39 - Nightmare

1.4K 97 0
                                    

Yoora
Kook
kau dimana?
Ya!
Jeon Jungkook!
cepatlah jemput akuu

Kookie
sebentar lagi aku akan sampai
sabarr

Yoora
CEPAT

Jungkook tertawa kecil melihat pesan dari Yoora, Yoora itu di sebut sebut perempuan tergalak dulu di sekolah, namun siapa sangka seorang Jeon Jungkook bisa bertahan dengan gadis galaknya itu selama 8 tahun.

Jungkook tidak dapat berhenti tersenyum sambil sesekali melihat kotak beludru yang ada di kursi sebelahnya. Itulah alasan Jungkook sedikit telat untuk menjemput Yoora, Jungkook harus mempersiapkan semuanya sebaik dan sesempurna mungkin untuk melamar gadisnya itu.

Hari ini adalah hari jadi mereka yang ke 8, sebulan yang lalu Jungkook memutuskan untuk memberi tahu hubungannya dengan Yoora ke media, dan hal itu di respon dengan cukup baik oleh para fans. Dan sepertinya bulan ini Jungkook akan menggegerkan media kembali.

Jungkook menginjak remnya perlahan memberhentikan mobilnya di pinggir jalan, hanya untuk sebentar karena Yoora yang berada di seberang jalan.

Jungkook melambaikan tangan kepada Yoora sambil tersenyum, Yoora yang melihat pria serba hitam melambaikan tangannya kepadanya langsung ikut tersenyum. Tanpa hitungan menit Yoora langsung mengetahui jika itu adalah Jungkook.

Yoora langsung berjalan menuju tempat Jungkook. Namun ada yang janggal, Yoora bisa melihat raut muka Jungkook yang berubah.

"YOORA!"

brak

***

"Andwae! andwae! Yoora tetap buka matamu!" teriak Jungkook sambil berlari mengikuti ranjang Yoora yang di dorong dengan cepat oleh beberapa paramedis bersama dengan Jungkook.

Jungkook sudah tidak peduli lagi dengan imagenya, ia tidak peduli dengan pandangan orang terhadapnya. Yang terpenting adalah Yooranya. Yoora hanya diam dan tetap menatap Jungkook. Jungkook tidak dapat mengontrol tangisannya.

"Tuan mohon maaf tapi tuan tidak boleh masuk selam—"

"TIDAK!"

"AKU HARUS—"

"K...kook.." Jungkook berhenti berteriak karena secara tiba- tiba Yoora bersuara walau dengan suara yang hampir seperti bisikan.

"Yoora.." ucap Jungkook pelan berusaha mengontrol tangisannya.

"A...aku mencintaimu Jeon Jungkook," bisik Yoora sambil tersenyum tipis. Jungkook mencium bibir Yoora dengan cepat.

"Yoora...hari ini aku ingin melamarmu di rooftop sekolah seperti katamu, kau ingin aku melamarmu di tempat pertama kali kita bertemu," Jungkook meremas tangan Yoora.

"Jangan tinggalkan aku, aku mohon, aku mencintaimu Jeon Yoora,"

"Tuan maaf, pasien ini harus segera di operasi, dia telah kehilangan banyak darah, mohon menyingkir!"

***

Jungkook belum merubah posisinya yang duduk memeluk kedua lututnya di depan pintu ruang operasi.

Semua member telah datang dan sedari tadi mereka berusaha berbicara dengan Jungkook. Namun Jungkook tetap tidak merespon melainkan hanya menatap kosong ke arah depannya.

Tak lama setelahnya tiba- tiba lampu yang berwarna merah berubah menjadi hijau tanda operasi telah selesai di lakukan. Jungkook langsung berdiri menunggu dokter keluar dari ruangan.

"Yoora! Bagaimana dia?!" tanya Jungkook saat dokter keluar dari ruangan.

Namjoon yang melihat raut wajah para dokter itu langsung merangkul Jungkook.

"Maafkan kami, kami telah berupaya untuk menyelamatkan pasien, namun ia kehabisan terlalu banyak darah dan tidak terselamatkan, maafkan kami," para dokter itu membungkuk.

Semua member langsung menatap Jungkook dengan sendu. Jungkook langsung mendorong Namjoon dan memaksakan dirinya untuk memasuki ruang operasi Yoora.

Kaki Jungkook bergetar saat melihat sesosok wanita yang sudah di tutupi dengan satu kain putih besar. Jungkook perlahan mendekati wanita itu dan membuka kain putih tadi secara perlahan.

"T...tidak..."

"Tidak mungkin,"

"Yoora bangunlah!"

"Sayang! ayo bangunlah!"

Jungkook menggoyangkan tubuh Yoora namun tentu tidak ada respon. Namjoon memasuki ruang operasi dan dengan cepat ia menarik jungkook.

"Kook kau tidak boleh berada disini," bisik Namjoon. Jungkook menggeleng.

"YOORA!"

"YOORA!"

Jungkook terbangun dari tidurnya dengan keringat yang hampir membasahi sekujur tubuhnya. Ia menatap samping kasurnya yang kosong membuat Jungkook panik.

"Yoora!"

"Kim Yoor—"

"Ya! ada apa?!" tanya Yoora yang hanya berbalut handuk dan rambutnya yang masih basah lantaran ia sedang mandi dan kaget tiba- tiba Jungkook meneriaki namanya.

"Yoora.." Jungkook dengan langkah cepat langsung memeluk Yoora tidak peduli dengan badan Yoora yang masih basah.

"Jungkook! lepaskan! a— hei kau kenapa?" Yoora yang pada awalnya memarahi Jungkook berubah khawatir saat merasakan tubuh Jungkook yang sedikit bergetar menandakan ia sedang menangis.

"A..aku kira kau—"

"Apa kau bermimpi aku meninggal lagi?" tebak Yoora dengan cepat. Jungkook mengangguk dan mempererat pelukannya.

"Kook, aku selamat dalam kecelakaan itu, aku selamat kook-ah," ucap Yoora lembut sambil mengelus rambut Jungkook berusaha menenangkannya.

"Maafkan aku tidak menyelamatkanmu," ucap Jungkook dengan nada kecil.

"Kook! itu sudah 5 tahun yang lalu!"

Tiba- tiba ada kilatan dari luar jendela di susul dengan suara petir yang lumayan besar. Yoora melotot kepada Jungkook.

"W...wae?" tanya Jungkook bingung.

"JEONGSAN BODOH!" teriak Yoora mendorong Jungkook agar menjauh.

"Jeongsan?.."

"Ya! dia anakmu astaga!"

"EOMMA! APPA!" Yoora mendorong tubuh Jungkook dan hendak keluar kamar. Namun ia kembali berbalik badan dan menatap Jungkook.

"Ya! kau pergi ke kamar Jeongsan sana! aku belum memakai baju!" ucap Yoora sambil kembali mendorong tubuh Jungkook yang menutupi pintu kamar mandi.

Sejujurnya Jungkook masih linglung karena mimpi buruknya tadi. Tiba tiba tangisan Jeongsan terdengar.

"KOOK SANA PERGI KE KAMAR JEONGSAN!" teriak Yoora dari dalam kamar mandi.

Jungkook menggelengkan kepalanya seperti berusaha meluruskan pikirannya.

"Ne! appa datang!"

***

Maaf yaa lama ga update, karena uda mendekati uas tugas aku jadi numpuk bgt ga sempet buat bikin cerita hehe

love yall 💜💜

Jungkook ImaginesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang