*******
"Budayakan untuk menekan tombol VOTE sebelum membaca dan COMMENT setelah membaca."
• BAGIAN SEMBILAN •
"Lagi-lagi dia telah merencanakan semua hal yang akan terjadi di kemudian hari."
*******
Lingkaran hitam mulai membesar, hingga seberkas cahaya menampakkan dirinya.
Semakin lama semakin membesar hingga tingginya melebihi tubuhku.
Kini aku tahu ke mana arah portal ini membawa kami. Lihatlah! Ini adalah kamarku.
Portal sepenuhnya terbuka. Kami bertiga bergerak ke luar. Kamarku.
"Dimana kuncinya, Na?" Sams, bertanya kemudian dia berjalan menuju meja belajarku. Mencari-cari benda yang dikatakan tadi.
"Apakah ini?" tanyanya dengan mengangkat sebuah kunci.
Aku mengangguk. Benar. "Itu kunci yang kemarin Miss Leona berikan kepadaku. Dan juga buku matematikaku," jelasku kepada mereka.
Mereka nampak terkejut mendengarnya. "Bagaimana bisa buku-mu ada di Miss Leona? Bukankah kemarin kamu tidak membawa buku itu?" tanya Sherly dengan menggeledah rak buku-ku.
Aku mengikutinya dan mencari buku itu. "Ya begitulah. Kamu tau kan kemarin aku dihukum bersama si jelek ini? Dan itu karena buku ini." Aku menunjukka buku pembawa sialku ini.
Aku memberikan buku matematikaku kepada Sherly.
Dia membolak-balikkan buku matematikaku, menggeser satu dua lembar buku itu dan mengamatinya.
"Tidak ada yang aneh, semuanya masih sama. Banyak coretan di tiap nomor buku ini," ucapnya dengan terkekeh pelan.
Aku tahu maksud dari kata 'coretan tiap nomor buku itu.' Ya apalagi kalau jawaban yang tertulis di dalam buku itu tidak lain adalah salah.
"Sudahlah, kita harus cepat pergi sebelum si Blake datang menjemput kita," ucap Sams sembari berjalan menuju kasurku.
"Tapi bagaimana dengan orang tua kami? Pasti mereka akan khawatir jika kita pergi tanpa izin kepadanya," ucap Sherly yang menghentikan aktivitas Sams.
"Itu bukan urusanku, lagian orang tuaku mana peduli denganku, mereka terlalu sibuk dengan hotel-hotel mereka hingga lupa bahwa mereka memiliki seorang anak kecil yang sangat perlu bimbingan dan kasih sayang," balas Sams tak acuh.
Aku mengernyit, maksudnya? Apa Sams selama ini tidak pernah tinggal bersama orang tuanya? Lalu dengan siapa dia tinggal?
"Kenapa kamu berujar seperti itu Sams? Bukankah kedua orang tuamu begitu menyayangimu?"
"Sudahlah, nggak usah bahas itu lagi! Kita harus cepat pergi. Ini perintah Miss Leona." Dia kembali menarik ranjangku, menepikannya.
"Tapi bagaimana dengan orang tua kami?" tanya sherly yang kedua kalinya.
"Miss Leona sudah mengaturnya, aku yakin itu," ucapnya dengan tangan masih menarik tempa tidurku. "Apakah kalian hanya akan melihatku kesusahan seperti ini?"
Kami terperanjat, segera aku dan Sherly membantu si Sams untuk menarik kasurku.
"Sebenarnya apa yang ada di dalam kasurmu, Na? Rasanya begitu berat, apakah kamu tidur di atas batu?" Sams bertanya dengan terkekeh.
Aku menatap wajah Sams dengan malas, lihatlah wajahnya sangat tidak enak untuk dipandang. "Maaf, Syamsudin. Selera humorku tidak serendah itu."
"Hei!! namaku bukan Syamsudin, namaku Samsudin, tanpa 'y!" Sams berucap dengan wajah yang bersemu merah. Kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Pierce [COMPLETED]
Fantasy[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA, KARENA MEMFOLLOW ITU GRATIS] Ada sebuah legenda. Legenda tentang negeri yang penuh dengan kekayaan. Manusia mencarinya. Namun kami tidak menginginkannya. Karena kekayaan itu ada di sekitar kami. Tetapi ada sesuatu yang...