4

15.2K 2.2K 136
                                    

Sosoknya hilang tak lama ia masuk kedalam mobil. Dengan rasa penasaranku yang tak tahu batas sopan santun aku membuka kantung plastik yang ku genggam ini.

Rupanya ini hanya berisikan sebuah sketch book berukuran A5 dan satu set watercolor beserta brush pen nya.

"Kayanya nih anak suka banget sama Renjun." Gumamku pada diri sendiri.

-o-

Aku kembali mengetuk pintu kamar Renjun, tidak ada jawaban dari dalam akupun memutuskan membuka kenop pintu dan masuk begitu saja.

Iya anak itu tidak mengunci pintunya lagi.

"Ini temennya nitip ini," Ucapku setelah membuka pintu dan masih melihat Renjun berkutik dengan Buku soalnya.

Anak ini hanya menatapku lalu pandangannya turun pada kantung plastik yang ku arahkan padanya.

Lagi-lagi ia mengerutkan alisnya.

"Eum, i-iya," Ucapnya dengan ragu dan dengan ragu pula menerima kantung itu.

Aku gemas melihatnya. Karna aku adalah manusia dengan rasa ingin tahu yang tinggi, melihat gelagat Renjun membuatku ingin meneliti- tidak menelisik—ah nggak! Menelusuri,

Apasih!

Intinya aku ingin mengetahui lebih dalam dari anak misterius nan kikuk ini.

"Kayanya kamu mau masuk FSRD ITB ya?" Aku melakukan pendekatan humanistik berdasarkan intuisi sok tahuku hanya dengan melihat peralatan gambar tadi.

"Eum, enggak sih."

Bgsd! intuisi ku salah, rasanya malu sekali. Jika bisa aku ingin menjadi pori-pori wajah bang Jaehyun saja.

Aku tergagap "a-ah kirain, soalnya temennya ngasih alat gambar sampe waterpen segala," ujarku masih mencoba menyelamatkan harga diriku.

Renjun yang kuajak bicara masih terus menari-narikan jemarinya diatas buku. Seketika berhenti dan menatapku, walau matanya sesekali memandang kebawah.

"Suka gambar aja, kalo buat kuliah belum nemu mau mana." Katanya dengan suara yang pelan namun masih bisa ku dengar.

Aku kembali merasa ini kesempatan yang bagus untuk melakukan pendekatan dengannya, agar setidaknya anak ini sedikit terbuka dan tidak kikuk amat.

Aku meluncur kearah kasur yang berada disebelah meja belajarnya, dengan pasti aku mendaratkan pantatku dipinggiran kasur.

"Kenapa belum nemu? SBM sebentar lagi loh," Sungutku bersemangat.

Yang kuajak bicara hanya mengerjapkan matanya memandangku.

"Eum, gimana ya Teh, Aku suka gambar buat melepas penat, kalo dijadiin tugas kuliah kan, malah bikin pusing nanti nambah beban," Ujarnya yang akhirnya lumayan panjang membuatku semakin mencondongkan badanku kearahnya.

"Kalo gitu selain gambar kamu suka apa?" Aku semakin bersemangat rasanya untuk menggali lebih dalam tentang Si Introvert ini.

Renjun menatapku sebentar sebelum akhirnya panik karna kedua nitra kami saling memandang.

"B-be-belajar!" Ucapnya begitu panik? Mungkin bukan panik, aku merasa dia seperti malu-malu tai kucing.

Apa kah salting?
helehh! Sakha ini halu sekali.

Aku menopang daguku dengan tangan kanan yang menyiku pada lengan kiri, "Hmm, kalo gitu, gimana kalo kita sharing? Biar bisa tau minat kamu kemana?" Tawarku padanya.

Bocah kikuk ini menatapku kaget, entahlah aku bingung mendeskripsikan nya. Sorot matanya sangat berbinar-binar saat aku mengajak sharing bersama.

Noona! ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang