42 - fall in love

1.1K 77 11
                                    

"Bantu aku,"

Jungkook mendongak untuk melihat siapa orang yang tiba- tiba memberinya buku note tebal di depannya secara tiba- tiba dan meminta bantuannya.

Yoora menyilangkan tangannya sambil menatap Jungkook. Jungkook melepas earphonenya sebentar dan kembali menatap Yoora.

"Apa kita saling kenal?" tanya Jungkook dengan nada dinginnya. Yoora berdehem dan duduk tepat di depan Jungkook.

"Itu...kau bisa mempelajarinya untuk ujian minggu depan, aku yakin jika semua rangkumanku akan keluar di ujian," ucap Yoora menunjuk notes tebal yang tadi sengaja ia letakkan dengan cukup keras di depan Jungkook.

"Aku tidak membutuhkannya," balas Jungkook pelan sebelum menyumbatkan earphone ke telinganya lagi. Yoora memejamkan matanya berusaha menahan emosinya sendiri.

"Ya! dengarkan aku..." Jungkook kembali menatap Yoora untuk kedua kalinya kali ini dengan tatapan aneh.

"Aku tidak akan mau meminta bantuan, tapi aku benar benar membutuhkan bantuanmu, tolong aku!" eluh Yoora.

"Aku tidak akan membantu—"

"Nilai ujian tertulismu...buruk bukan?" sela Yoora, ucapan Yoora tadi membuat fokus Jungkook benar benar kepada perempuan aneh di depannya.

"Ah begini, aku akan memperkenalkan diri terlebih dahulu agar membuat ini semua lebih jelas, aku Kim Yoora...kau kenal dengan namaku?" tanya Yoora.

"Tidak," balas Jungkook singkat. Yoora menghela nafas.

"Intinya bantu aku dalam ujian praktek, bayarannya aku akan membantumu dalam ujian tertulis okay? kau Jeon Jungkook nilai tertinggi di ujian praktek, jadi aku mohon bantu aku,"

Jungkook menutup bukunya dan berdiri membuat Yoora ikut berdiri. Jungkook menatap Yoora dan membungkuk sebelum pergi meninggalkan Yoora yang mematung di tempatnya.

"WAH! ORANG ITU BENAR- BENAR—-" Yoora tersadar jika ia sedang berada di perpustakaan, ia segara meminta maaf pada orang- orang yang menatapnya.

"Aish apa dia meremehkanku?!" gumam Yoora kesal sebelum mengambil notenya kembali dan pergi dari tempat itu.

***

Yoora menatap sinis Jungkook yang duduk tepat di depannya sekarang, entahlah kenapa mereka di pasangkan di praktek kali ini.

"Pegang ini," ucap Jungkook menyerahkan pipet yang berada di tangan Jungkook kepada Yoora. Yoora tertawa kecil.

"Siapa kau bisa menyuruhku?" tanya Yoora mengambil pipet lain.

"Apa kau sedang bercanda sekarang?" tanya Jungkook. Yoora menatap Jungkook.

"Kau yang memulainya," balas Yoora mengingat kejadian di perpustakaan seminggu yang lalu.

Jungkook menghiraukan Yoora dan segera mengisi kertas praktikumnya.

"Dasar gila," gumam Yoora.

***

"Kau tahu Kim Yoora?"

Jungkook yang sedang fokus mengisi kertas praktikumnya itu sedikit terganggu dengan bisik bisikan kelompok belakangnya.

"Kim Yoora? Ah! si penghuni perpustakaan itu?"

"Shhhuuuttt jangan terlalu kencang orang itu tepat berada di belakang kita,"

"Ah dia yang itu...apa kau tahu aku dengar dia pernah pingsan saat belajar di perpustakaan, aku kasihan kepadanya,"

"Setahuku...dia akan di keluarkan dari kampus ini jika nilainya tidak sempurna di ujian berikutnya, beasiswanya akan di lepas,"

"EHEM," Jungkook berdehem cukup keras membuat kedua orang di belakang Jungkook itu akhirnya terdiam. Yoora menatap Jungkook.

"Kau benar benar aneh," ucap Yoora. Jungkook tetap diam dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

Ia kembali menatap Yoora sejenak memikirkan kalimat dua orang di belakangnya tadi.

"Ya! kenapa kau melihatku seperti itu!"

***

"Ne! Kamsahamnida!" semua orang membungkukkan badannya sebelum dosen keluar dari ruangan.

"Argh! akhirnya selesai juga, aku ingin makan!" banyak orang mengeluh sambil melepaskan jas lab mereka.

Jungkook dan Yoora sempat kembali bertatapan namun Yoora berdiri terlebih dahulu dan melepaskan jas labnya.

bug

Jungkook memeluknya dari belakang secara tiba- tiba.

"Heol!" teriak teman sekelasnya menatap mereka berdua.

"Ya! ayo tinggalkan mereka berdua!" Yoora melebarkan bola matanya dan berusaha lepas dari Jungkook.

"Apa yang kau—"

"Diamlah," bisik Jungkook tepat di belakang telinga Yoora membuatnya merinding dan mematung di dekapan Jungkook.

Setelah ruangan kosong dan menyisakan mereka berdua, Jungkook melepaskan pelukannya. Yoora pangsung membalikkan badannya.

"A..apa itu tadi?!" teriak Yoora. Jungkook menghela nafas.

"Pakai kembali jas labmu," perintah Jungkook. Yoora menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Bukankah aku sudah berkata kepadamu untuk tidak menyuruhku—"

"Noda merah!" ucap Jungkook sedikit mengencangkan suaranya agar Yoora berhenti berbicara.

"Apa?"

"Ada noda merah di celanamu," lanjut Jungkook dengan suara pelan. Yoora kembali melotot dan berusaha menatap celana belakangnya.

"Aish! bagaimana ini!" Yoora panik dan menatap Jungkook dengan muka memerah karena malu.

"Apa banyak?" tanya Yoora.

"Cukup...banyak," balas Jungkook membuat Yoora kembali panik. Yoora hendak memakai jas labnya kembali, namun ia sadar jas labnya juga sudah terkena noda merah itu walaupun tidak banyak namun tetap saja kelihatan.

Yoora tiba- tiba berjongkok membuat Jungkook bingung dan terkejut, terkejut karena ia mendengar suara tangisan Yoora tiba- tiba. Dengan kaku Jungkook ikut berjongkok di depan Yoora.

"Kenapa?" tanya Jungkook. Yoora menatap Jungkook.

"Kenapa kau harus melihatku seperti ini sekarang...aku malu!" teriak Yoora dan kembali menangis.

Jungkook membuka jas labnya dan tiba- tiba ia menaruh jas labnya di atas kepala Yoora menutupi wajah Yoora.

"Pakai itu dan...jangan menangis, mukamu jelek jika menangis," Yoora terdiam, Jungkook berdiri dan berjalan untuk keluar dari lab.

"Ujian praktek...aku akan membantumu,"

Yoora mematung saat mendengar kalimat Jungkook, dengan cepat ia mengambil jas lab Jungkook yang menutupi wajahnya, dan Jungkook sudah pergi.

Disaat itulah Yoora merasakannya. Jantungnya yang berdetak dengan tidak normal. Yoora berfikir, sepertinya ia mulai jatuh kepada lelaki bermarga Jeon itu.

***

Side story

Jungkook berjalan menjauh dari lab, ia berjalan cepat menuju toilet dan masuk ke salah satu bilik. Setelah memastikan terkunci, Jungkook menyenderkan badannya ke pintu.

"Aku sudah gila, kenapa aku memeluknya?" gumam Jungkook.

"Argh! benar- benar memalukan!" eluh Jungkook merasa dirinya sudah tidak normal. Bukan tidak normal karena membantu Yoora, tapi karena detak jantungnya yang terasa lebih cepat dari biasanya.

***

haiii maaf gais baru update lagi, love yall 💜💜

Jungkook ImaginesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang