51 - silent love

1K 95 14
                                    

"Aku tidak bisa menerima ini," suara yang terdengar tegas nan dingin itu menarik perhatian bagi hampir seluruh murid yang berada di koridor.

Bagaimana tidak? Seoyu, murid perempuran terpopuler di sekolahnya, dan menjabat sebagai ketua cheerleader itu baru saja di tolak oleh Jungkook si pria dingin, yang sejujurnya di kejar oleh banyak wanita, namun jarang ada yang berani sefrontal Seoyu mengingat sifat Jungkook yang 11 12 dengan patung itu.

Seoyu meremas bekal makan yang di tolak oleh Jungkook dan berdehem.

"K..kau serius?" tanya Seoyu yang masih tidak percaya jika ia baru saja ditolak dan secara tidak langsung dipermalukan sekarang. Jungkook hanya mengangguk dan berjalan meninggalkan Seoyu yang masih mematung, membuat beberapa murid berusaha menahan tawanya melihat Seoyu.

Yoora yang tengah menaruh barangnya di loker juga ikut menahan tawanya melihat kejadian itu, seorang Seoyu ditolak itu kejadian langka. Salah sendiri, sudah diperingati untuk tidak bermacam macam kepada pria bermarga Jeon itu, namun ia masih berani menyetakan perasaannya kepada Jungkook, di depan umum pula.

"Dia melihatmu," bisik Hyejin, teman dekat Yoora. Yoora menatap Jungkook dan benar saja Jungkook tengah menatapnya.

Inilah hal yang membuat Yoora sedikit tertarik menatap kejadian tadi. Percaya atau tidak Jeon Jungkook sering menatapnya, terlalu sering, apalagi jika terjadi kejadian semacam ini, entah bagaimana tapi tatapan mereka pasti selalu bertemu. Awalnya Yoora menghiraukan hal itu dan menganggapnya hanya sebuah kebetulan, tapi ini adalah bulan ke 5 mereka sering bertatap tatapan seperti sekarang.

Tidak pernah ada sepatah kata yang muncul dari mereka, Jungkook maupun Yoora hanya akan saling melewati seperti tidak terjadi apa - apa diantara mereka. Yoora tidak mau mengakui ini, namun ia dapat merasakan jantungnya yang seperti berehenti sedetik setiap tatapan mereka bertemu.

"Astaga dia mendatangimu, gotta go," Hyejin melepas rangkulan tangannya dan pergi ke kelas terlebih dahulu mengingat bel jam pelajaran masuk sudah berbunyi tadi. Hari ini, pertama kalinya Jungkook mendatanginya.

Okay tenang, tenang batin Yoora kepada dirinya sendiri.

"Apa kau ingin mengatakan sesuatu?" tanya Jungkook masih dengan nada dinginnya. Yoora mengerutkan keningnya bingung dengan pertanyaan Jungkook tersebut.

"Tidak," jawab Yoora singkat.

"Kenapa kau selalu menatapku?" Yoora mengangkat satu alisnya, tidak menyangka Jungkook akan berbicara dengannya seperti ini.

"Maaf sebelumnya, tapi bukankah kau yang sering menatapku duluan?" tanya Yoora balik. Koridor sudah sepi dikarenakan pelajaran sudah di mulai, dan bodohnya mereka berdua masih berada di luar sekarang.

Hening.

Mereka berdua sama sama terdiam, namun tidak dengan batin mereka. Yoora dan Jungkook tengah memikirkan apa yang harus ia katakan lagi.

"Kau,"
"Kau,"

Yoora maupun Jungkook menghentikan kalimatnya karena mereka mengucapkannya di waktu bersamaan. Yoora mati matian menahan senyumnya, lain dengan Jungkook yang menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal.

"Kau duluan,"
"Kau duluan,"

Batin Yoora berteriak, secara mental Yoora sudah meloncat loncat kesana kemari karena degup Jantungnya yang tidak terkontrol sekadang.

"...persetanan," umpat Jungkook.

Belum juga Yoora memberi reaksi atas umpatan mendadak Jungkook tadi, tiba- tiba Jungkook menarik tangannya dan berlari menuruni tangga.

Jungkook ImaginesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang