Tunggu...
Mencari teori...
Otakku kembali berfokus pada kejadian semalam, sejak itu aku banyak berspekulasi bahwa Renjun phobia gelap, dan mungkin suara yang ia dengar hanya halusinasi.
Tapi apa semalam itu dia terkena serangan panik?
Apa aku harus menanyakan apa yang sebenarnya ada pada Renjun langsung pada Pak Huang sekarang? Ah tidak! Aku rasa tidak sopan menanyakan masalah keluarga.
Kalau begitu aku harus mencari tahu dan meriset nya sendiri.
-o-
"Bapak~"
Seorang lelaki yang tidak terlalu muda namun tidak juga tua memandangku, setelah aku memanggilnya dengan nada yang akrab. Lelaki dengan nametag 'Jaka' itu memandangku dengan jengah. Iya dia sudah bosan melihatku yang bulak-balik kearah mejanya.
"Apalagi sekarang?" Ucapnya menatapku tajam dibalik kacamata longgar sehidungnya.
Aku tersenyum cengegesan kearahnya, tidak enak juga mengganggunya terus. Namun apa daya yang kucari belum juga ditemukan.
"Asli deh pak, saya cari ke rak sana banyaknya psikologi seni." Ujarku sambari menunjuk rak buku yang dimaksud.
"Emang disini adanya itu, kamu mau bahas apa emangnya? Kan kampus seni, ya isiannya berbau seni." Jawabnya enteng kembali mengecek layar komputer.
"Elah pak psikologi dasar gak ada banget emang? Yang bahas mental-mental gitu loh..." keluhku.
Pak Jaka memandangku penasaran, seraya menaikkan sebelah alisnya dengan sisi ujung kumisnya berkedut. "Keur naon?" (Buat apa?)
tatapannya yang tajam seolah mengintimidasi, membuatku segan. Namun aku tetap harus mencari hal yang sudah menghantuiku beberapa kali ini."Saya kan Prodi Antropologi pak... bahas semua matkul dikampus ini dari dasar, sampe hal-hal kecil kaya kenapa kacamata bapak turun kebawah tuh di teliti gitu." Jawabku sangat ngawur, hingga membuat sang penjaga perpustakaan kampus ku ini merapikan kembali kacamatanya.
Berdehem,ia menunjuk lantai atas seraya berkata "Itu ada di lantai dua, dirak bagian kumpulan Jurnal-jurnal." Ucapnya, aku berterimakasih dan dengan cepat melangkahkan kakiku kearah tangga di lantai 2.
Lantai 2 perpustakaan ini lebih kecil dibandingkan lantai dasarnya, karna dihampit oleh 3 ruangan kelas dan komputer.
Jadi tidak sulit mencari rak jurnal karna semua rak diruangan tengah ini berisikan jurnal.
Kubaca tiap judul buku satu-persatu. Hingga menemukan beberapa buku yang kucari berada di lokasi paling ujung rak Jurnal ini.
"Perkembangan psikologi,pengantar psikologi sosial, psikologi umum, psikologi kritis." Aku bergumam membaca title buku satu persatu.
Bingung, iya aku bingung yang mana yang sebenarnya mempunyai jawaban atas pertanyaanku. Dengan yakin aku mengambil buku Psikologi umum. Karna pada dasarnya kita harus mengetahui dulu secara garis besar kan?
Aku menuruni anak tangga kembali ke lantai dasar, bermaksud mencari meja kosong agar aku leluasa membaca. Namun belum sampai aku di dasar tangga, aku merasa buku ku kurang, jadi aku kembali keatas dan mengambil semua buku tentang psikologi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Noona! ✔️
Fanfiction[SUDAH TERBIT TERSEDIA DI SHOPEE] ❌TIDAK ADA BAB YG DI HAPUS❌ Kuliah itu pusing! apalagi Skripsi! demi tanda tangan dosen pembimbing, rela deh lakuin apa aja yang penting lulus! Tapi kebayang nggak tuh, kalo dititipin anaknya buat syarat lulus skrip...