Noona! ✔️

36

"Teh?"

Suaranya terdengar menjauh, disisi lain aku mendengar suara yang familier.

"Nggak ada Ren?"

Itu Jeno, ia sedang tepat di depan pintu ruangan ini.

"Nggak ada Jen, ke kampus gitu?"

"Tapi mobilnya mah ada kan," sambung Jeno.

"Iya sih, di kamar gitu?"

Oh, tidak.

Di dalam kamarku, masih ada boneka dan buku dongeng miliknya.

Akan sangat bahaya jika ia menemukannya. Tapi aku tidak bisa untuk keluar dari sini.

Aku hanya berharap ada kejaiban, setidaknya dari Jeno.

Tapi, sepertinya tidak...

-o-

Aku mengigit kuku-kuku jari tanganku. Berpikir cepat apa yang harus kulakukan, disisi lain Jeno dan Renjun masih mempertanyakan keadaanku.

"Kamar lu kali, cek dulu." Sergah Jeno.

"Kamar gue kebuka, No, liat aja."

Tak terdengar suara Jeno membuatku semakin panik. Tanpa pikir panjang aku mengetuk keras pintu kayu ini.

Tok!

"Lu denger suara nggak?"

Aksiku berhasil mendistraksi Renjun, sepertinya ia mendengar ketukkanku.

Kali ini Jeno bersuara, "ha?"

Tok!

Aku mengetuk sekali lagi, kurasa Jeno menyadarinya karena aku merasa benturan kecil di pintu ini.

"Tuh!" Seru Renjun. Ia merasa yakin jika ini bukan suara dari halusinasinya.

"Gerbang depan kali, coba cek," titah Jeno terdengar dari suaranya.

Sesaat aku merasakan suasana hening dan tak lama pintu berbahan kayu ini terbuka pelan. Menunjukkan sosok belakang milik lelaki bernama Lee Jeno.

Aku melesat keluar, persis di belakang Jeno yang menutup lagi pintunya. Aku melihat sekilas Renjun sedang menuju kemari.

Jeno berbisik, "cepet, simpen boneka sama bukunya! Jangan sampe keliatan."

Akupun pergi berjalan cepat menuju kamarku. Menyimpan buku dan boneka itu dalam laci sedang, yang ku kunci.

Aku kembali keluar kamar, kembali berdiri di dekat Jeno yang kini sudah berada diambang pintu kamarku.

Aku merasa dewi fortuna sedang mengarah padaku.

"Kata aku juga, simpen!" Rutuk Jeno dengan suara kecil. Aku hanya bisa menunduk mengakui kelalaianku.