Pupil bulatnya yang indah begitu berwarna hitam layaknya langit malam. Perasaan aneh selalu menyelimutiku setiap kali aku memandang netra rupawannya itu, aku selalu merasa sesak setiap kali memandangnya lebih dalam.
Seolah Gelap manik itu menghisap apapun layaknya lubang hitam yang amat dalam dan menyakitkan, sehingga aku merasa ada perasaan perih terkikis, dan sedih.
"Samain aja." Tutupku dengan seutas tulus senyum kepadanya.
-o-
"Jadi, kenapa kamu sama Bang Jae gibahin aku?" Todongku saat Renjun sedang mengigit burgernya.Renjun memandangku dan memutar matanya keatas seolah berfikir. "Awalnya bang Jaehyun cuma nanya kenapa aku bareng sama teteh, trus aku jawab mulai kemaren teteh nginep...." terjeda sebentar saat ia menatapku ragu.
"Terus dia bilang kalo teteh tuh galak tapi gemesin kudu hati-hati sama teteh." Jelasnya sedikit dengan nada yang kecil dan menunjukan raut wajah ragu namun polos.
Wajahnya membuatku tidak bisa marah, ataupun protes.
Iya seharusnya aku marah pada bang Jaehyun, ia seperti menyebarkan aib orang kan? Padahal aku baik seperti ini.
Baik...
Iya kan?
Jadi apa maksud bang Jaehyun pada Renjun?"Terus kenapa kamu bilang bang Jaehyun suka teteh?" Tanyaku setelah sekelebat pikiran muncul.
Renjun terdiam, ia memandangku lagi namun sekarang mencoba menghindari Kontak mata.
"Rahasia."
Katanya dengan suara yang kecil.
Sedikit tercengang dengan anak ini yang memutuskan menyimpan rahasia. Mungkin itu adalah boys-talk antara dia dan JaehyunTapi kenapa aku sangat penasaran?
"Cih main rahasia-rahasiaan nggak seru," desisku menyeruput cola. Sedikit merajuk dengan harapan mungkin ia akan terpancing dengan cara ini.
Lagipula aku tidak percaya Bang Jaehyun suka padaku, aku hanya penasaran.
Renjun terkekeh melihat tingkah ku yang cemberut dan mengusap bibirnya dengan tissu "Harusnya teteh bersyukur ada orang kaya bang Jae naksir teteh."
Gotcha!
"Kamu juga harus nya bersukur ada cewek secantik Jiheon naksir kamu."
Aku membalikan perkataan. Bermaksud agar dia tanpa sadar menggali pembicaraan dengan Jaehyun dan berujung mengetahui maksud Jaehyun yang katanya menyukaiku.
Tapi ternyata dia anak yang pintar.
"Kok tau namanya?"
Pertanyaan nya membuatku merasa skak mat. Seolah aku tertangkap basah sudah kepo dengan urusannya dan sedang menggali dirinya.
Renjun menatapku dengan bingung. Membuatku semakin mati gaya, tanpa sadar aku terkekeh untuk menutupi rasa maluku "Eh? Kemaren nanya namanya ehe." Ucapku kikuk, berharap tidak ketauan berbohong oleh anak ini.
Renjun hanya menatapku polos dengan lamat, namun secara perlahan sorot mata nya yang ceria kembali sayu dan menatap makanan di hadapannya.
Seolah memang ada sebuah hal yang mengganjal dihatinya. Ia hanya memainkan kentang diatas saus, membuat suasana hening diantara kami. Dan bersuara lagi.
"Aku nggak bisa ngasih balik perasaan aku ke dia teh."
Ucapanya yang dingin seolah menambah kesan suasanya yang semakin dingin diantara kita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Noona! ✔️
Fanfiction[SUDAH TERBIT TERSEDIA DI SHOPEE] ❌TIDAK ADA BAB YG DI HAPUS❌ Kuliah itu pusing! apalagi Skripsi! demi tanda tangan dosen pembimbing, rela deh lakuin apa aja yang penting lulus! Tapi kebayang nggak tuh, kalo dititipin anaknya buat syarat lulus skrip...