*****
Budayakan VOTE sebelum membaca dan COMMENT setelah membaca :)
• BAGIAN ENAM •
"Dugaanku salah. Dia juga berbeda, sama sepertiku."
*****
Jika kamu ingin mengetahuinya, temuilah aku sore ini pukul dua. Di gudang belakang sekolah.
-Your dream-
Aku mengernyitkan dahi ketika membaca tulisan yang tertera di kertas lusuh. Siapa yang meletakkan secarik kertas ini di loker milikku? Dan siapa pemilik nama samaran itu?
"Kamu sedang ngapain, Na? Sebentar lagi masuk lho, kamu belum ke kelas?" Sherly bertanya. Dia baru sampai di sekolah.
"Kamu juga kenapa baru sampai?" Bukannya menjawab, aku malah bertanya balik kepadanya.
"Oh, tadi angkot yang aku naikin bannya pecah. Jadi harus nunggu deh. Udah tau angkotnya penuh, eh bang sopirnya tetep aja maksa. Itulah akibat dari menyengsarakan penumpang. Kena azab," kesal Sherly manik matanya mengingat kejadian beberapa menit lalu. "Udahlah, ke kelas yuk, Na!"
"Baiklah." Aku menutup loker milikku dan menguncinya kemudian beranjak mendekat ke Sherly dengan membawa kertas itu, memasukkannya ke saku.
Tepat kami sampai di dalam kelas, bell masuk berbunyi nyaring. Untung saja aku tidak terlambat masuk. Jika terlambat lima detik saja, urusannya sudah kemana-mana.
Dua detik setelah bel berbunyi, Miss Leona masuk ke kelas dengan mata tajam. Menatap masing-masing bangku kelas, mencari siswa yang tidak hadir atau terlambat masuk.
"Kemana Sams?" tanya Miss Leona setelah meletakkan alat mengajarnya di meja.
Aku memutar kepala seratus delapan puluh derajat, menengok ke belakang. Kosong, Sams belum masuk.
Memang dia duduk sendiri di belakang, pojok. Kalian tau sendiri lah, kenapa tidak dari siswa yang mau duduk bersamanya.
"Lagi-lagi anak itu terlambat? Apa dia enggak bosan nerima hukuman saya?" Miss Leona menggelengkan kepalanya. Lelah mungkin melihat sikap Sams yang sama sekali tidak berubah.
"Baiklah anak-anak. Hari ini kita ulangan!"
"WHAT!!!"
☘ ☘ ☘
Dengan langkah terburu, aku berjalan menuju tempat yang telah disebutkan oleh pemilik nama samaran itu.
Entah kenapa aku ingin menemuinya, tapi dari kata-katanya, dia seakan ingin menyampaikan sesuatu kepadaku.
Siapa dia sebenarnya? Apakah dia orang yang ada di dalam mimpiku? Jika benar, bagaimana bisa dia memasuki dunia mimpiku? Apa jangan-jangan dia pesulap? Magical?
Pukul dua siang, usai bel pulang berbunyi aku langsung keluar menuju tempat itu. Masa bodoh dengan tugas piketku yang aku tinggalkan, toh ada teman lain yang bisa membersihkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Pierce [COMPLETED]
Fantasy[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA, KARENA MEMFOLLOW ITU GRATIS] Ada sebuah legenda. Legenda tentang negeri yang penuh dengan kekayaan. Manusia mencarinya. Namun kami tidak menginginkannya. Karena kekayaan itu ada di sekitar kami. Tetapi ada sesuatu yang...