☘ Little Pierce #35 ☘

1.5K 128 4
                                    

☘ ☘

"Budayakan VOTE sebelum membaca dan COMMENT setelah membaca."

• BAGIAN TIGA PULUH LIMA •

"Hingga suatu hari, si Putih datang kembali ke kerajaan. Dia tidak sendiri, melainkan bersama ratusan ribu pasukannya."

☘ ☘ ☘

Jantung kami berpacu dengan cepat menyaksikan pemandangan di depan kami. Entah bagaimana keadaan mereka berdua, tuan Pet dan nona Tan terlihat sangat tenang.

Nampak Flens berdiri dengan tergopoh-gopoh, tubuhnya remuk. Menggunakan bantuan tongkat berwarna emasnya, ia melesat dan masuk ke dalam kapal tempur.

Detik berikutnya, ledakan tak bisa terelakkan. Ribuan peluru terbang ke arah tuan Pet dan nona Tan.

Aku menjerit melihatnya, refleks menutup wajah dengan kedua tangan. Sherly berteriak histeris dan Sams hanya menutup wajahnya takut.

Tuan Hap terlihat biasa saja, sebelah bibirnya terangkat sebelah, entah apa maksud dari ekspresi itu.

Dua detik lengang setelah ledakan itu terjadi, dengan gemetar aku mulai membuka kedua tanganku, dan pada saat itulah sebuah masalah besar terbongkar.

Pasti mereka melihat tubuhku transparant.

Mereka bertiga menatapku dengan teliti, mengangkat alis tinggi-tinggi. "Na, kamu-?"

"Nanti aku jelaskan." Aku memotong pertanyaan Sherly dengan cepat. Ribet rasanya saat ada satu masalah belum selesai, malah bertambah masalah lain.

Tidak ada waktu untuk menjawab semua pertanyaan mereka. Terlalu tegang untuk bercerita.

Mereka menurut, entah apa yang membuatnya seperti itu. Tidak seperti biasanya mereka menurut. Begitu juga dengan Sams, anak itu langsung menoleh ke arah depan, tepat ke tempat ratusan robot itu melayang. Meskipun sudut bibirnya terangkat.

Kepulan asap mulai menghilang, seirama dengan pacu jantungku yang semakin memburu.

Ada rasa khawatir dan takut menunggu di depan kami.

Kubangan air terlihat di manik mata Sherly, hanya dengan satu kedipan dan cairan itu akan tumpah membasahi pipi pucatnya.

Namun lagi-lagi kami terlalu meremehkan pasangan tua itu. Dugaan dan pikiran negatif kami terlalu berlebihan.

Lihatlah! Mereka berdua sama sekali tidak tersentuh oleh ratusan peluru yang meluncur itu. Ada tameng transparan yang membungkus mereka berdua.

"Kalian terlalu meremehkan kekuatan mereka, anak-anak."

Jadi, maksud dari senyum miring tuan Hap adalah ini? Dia sudah tau kekuatan mereka berdua.

Kembali ke luar pondok tempat kami sembunyi. Tuan Pet melesat dengan cepat kearah robot-robot itu dan BUM! BUM! BUM! Robot itu langsung hancur berkeping-keping.

Di sisi lain, nona Tan menggerakkan tangannya, seirama dengan nyanyian merdu yang keluar dari mulutnya.

Yups, benar sekali. Nona Tan menggunakan kekuatan kinetiknya untuk melawan robot-robot itu. Dia bernyanyi, entah lagu apa yang ia nyanyikan, aku tidak tau.

Tapi mendengar dari iramanya, aku suka dengan lagu itu. Mengalun merdu, menggema di ruangan padang pertanian ini.

BUM! BUM! BUM!

Ledakan dan pukulan kembali terdengar. Nampaknya tuan Pet sangat menikmati pertempuran ini.

Namun ada sesuatu yang kami dan mereka lupakan. Keadaan kami.

DUAR!!

Aku terlonjak, menjerit ketakutan. Tepat di atas, di atap pondok, satu ledakan membuat seisi bangunan yang didominasi kayu ini porak poranda.

Tuan Pet dan nona Tan langsung melirik ke arah kami. Satu peluang bagi lawan, mereka langsung menembak sepasang kekasih itu dan BUM!

Tuan Pet dan nona Tan terkejut bukan main, mereka belum sempat membuat tameng. Alhasil, mereka tumbang, tersungkur dan membentuk lubang beberapa meter di tanah.

"Mereka ada di dalam pondok!" seru salah satu robot dengan nada datar.

Mataku melotot tak percaya, kami ketahuan!

"Cepat anak-anak. Kita harus cepat meninggalkan pondok ini sebelum pasukan robot menyerbu kita." Tuan Hap menggiring kami untuk cepat-cepat ke dalam perapian.

Namun masalah terus berdatangan. Aku tak percaya dengan ini. Lihatlah! Perapian itu tertutup oleh reruntuhan kayu.

"Bagaimana ini, Na?" Sherly mengeluh, wajahnya pucat pasi, bibirnya bergetar, dan matanya telah dipenuhi oleh buliran air mata.

"Tidak ada waktu untuk mengeluh, kita harus cepat-cepat menyingkirkan bongkahan kayu ini. Atau kita akan tertangkap!" Sams berseru, dia mulai mengangkat balok-balok kayu dan membuat celah untuk masuk.

Tuan Hap, aku, dan Sherly juga membantu. Membuang bongkahan kayu itu secepat mungkin.

Aku menoleh ke atas. Mataku terbelalak seketika. Ratusan robot itu mulai melesat, melayang ke arah kami. Terus berdatangan mendekati kami.

Taun Hap dan Sams mengangkat bongkahan kayu terakhir bersama. "Anna, Sherly! Cepat bantu aku!"

Aku terperanjat. Segera membantu mereka, menggesernya dan YES! Berhasil.

"Cepat masuk, anak-anak!" Tuan Hap berteriak.

Tanpa diperintah dua kali, kami langsung berlari masuk. Namun di atas kami, salah satu robot mulai mengacungkan tangannya, mengumpulkan energi untuk menyerang kami.

"Buka pintunya, Na!" Sams memerintah dengan takut.

Aku tidak bisa mendeskripsikan isi perapian ini. Yang jelas, dengan cepat aku mengambil kunci di dalam ransel. Memasukannya di lubang pintu dan BUM!

To be Continued

A/n : Fix hobi baru author adalah nggantungin cerita. Entah kenapa, aku suka-aja.

Thank you and see you..

Salam

Nu_Khy

*Jangan lupa mampir ke work aku yang lain ya. Baca ceritaku yang lain. Judulnya Please Don't Forget ME. Cerita baru. Cuss langsung cek sendiri aja. Di jamin gak kalah seru.

Little Pierce [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang