☘ Little Pierce #15 ☘

2.6K 255 4
                                    

☘ ☘ ☘

"Budayakan VOTE sebelum membaca dan COMMENT setelah membaca."

BAGIAN LIMA BELAS

"Mulai sekarang, aku harus bisa beradaptasi dengan semuanya."

☘ ☘ ☘

Jujur aku masih ngantuk.

Setelah mendengarkan cerita dari tuan Hap hingga pagi, aku juga harus menceritakan apa yang telah di sampaikan kepada kedua sahabatku.

Aku kira hanya perlu tiga puluh menit untuk menceritakannya, tapi dugaanku sangatlah meleset!

Satu jam setengah, dan aku hanya menceritakan semua yang dikatakan oleh tuan Hap dan keluarganya.

Semua karena Sams! Lelaki itu yang membuat waktu tidurku semakin berkurang. Mulutnya yang lemes seakan diberi oli, dia menanyakan hal-hal yang sangat tidak penting. Terus merambat hingga akhir kejadian.

Ah lupakan anak itu. Sungguh manusia yang melelahkan.

Mungkin hanya dalam hitungan menit, aku menutup mata. Dan sekarang, aku harus bangun, lebih tepatnya karena dibangunkan oleh Ow, putra tuan Hap.

"Kak Anna, bangun! Ayo kita sarapan. Setelah itu kita main pesawat-pesawatan." Suara anak kecil terdengar memekikkan di telingaku.

Aku hanya menggeram, kemudian membalikkan badan. Aku memindahkan bantal ke atas kepala untuk menutup telingaku agar terhindar dari ocehan kecil Ow yang sangat berisik.

"Ayolah Kak Anna, kita main pesawat-pesawatan bersama," rengeknya dengan mengguncangkan tubuhku pelan.

Aku menggeram, lagi. "Nanti saja, ya Ow," jawabku malas. Aku masih ngantuk.

"Nggak mau! Ow maunya sekarang!" Anak kecil itu terus membujukku untuk beranjak dari ranjang empuk ini.

Jujur aku kesal dengan anak kecil ini! Tapi mau bagaimana lagi? Terpaksa aku membuang jauh rasa malasku. Hitung-hitung bals budi kepada keluarga tuan Hap karena mau menerima kami di rumahnya.

Aku merubah posisiku menjadi  duduk, kedua tanganku mengucek mata malas. Dengan cepat aku dapat merasakan kelopak mataku yang sedikit membengkak Mirip dengan panda! "Aku capek, Ow. Dan aku masih ngantuk. Bisakah kamu bermain dengan Sherly atau Sams?"

Ow menggeleng tegas. "Tidak mau! Ow maunya sama kak Anna," jawabnya dengan terus mengguncangkan tubuhku.

Dengan pandangan yang sedikit kabur, aku menggerakkan kepalaku ke kanan dan ke kiri.

Nampak, Sherly masih tertidur dengan santai. Sedangkan Sams? Ohhh, dia sedang membaca buku.

Hah? Apa? Lelaki itu sedang membaca buku? Dan darimana dia mendapatkan buku itu? Apa lelaki itu membaca buku yang ada di rak? Sungguh mencurigakan.

"Ayok, kak Anna!"

Aku mendesah pelan. Apa perlu aku mensantet anak ini agar mau bermain dengan Sams?!

"Kamu bermain aja sama Kaka Sams ya... Kak Anna masih ngantuk," jawabku dengan menjatuhkan kembali tubuh ke kasur.

"Kak Anna!!!!" Kini suara Ow terdengar sangat nyaring. "Ayok main pesawat-pesawatan bareng Ow."

Oh Tuhan! Kenapa anak ini sangat sulit untuk dibilangin sih?!

Dengan terpaksa, aku kembali duduk, menyingkirkan selimut dan berjalan mengikuti Ow yang sudah berlari dengan ceria.

Aku memicingkan mata ke arah Sams, apa dia benar-benar membaca buku itu? Tapi apa seserius itu ketika dia membaca buku? Sampai-sampai dia tidak menyadari keributan yang terjadi di ruangan ini?

Ah sudahlah. Lebih baik aku membersihkan tubuh dan segera menuruti permintaan anak kecil ini. Sia-sia jika aku menolak.

Aku mencekal tangan Ow. "Kamar mandinya dimana?"

Refleks, anak kecil itu berhenti. Kemudian ia menolehkan kepalanya menatapku. "Kak Anna mau mandi?" tanyanya dengan sumringah.

Aku mengangguk. "Iya." Jujur, tubuhku terasa sangat lengket, dan baunya? Ah sudahlah, tidak bisa didefinisikan dengan kata-kata.

"Ikutin Ow!" serunya sembari berjalan di dinding. Lagi-lagi aku harus melakukan aktivitas ekstrim ini.

Langkahku terhenti di satu ruangan. Tunggu, bukankah ini adalah ruangan tempat aku dan kedua sahabatku pertama kali menginjakkan kaki?

Belum sempat aku menjawabnya, Ow kembali melayangkan kakinya. Dia berjalan ke arah kanan dan dia langsung masuk ke dalam pintu.

Aku mengikutinya. Sebenarnya aku sangat kagum dengan ruangan ini. Bukan hanya bentuknya, tetapi dengan bahan yang di gunakan. Semuanya menggunakan emas!!

"Itu kamar mandinya. Silakan Kak Anna mandi. Aku akan menunggu kan Anna disini," ujar Ow dengan menunjuk sebuah pintu berwarna kuning tua.

Kenapa dia tidak pergi saja? Toh aku tidak akan tersesat di rumahnya.

"Baiklah." Aku memilih jawaban agar tidak ribet bedebat.

Tanpa tunggu lama lagi, aku menggerakkan kakiku dan memasuki ruangan yang disebut kamar mandi ini.

Mataku melebar seketika. Alisku saling bertaut ketika melihat kamar mandi yang ada.

Aku menggelengkan kepalaku cepat. Pasti Ow salah menujukkan kamar mandi ini.

Lihatlah! Tidak ada air ataupun bathub di sini. Ruangan ini terlihat kosong. Semua dindingnya berwarna putih awan dan suhunya sangat dingin.

Aku kembali membuka pintu dan keluar. Di sana, aku dapat melihat Ow sedang duduk dengan mulut yang melantunkan lagu, entah lagu apa.

Sekarang aku tau tujuan dia menungguku.

Ow berhenti bernyanyi ketika melihatku keluar, kemudian dia berlari ke arahku. "Kak Anna sudah selesai mandinya? Kalau sudah ayok main dengan Ow."

"Kakak belum mandi, Ow. Kakak tidak tau bagaimana menggunakan kamar mandi di rumahmu," jawabku jujur.

Ow terkekeh pelan. "Maafkan aku, Kak Anna. Aku kira Kak Anna sudah bisa menggunakannya, ternyata belum. Untung ku tadi gak pergi. Hehe...."

"Tidak apa. Sebaiknya kamu cepat memberi tahu aku bagaimana cara mandi di sini. Agar lebih cepat mainnya."

"Baiklah. Ayok Ow ajarin."

☘ To be Continued ☘

Maaf ya karena ngaret banget updetnya. Dan semoga kalian suka dengan part ini.

Jangan lupa untuk VOMMENT.

See you on next Chapter :)

Salam,

Nu_Khy

*Jangan lupa mampir ke work aku yang lain ya. Baca ceritaku yang lain. Judulnya Please Don't Forget ME. Cerita baru. Cuss langsung cek sendiri aja. Di jamin gak kalah seru.

Little Pierce [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang