WARNING!
di chapter ini ada adegan 'nganu', maaf kalau tidak memuaskan karena aku memang bukan spesialis adegan tersebut:) bagi yang mungkin dibawah umur atau tidak nyaman dengan adegan ini sebaiknya dilewatkan saja, tapi kalau masih tetap mau baca resiko harap ditanggung sendiri:) terimakasih:)•••
Twenty One
Dimana Seokjin?
Namjoon mencoba memfokuskan pikiran dan seluruh indranya untuk mencoba melacak manusia itu melalui koneksi darah mereka, barangkali tadi ia salah mengira. Ia sudah cukup tahu untuk tidak meninggalkan Seokjin sendirian, dimanapun dan apapun kondisinya.
Tapi beberapa jam yang lalu kau meninggalkannya.
Namjoon menyesali hal itu.
Kenapa ia begitu bodoh sampai tidak mempelajari semua kesalahannya yang telah lalu?
Kalau sudah begini, harus apa dia?
Namjoon berusaha sekuat tenaga, tapi tetap nihil hasilnya. Koneksi darahnya dengan Seokjin sempurna terputus.
"Dimana kau, manusia sialan?"
Iblis itu keluar dari kamar, mencari keberadaan Lucifer di Demory. Secara tidak sadar, ia mengirimkan sinyal pada ayahnya yang membuat Lucifer langsung datang dalam waktu hanya beberapa menit.
"Kau terlihat mengerikan," Lucifer mengernyitkan dahinya, mengobservasi penampilan dan gerak-gerik Namjoon dari atas ke bawah. Ini adalah reaksi yang sama yang ditunjukkannya ketika itu terjadi, bertahun-tahun yang lalu.
Reaksi yang sama, dengan tatapan keputusasaan yang sama.
Diam-diam Lucifer bertanya dalam hati, apakah ia terlihat seperti ini ketika sesosok malaikat keparat memasuki pikirannya?
Sepertinya lain kali Lucifer harus bercermin.
"Kau lihat Seokjin?"
Lucifer kini menaikkan sebelah alisnya, "apakah kalian sedang bermain mencari dan bersembunyi atau sejenisnya?"
"Apa mencari dan bersembunyi?"
"Entahlah," Lucifer mengedikkan bahu tidak peduli, "mainan anak-anak manusia,"
Apa?
Memangnya manusia punya permainan dengan nama seperti itu?
Mungkin ... namanya berbeda?
Mencari dan bersembunyi ...
Sepertinya Namjoon pernah mendengar istilah itu, tapi apa?
Namjoon hendak memikirkannya lebih jauh lagi karena sadar sekali bahwa Lucifer tidak tahu nama dari permainan itu, ketika ia ingat bahwa Seokjin menghilang.
"Ah, itu kan tidak penting!" ia berteriak frustasi, "kau lihat Seokjin tidak?"
"Baru saja ia menghampiriku dan bertanya dimana kau berada,"
"Eh? Baru saja?" Namjoon berusaha sedikit tenang, meski tatapannya masih terlihat panik. "Kapan ia menemuimu?"
Lucifer berlagak mengingat-ingat dengan cukup lama, membuat Namjoon jadi kesal setengah mati.
"Kau ini habis menghirup Sloth Daydream atau bagaimana, sih?"
"Hah? Kau kira asap hitam menjijikan yang lemah itu bisa mempengaruhiku?" Lucifer jadi ikut emosi, "kau lupa aku siapa?"
Namjoon mengacak rambutnya sampai berantakan.
"Sialan, sudah cepat katakan kapan kau melihatnya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sinners [NamJin]
Fanfic[ S L O W U P D A T E ] Seokjin sudah terlalu lelah untuk terus bertahan hidup, ia hanya ingin semuanya berakhir dengan cepat. Satu langkah lagi, kehadirannya di dunia akan sempurna hilang. Namun, ketika dihadapkan dengan Malaikat Kematian, Seokjin...