*****
Budayakan Vote sebelum membaca, dan comment setelah membaca :)• BAGIAN EMPAT •
"Dugaanku salah. Seorang telah mengetahui apa yang kumiliki."
*****
Gelap, adalah keadaan yang sangat tidak aku sukai.
Namun, tidak lama setelah itu, seberkas cahaya mulai terlihat mendekatiku. Dan tak lama setelah itu, semuanya terlihat jelas.
Sebuah ruangan. Kotor dan tidak terawat. Beberapa barang terlihat rusak dan terbengkalai.
"Hallo Anna. Bagaimana kabarmu?"
Aku menatap ke belakang, ke arah pemilik suara itu. "Siapa kamu?" tanyaku dengan suara ketakutan.
Seorang lelaki dengan pakaian berwarna kuning keemasan. Dan baju yang dia kenakan mengeluarkan sebuah sinar.
Entah berapa umurnya, aku tidak tahu karena seluruh wajahnya tertutup oleh tudung.
"Akhir-akhir ini kamu sering menggunakan kekuatanmu untuk hal yang tak berguna bukan? Bagaimana perkembangannya?" tanya pria itu.
Dia melangkah mendekatiku. Dan refleks aku mundur, menjauh darinya.
"Ayolah, jangan takut. Aku tidak akan melukai dirimu," ucapnya dengan mengulurkan tangannya kepadaku.
Aku menggeleng cepat, "Tidak, aku tidak tau siapa Anda."
"Kamu akan menemukan milikmu. Kamu akan memilikinya, dan kamu akan bebas menggunakannya. Sesukamu, tanpa takut ada orang lain yang tahu," ujarnya. Aku tidak tau apa maksud dari perkataannya itu. Sangat rancu.
"Aku tidak mau!!" tolakku kembali. "Pergi dari sini!"
"Ikutlah bersamaku, Anna."
"Maka kamu akan bebas."
☘ ☘ ☘
Aku bangun, mengubah posisi tidurku menjadi duduk. Keringat dingin menetes, membasahi dahi dan tubuhku.
Aku mengusap wajahku, menghilangkan keringat yang bercucuran. "Mimpi itu lagi?"
Sudah lebih dari lima kali aku bermimpi kejadian tersebut dan semua yang terjadi sama persis. Tempat dan orang yang selalu muncul tidak ada yang berubah.
Entahlah, aku tidak tau apa yang diinginkan oleh pria itu. Yang jelas, ketika dia bertemu denganku, selalu dan selalu mengajakku untuk ikut dengannya. Dan juga bertanya tentang kekuatanku. Astaga! Jadi dia sudah tau kalau aku memiliki kekuatan?
Aku menatap ke arah samping kiri, di mana jam weker tergeletak di sana. Pukul lima lebih empat puluh.
"Na, kamu sudah bangun? Mandi dulu terus sarapan." Itu suara Mamahku dari balik kamar.
"Iya, Mah!"
Aku segera beranjak dari kasur, merapikan selimut yang masih membalutku dan meletakkannya di atas bantal.
Aku mengambil handuk dan dengan cepat, aku melesat ke kamar mandi.
Tanpa tunggu lama, hanya perlu sepuluh menit aku sudah keluar dari kamar mandi dengan balutan seragam sekolah.
Usai rambutku benar-benar kering, aku meletakan asal handuk itu. Tanganku langsung mengambil tas di meja belajar dan mulai berjalan menuju dapur.
"Waw, Putri Papah sudah rapi rupanya." Pria berusia empat puluh tahun itu langsung memujiku ketika aku menampakkan wajah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Pierce [COMPLETED]
Fantasy[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA, KARENA MEMFOLLOW ITU GRATIS] Ada sebuah legenda. Legenda tentang negeri yang penuh dengan kekayaan. Manusia mencarinya. Namun kami tidak menginginkannya. Karena kekayaan itu ada di sekitar kami. Tetapi ada sesuatu yang...