Epilog

962 59 6
                                    

Matahari telah terbenam dua jam yang lalu. Suasana ruangan yang kami singgahi terlihat lebih terisi.

Saat ini kami ada di dalam bangunan milik tuan Hap, yang sebenarnya. Menikmati makanan yang dibuat oleh Ibu Ow. Pyn.

Semua masalah telah terselesaikan. Bukan, masalah ini belum selesai. Ada satu masalah lagi yang datang setelah Blake dan Flens terpenjara di penjara pintu di balik pintu bayangan. Tuan Same juga imut bersama mereka.

"Apakah kami sudah boleh meninggalkan negeri ini, Miss Leona?" tanya Sams. Tangannya bergerak memainkan sendok.

"Untuk saat ini, kalian belum bisa kembali. Ada beberapa hal yang harus aku jelaskan kepada kalian bertiga."

Kami bertiga mengangguk, entah hal apa lagi yang akan dijelaskan oleh wanita itu.

***

Satu jam usai menghabiskan makanan, kami berkumpul di kamar milik tuan Hap. Kami—aku dan Sherly—duduk di ranjang masing-masing menunggu kedatangan Miss Leona. Sedangkan Sams sibuk dengan buku yang berjajar di rak.

"Aku takut, Na." Sherly merengek. Dari tadi dia ingin cepat-cepat kembali ke bumi.

Aku mengelus pundaknya. Menenangkan sahabatku. "Kita akan kembali, Sher. Tapi sebelum itu, kita harus menunggu Miss Leona. Sepertinya ada sesuatu yang penting yang ingin disampaikan olehnya."

Selang beberapa menit, Miss Leona datang. Dia membawa sebuah buku. Buku matematikaku.

"Miss Leona, bolehkah kami kembali sekarang?" Sherly kembali bertanya, nadanya terdengar seperti memohon.

Miss Leona mengabaikan pertanyaan Sherly.

"Maafkan aku," ujar Miss Leona sembari duduk di sofa. "Karenaku, nyawa kalian dalam bahaya. Maaf, telah melibatkan kalian dalam masalah masa laluku."

"Tidak apa, Miss. Setidaknya kami masih dalam keadaan baik-baik saja hingga saat ini." Aku membalasnya, mencoba menghapus rasa salah guruku.

Miss Leona nampak mengembuskan napas. "Beruntung Blake tidak mencelakai kalian saat kalian sedang berada di bangunan milik Nona Ra."

"Eh?" Kali ini Sams tertarik dengan perbincangan kami. Dia meletakkan kembali buku-buku ke rak dan ikut bergabung bersama kami.

"Di situlah tuan Hap diculik. Blake telah meletakkan alat pelacak di baju tuan Hap. Bukan, lebih tepatnya setiap penduduk yang ada di negeri Samesa ini telah dipaksa menggunakan microchip oleh perdana menteri agar dia bisa mengatur dan mengetahui apa yang dilakukan oleh rakyatnya."

Kami bertiga tercengang mendengarnya. Sungguh kami sangat terkejut mengetahui kebenarannya. Bagaimana bisa, seorang rakyat yang seharusnya mendapatkan kebebasan malah diatur oleh pemimpinnya seenak jidat? Apakah perdana menteri tidak melihat seberapa besar penderitaan penduduk negeri karena aturan bodohnya itu?

"Oleh sebab itu, saat mengetahui kalian lari ke tempat Nona Ra, Blake diam-diam menyusup ke tempat itu. Menculik tuan Hap dan mengubah dirinya menjadi tuan Hap." Miss Leona kembali melanjutkan informasi yang ia tau.

"Namun, saat dia mengetahui hari itu adalah hari peringatan untuk merayakan kebahagiaan, maka dia membiarkan semuanya berjalan sesuai dengan rencana. Dia tau kalau portal penghubung antara negeri Samesa dengan penjara pintu di balik pintu bayangan itu terbuka, maka dia membiarkan semuanya baik-baik saja."

"Jadi, Blake merencanakan itu bersama perdana menteri?" Sams bertanya.

Miss Leona menjawabnya dengan mengangguk. "Tapi sayang, rencananya tidak berjalan lancar karena tuan Same menggagalkannya."

Miss Leona menghela napasnya, lalu dia kembali berkata, "mengetahui hal itu, perdana menteri sangat murka. Rencana yang sudah dia susun bertahun-tahun gagal karena tiga anak kecil."

"Maksud Miss, kami?"

Miss Leona kembali mengangguk. "Dan saat ini para pasukan robot sedang mencari kalian. Dan–"

"Astaga! Jadi kami sedang menjadi buron?!" Sherly langsung berseru histeris. Wajahnya memerah ketakutan.

Aku kembali mengelus pundak sahabatku. "Tenanglah, Sher."

"Aku ingin pulang."

Miss Leona segera beranjak. "Cepatlah kembali ke bumi. Mungkin saja mereka akan menemukan tempat ini tak lama lagi."

Aku mengangguk. Segera aku mengambil buku matematikaku. Merapalkan mantra.

Tak lama setelah itu, portal kecil mulai muncul. Semakin lama semakin besar ukurannya hingga sebesar pintu yang ada di bawah ranjangku.

"Masuklah."

"Bagaimana dengan Miss Leona?" Aku bertanya sebelum masuk ke dalam portal.

"Aku akan menyusul. Ada sesuatu yang harus aku alihkan."

Mendengar jawaban darinya, aku segera menurut.

Sams langsung melompat ke dalam portal tanpa pikir panjang. Tubuhnya langsung menghilang tertutup kabut.

Aku menggandeng tangan Sherly. Menatap wajahnya. "Kamu siap?"

Sherly mengangguk.

Dan detik selanjutnya, tubuhku dan Sherly lenyap di dalam kabut portal.

Semuanya sudah selesai. Setidaknya untuk saat ini.

Kami kembali ke bumi dengan selamat. Kembali melakukan hal seperti biasanya.

Hingga Minggu kedua, Miss Leona kembali menampakkan wajahnya di sekolah. Dan yah, dia kembali menjadi galak seperti saat kami bertemu dengannya pertama kali.

Semuanya kembali baik-baik saja.

Selesai.

A/n: Awowkwow. Dua tahun baru nulis epilog😂😂😂

Maafkan daku. Semoga dengan epilog ini bisa menjelaskan kejanggalan yang ada di part sebelumnya. Dan semoga saja tulisan ini gak melenceng jauh dari tulisan dua tahun lalu. Jujur, aku nulisnya cuma seingatnya doang😂

Terima kasih sudah membaca cerita abal-abal ini. Sampai jumpa di ceritaku yang lain.

FORGET THE MEMORY. Mampir kuy ke ceritaku yang baru.

Little Pierce [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang