• 6 : Conscience •

650 94 7
                                    

"Let's be sinners to be saints."

•••

"Hoi, Namjoon!"

Namjoon menoleh, dan mendapati berdirinya Taehyung, Jimin, bahkan Hoseok tidak jauh dari tempatnya bersantai. Namjoon sedang mengunjungi dunia manusia lagi, sekalian berpatroli mencari peccus abal-abal yang sekiranya belum bisa kembali karena tidak ada yang menyuruhnya kembali.

"Ada apa?"

"Kudengar kemarin kau diadili di tribunal bersama para malaikat, ya?" Taehyung tersenyum meremehkan, terkekeh sinis. "Apakah kau bertemu Ramiel yang menyebalkan itu?"

Namjoon balas tersenyum penuh kesombongan. "Tentu saja,"

"Apa hukumanmu?" putra Asmodeus, Jimin, kini bertanya tanpa menghilangkan senyum menggodanya yang justru terlihat menjijikkan di mata Namjoon.

"Hukumanku diringankan, kau tahu?"

Taehyung tidak terima. "Apa-apaan?! Mengapa bisa? Tidak adil sekali!"

"Sammael si Malaikat Keadilan itulah yang memutuskan, Taehyung," Namjoon terkekeh puas, ia yakin Taehyung sedang iri setengah mati atas peringanan hukumannya. "Dan justru Ramiel, rivalmu sendiri yang menyatakan pembelaan terhadapku,"

Putra tunggal Leviathan itu sudah bersungut-sungut kesal di tempatnya. "Akan kubunuh Ramiel kalau aku bertemu dengannya!"

"Hati-hati, Taehyung. Benci dan cinta itu beda tipis," Jimin terkekeh ambigu, menatap Taehyung penuh godaan sambil menaik-turunkan alisnya.

"Aku tidak akan terjerat hawa nafsumu yang keparat itu, Jimin." Taehyung balas menatap datar, kemudian mengambil duduk di sebelah Namjoon walau rasa iri yang teramat sangat masih melingkupinya.

"Lalu apa hukumanmu?" itu Hoseok yang bertanya, sambil menatap malas ke sekitarnya. "Kau belum menjawabnya daritadi,"

Namjoon terkekeh. "Aku hanya tidak diperbolehkan menggunakan kekuatanku di bumi selama satu minggu penuh,"

"Kelihatannya bukan masalah besar," Hoseok menerawang, dibalas anggukan oleh Namjoon.

Tapi rupanya Taehyung kembali meledak-ledak tidak terima.

"SEBERAPA BANYAK PERINGANAN HUKUMANMU SEBENARNYA, HAH?!"

Kaget, Namjoon terlonjak dan langsung memasang kuda-kuda ketika ia melihat di telapak tangan Taehyung sudah ada sebuah bola api yang terlihat meledak-ledak. Itu explosion ball, yang akan meledakkan benda yang dikenai api tersebut. Namjoon menaikkan alisnya heran.

"Kau kerasukan Satan, ya?"

"Jangan alihkan pembicaraan!" Taehyung maju selangkah, mendekati Namjoon. Kalau saja kekuatan Namjoon sedang tidak disegel untuk seminggu kedepan, ia bisa saja sudah menyerang adiknya itu terlebih dahulu.

"Oi, oi, Taehyung. Sadar!" Jimin panik, ia menarik Taehyung menjauh dari Namjoon. "Benar-benar kerasukan Satan kah?"

Hoseok tertawa geli. "Mana ada ceritanya iblis merasuki iblis lainnya,"

Namjoon mengedikkan bahu, "bisa jadi, kan? Tidak ada yang tahu,"

"Bangsat kalian ini," Taehyung memadamkan apinya, kemudian menyisir rambutnya ke belakang dengan tangan. "Sudahlah, aku ada urusan yang lebih penting daripada mengabiskan rasa iriku padamu,"

Sinners [NamJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang