak terlalu menor.

Gue menarik napas dalam-dalam, "Nggak pa-pa," jawab gue sambil senyum ke mama.

"Maaf kalo selama ini mama belum bisa jadi mama yang baik buat kamu," mama berucap sambil meneteskan air matanya. Gue yang ada di sampingnya langsung menghapus aur mata mama.

"Ma, ga ada mama yang nggak baik di dunia ini, semua mama itu baik, cuma cara mereka aja yang berbeda-beda dalam mengasuh anaknya. Dan bagi Sasa, mama itu adalah mama yang paling baik, mama harus tau itu," ucap gue.

Mama natap gue, mungkin dia terharu dengan kata-kata mutiara yang keluar dari mulut gue. Mungkin abis ini mama bakal sediain kertas sama pena buat nulis setiap kata yang keluar dari mulut gue.

Bangsul! Lagi melow aja masih bisa ngelawak.

"Mama bangga sama kamu, kamu bisa nerima mama walaupun kadang mama bikin kamu kesel, bikin kamu marah, tapi kamu tetep nggak benci sama mama," ucap mama.

"Karena Sasa tau, apa yang mama lakuin ke Sasa itu juga demi kebaikan Sasa, jadi Sasa nggak berhak buat benci ke mama," ucap gue.

Mama ngangguk abis itu meluk tubuh gue. Gue bisa ngerasain jiwa keibuan dari pelukan mama. Kenapa sih waktu berjalan cepet banget? Padahal gue masih pengen menghabiskan waktu sama mama dan papa.

"Ekhem," suara deheman dari arahbpintu ngebuat kami berdua melepaskan pelukan, ternyata papa.

"Mempelai pria udah datang, ayo cepat turun ke bawah," suruh papa.

"Iya, pa," jawab gue.

Gue langsung turun ke bawah ditemani sama orang tua gue. Sumpah, gue gugup banget. Gue bener-bener nggak nyangka bakal nikah di usia yang begitu muda.

Gue udah sampai di aula pernikahan. Gue langsung duduk di samping Bisma. Bisma senyum yang nggak tau kenapa bikin gue pengen menjerit. Sementara mama sama papa duduk di sebelah gue. Penghulu langsung memulai acara ijab qobul.

Acara dimulai dan gue bisa ngerasain Bisma yang gugup, begitu juga gue. Bisma menjabat tangan penghulu dan mulai mengucapkan serangkaian kata yang bakal ngebikin gue dimiliki oleh Bisma.

TROUBLEMAKER & GOOD GIRL [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang