1 - first meeting

8.1K 250 0
                                    

welcome bagi yg baru pertama kali baca cerita aku 🥳🥳

revisi 15/06/20

***

Menjadi anak berprestasi, ada plus minusnya. Plusnya semua nilaimu akan aman dan sudah dipastikan naik kelas, minusnya kau akan merasakan rasanya disuruh guru untuk mengajar murid lain bak asisten utama. Setidaknya tulah yang dirasakan Yoora.

Yoora anak terpintar di sekolahnya, ia adalah murid ranking 1 paralel, tak heran guru sering menyuruh Yoora untuk menggantikan mereka, karena Yoora bukan tipikal anak yang akan menolak guru, jadi dia hanya bisa pasrah dan menuruti saja kemauan gurunya.

Namun ini aneh, untuk pertama kalinya Yoora disuruh mengajar di hari libur, di malam natal, yang benar saja. Yoora ingin menolaknya mentah- mentah namun kali ini ada bayarannya dan nominalnya cukup besar, membuat Yoora sempat tersedak minumannya sendiri membaca pesan dari gurunya.

Guru Yoora tidak memberi tahu nama dari murid yang akan ia ajar secara private ini, yang Yoora tahu hanya murid ini orang yang jarang masuk sekolah, itulah kenapa ada kelas khusus untuknya.

"Eomma, aku akan pergi ke sekolah besok,"

Ibu Yoora yang tengah menuangkan air panas ke cangkir menghentikan aktifitasnya dan menatap anaknya bingung.

"Kau tidak ikut acara makan bersama besok?"

"Tentu aku ikut, acara makan bersama keluarga kita kan malam,"

"Memang apa yang akan kau lakukan di sekolah?"

"Hmm...sebut saja aku bekerja,"

"Mwo?" 'apa?'

"Aku akan membelikan eomma kue beras kesukaan eomma nanti saat pulang,"

Ibu Yoora hanya bisa menggelengkan kepalanya tidak mengerti dengan anaknya.

***

Ekspektasi tidak sesuai realita, Yoora hampir saja ketiduran menunggu orang yang akan ia ajar ini, bagaimana Yoora tidak kesal? ini sudah 1 jam lebih Yoora duduk di kelas seorang diri.

"Ya! orang itu niat belajar atau tidak sih?!" omel Yoora berbicara pada dirinya sendiri.

Tak selang beberapa detik setelah Yoora mengucapkan kalimat itu, ada seorang pria berlari menuju kelas yang sedang Yoora duduki sekarang lewat jendela kelas. Orang itu tinggi dan pakaiannya serba hitam bahkan ia memakai masker, Yoora sempat merinding melihat penampilannya yang mengerikan bagi Yoora.

"Eumm...apa kau tahu Song saem dimana?" 'guru' tanya pria itu saat membuka pintu kelas dan terkejut dengan tidak adanya kehadiran Song saem. Dari situ Yoora langsung tahu, dia murid yang akan ia ajari.

"Jadi itu kau? aku ditugaskan saem menggantikan tugasnya, dia tidak bisa mengajar hari ini," pria itu sempat mematung selama beberapa detik sebelum akhirnya ia berjalan ragu mendekati Yoora dan menarik bangku tepat dihadapannya.

"Jadi kita mulai dari mana? beritahu saja materi yang perlu kau pelajari bab apa?" Yoora dapat melihat jelas pria di depannya ini sangat tidak nyaman, bahkan ia masih memakai topi.

"Mmm...ini terlalu cepat ya? kita belum berkenalan," gumam Yoora.

Pria di depan Yoora yang sedari tadi nampak gelisah langsung otomatis mendongak menatap Yoora.

"Aku Kim Yoora dari kelas B, hmm aku sering menjadi asisten guru, jadi percayalah kepadaku," ucap Yoora dengan tersenyum seramah mungkin. Pria itu tetap kaku dan bingung ingin membalas apa.

"Eungg...kau tidak ingin mencoba memperkenalkan diri atau kau ingin melepas topi dan maskermu?" tanya Yoora lagi.

Perlahan pria itu menuruti saran Yoora untuk melepas topinya.

Hah dia mengecat rambutnya? tidak kena detensi?

Batin Yoora, karena ia bisa melihat jelas bahwa rambutnya berwarna merah. Selanjutnya ia melepasnya maskernya walau dengan perasaan ragu. Yoora tersenyum saat akhirnya ia bisa melihat wajah pria itu.

Yoora sebenarnya membatin dalam hati jika pria di depannya ini serius sangat tampan.

"Great! jika seperti ini kau tidak akan pengap di dalam kelas," komen Yoora dan malah membuat pria itu bingung.

"K...kau tidak mengenalku?" tanya pria di depan Yoora, Yoora menatap pria itu lagi dan mengerutkan keningnya.

"Mmm...bukankah kau belum memperkenalkan diri, bagaimana aku bisa tahu kau siapa?" tanya Yoora polos membuat pria di depannya itu tertawa kecil, sadar jika perempuan di depannya ini serius tidak mengenalnya.

"Jeon Jungkook imnida," 'namaku Jeon Jungkook' ucap Jungkook singkat.

"Kelas apa?" Jungkook tampak berfikir karena bingung harus menjawab apa.

"C," jawab Jungkook asal karena faktanya ia tidak punya kelas akibat jadwalnya yang selalu padat, jadi ia selalu mendapat kelas tambahan di hari liburnya.

"Benarkah? aku tidak pernah melihatmu, ah mungkin karena kelas kita jauh," ucap Yoora asal, Jungkook hanya tersenyum sebagai jawaban.

"Hmm, tapi wajahmu sangat tidak asing, aku benar benar bodoh dalam menghafal wajah orang," ucap Yoora lagi kali ini dengan tawanya.

"Oh iya, maaf memotong waktumu, kau ingin belajar bab apa?" tanya Yoora lagi. Jungkook tersenyum lalu ia mulai membuka bukunya.

***

"Jungkook-shi...kau salah 6 dari 10 soal," Jungkook menghela nafas dan menaruh kepalanya di meja cukup keras membuat Yoora kaget.

"Aku sangat bodoh," gumam Jungkook.

"Eyy jangan seperti itu, tenanglah aku akan mengajarimu sampai kau bisa Jungkook-shi," Jungkook mengangkat kepalanya dan menatap Yoora yang tengah tersenyum kepadanya, ada sesuatu di senyum Yoora yang membuat hati Jungkook terasa lebih hangat hanya dengan memandangnya.

"Sampai aku bisa?" terselip sebuah ide di otak Jungkook hingga ia bisa melontarkan pertanyaan tadi.

"Ne tentu saja," 'iya'

"Apa kita bisa bertemu lagi setelah ini?" tanya Jungkook membuat Yoora menghentikan tangannya yang sedari tadi tengah menulis soal baru untuk Jungkook.

"Maksudmu kau ingin aku mengajarimu lagi di lain hari?"

"...iya,"

Bukan itu maksud Jungkook, tapi Jungkook mengiyakannya saja.

"Mau kap—"

"Nanti malam jadwalmu kosong?" potong Jungkook.

"Kau ingin belajar lagi nanti malam?" Jungkook menganggukan kepalanya.

"Mian tapi aku memiliki acara makan malam dengan keluargaku, besok bagaimana?" 'maaf'

"Deal,"

Itulah pertemuan awal mereka, singkat tapi menyimpan banyak kenangan. Sejak saat itu mereka sering berhubungan sampai akhirnya Yoora mengetahui Jungkook adalah salah satu member dari bts, grup idol yang di sanjung sanjungkan adiknya sendiri.

Yoora sempat marah kepada Jungkook selama kurang lebih dua hari karena ia sangat malu tidak dapat mengenali Jungkook selama ini, hingga di hari ketiga Jungkook baru bisa menemuinya untuk minta maaf secara langsung dan di hari itu juga Jungkook menyatakan perasaannya kepada Yoora.

Dari situlah mereka memulai cerita yang sebenarnya.

***

makasi suda membaca cerita aku 💜 - 🌤

Jungkook ImaginesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang