48 - overwork

1.1K 93 4
                                    

sorry tadi unpub bentar, wattpad aku error de keknya haduh puyeng aku

***

Yoora menghela nafas saat melihat Jungkook memasuki ruang studionya. Sudah hampir 3 minggu Jungkook terlalu memaksakan dirinya untuk bekerja lebih dari biasanya.

Akhir akhir ini ketika Jungkook pulang ia akan langsung masuk ke studionya sendiri. Awalnya Yoora membiarkan Jungkook, namun Yoora mulai khawatir saat 2 minggu yang lalu ia bangun tidur dan melihat Jungkook yang masih belum beranjak dari depan komputernya.

"Kook," panggil Yoora dengan menepuk pelan bahu Jungkook mengingat Jungkook yang sedang mengenakan headsetnya.

"Hm," jawab Jungkook setelah memundurkan headset bagian kanannya sehingga ia dapat mendengar Yoora.

"Ayo makanlah, aku sudah bertanya kepada Jimin oppa, kau belum makan malam," ajak Yoora dengan lembut.

"Tidak, aku perlu menyelesaikan lagu ini," ucap Jungkook dengan nada dingin tanpa menatap Yoora, saat Jungkook ingin membenarkan letak headsetnya, Yoora menahan pergelangan tangan Jungkook, membuat Jungkook akhirnya menatap Yoora, Yoora tidak menyukai tatapan Jungkook yang seperti ini, Yoora bisa melihat jika Jungkook menyiratkan kekesalannya hanya lewat pandangan matanya.

"Kook, apa kau sadar jika kau terlihat pucat dan kurusan akhir- akhir ini?" tanya Yoora dengan nada khawatir.

Jungkook menarik pergelangan tangannya kencang membuat Yoora kaget dan mundur beberapa langkah kebelakang, tanpa sengaja Yoora menyenggol meja dibelakangnya, membuat lembar lembaran lirik lagu Jungkook jatuh berserakan ke lantai.

"K..kook maaf, aku tidak—"

"Apa yang kau lakukan?!" bentak Jungkook sambil melepaskan headsetnya dan bahkan membantingnya membuat Yoora benar benar menciut, tidak tahu harus melakukan apa.

"Kenapa...kenapa kau..." Jungkook memejamkan matanya berusaha menahan emosinya dan menghela nafas.

"Bisakah kau tidak mendekatiku dan keluar dari sini sekarang?" lanjut Jungkook dengan nada yang lebih tenang namun tetap menusuk. Yoora mengulum bibirnya dan tanpa mengatakan apapun, Yoora akhirnya keluar dan menutup pintu studio Jungkook. Yoora menatap dua piring berisi makanan favorit Jungkook dengan nanar. Namun sepertinya nasibnya lebih menyedihkan di banding dua piring makanan itu.

Baiklah, jika itu yang Jungkook mau pikir Yoora sebelum mengambil handphone beserta mantelnya dan pergi keluar rumah, ia menuruti perintah Jungkook untuk menjauhinya sementara, dan ia sendiri juga tidak ingin di dalam suasana yang sesak dalam rumah itu.

Sebenarnya Yoora tahu apa yang membuat Jungkook berubah. Jungkook mendapat banyak cibiran dari orang- orang bahkan fansnya sendiri di karenakan banyak rumor yang beredar tentang Jungkook, di tambah sebulan yang lalu Jungkook terlibat dalam kasus kecelakaan mobil ringan, namun media membesar besarkan masalah itu membuat Jungkook terlihat sangat bersalah dalam kasusnya.

Jungkook selalu berkata pada Yoora jika ia tidak pernah peduli dengan rumornya, namun Yoora tahu jika Jungkook sangat terpukul dengan semua rumor tidak masuk akal itu. Itulah yang membuat Jungkook memaksakan dirinya untuk bekerja lebih dari biasanya.

Namun tetap saja, di luar posisi Jungkook, Yoora juga tetap punya perasaan, Yoora juga mempunyai hak untuk marah.Yoora mengerti jika mungkin ia bersalah karena telah mengacak kertas lirik lagu Jungkook tapi itu semua berawal dari Yoora hanya mengkhawatirkan Jungkook, tapi berakhir mendapat bentakan dan tatapan kekesalan dari Jungkook.

***

Jungkook menghela nafas setelah akhirnya berhasil menyusun kertas liriknya, ia kemudian duduk termenung di kursinya. Jungkook mengacak rambutnya kesal, kesal terhadap dirinya sendiri. Jungkook merasa seperti ia pantas mendapat penghargaan pacar terburuk sekarang, Jungkook tidak pernah membentak Yoora sebelumnya, ia merasa sesak mengingat wajah takut Yoora saat Jungkook membentaknya.

Aku harus meminta maaf kepadanya batin Jungkook.

"Yoora," Jungkook membuka pintu kamar perlahan, takut Yoora sudah tertidur. Jungkook mengerutkan keningnya ketika sadar jika ranjangnya masih rapih, berarti Yoora tidak di kamar.

"Yoora," panggil Jungkook ulang namun kali ini dengan nada panik. Jungkook menyadari jika mantel Yoora yang selalu tergantung di pojokan kamar itu tidak di tempatnya, berarti Yoora pergi keluar.

"Bodoh, bodoh, bodoh," umpat Jungkook pada dirinya sendiri. Dalam waktu sekilat Jungkook sudah pergi menggunakan mobilnya untuk mencari Yoora.

***

Yoora menghapus air matanya yang keluar menggunakan punggung tangannya. Yoora menatap sekelilingnya.

"Kenapa aku disini," gumam Yoora. Sempurna sudah nasibnya malam ini, ia tersesat, dan bodohnya handphonenya habis baterai. Bahkan suasana malam ini terasa begitu dingin sampai menusuk kulit Yoora rasanya, padahal ia sudah mengenakan mantel. Yoora mengangkat kakinya ke bangku dan memeluk kedua kakinya pasrah, mungkin ia akan tidur kedinginan di sini malam ini namun semua pikiran itu langsung tergagalkan saat mendengar suara itu, suara Jungkook.

"Yoora!" Jungkook berlari mendatangi Yoora dengan selimut di tangannya. Jungkook langsung menyelimutinya dan duduk di sebelah Yoora.

"Yoora..." Yoora mengangkat kepalanya dan menatap Jungkook.

"Kenapa kau baru datang...," ucap Yoora dengan suara parau karena ia kira ia benar benar hilang di tempat yang entah apa namanya itu, kedua ia bersyukur Jungkook berhasil menemukannya walau ia masih sangat kesal dengan Jungkook. Jungkook menggenggam tangan Yoora.

"Pukul aku semaumu, aku pantas mendapatkannya," ucap Jungkook sambil mengarahkan tangan Yoora ke arahnya. Yoora menatap tangannya yang digenggam oleh Jungkook, entah sudah berapa lama Jungkook tidak menggenggamnya seperti ini.

Yoora kembali mengeluarkan air matanya membuat Jungkook benar benar dimakan rasa bersalah.

"Jangan menangis, aku mohon," ucap Jungkook menghapus air mata Yoora menggunakan tangan satunya yang masih kosong. Berakhir Jungkook menangkup pipi Yoora membuat Yoora kembali menatapnya.

"Aku merindukanmu," ucap Yoora akhirnya. Tanpa menunggu lagi Jungkook langsung menempelkan bibirnya ke bibir Yoora. Jungkook baru menyadarinya, Jungkook baru sadar jika ia serindu ini dengan Yoora, kenapa ia bisa begitu bodoh membuat Yoora dan dirinya sendiri tersiksa seperti ini.

"Maafkan aku, maafkan aku Yoora," balas Jungkook di sela sela ciuman mereka.

Setelah beberapa menit Yoora menepuk bahu Jungkook membuat Jungkook melepaskan ciuman mereka karena ia tahu Yoora kehabisan pasokan udara.

"Kau sudah gila," gumam Yoora dengan pipinya yang bersemu merah mengingat mereka sedang berada di tempat umum walau Yoora tidak tahu mereka berada di mana. Jungkook terkekeh dan menarik Yoora ke dalam pelukannya.

"Aku mencintaimu Yoora, dan maafkan aku," ucap Jungkook sambil mencium kening Yoora.

"Hmm aku memaafkanmu," baru saja beberapa detik sejak Yoora berkata itu, Jungkook melonggarkan pelukan mereka dan menatap Yoora bingung.

"Kau tidak membalasnya?"

"Hah?"

"Aku mencitaimu juga, kau tidak berkata seperti itu," eluh Jungkook membuat Yoora mau tidak mau tertawa dibuatnya.

"Kenapa kau tertawa?" ucap Jungkook yang lebih mirip seperti rengekan itu, inilah Jungkook yang Yoora kenal. Jungkooknya sudah kembali.

"Iya aku sangat sangat sangat mencintaimu bodoh,"

***

p.s. gais wattpad lagi sering error?

Jungkook ImaginesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang