"but they're the one that we'll look down upon."
•••
Thirteen
Namjoon datang, untuk pertama kalinya ia mengikuti pertemuan rutin antar-iblis. Seokjin disuruhnya menunggu, karena Namjoon pasti tidak akan bertahan di sana sampai pertemuan itu selesai, paling lama mungkin hanya sepuluh menit. Namjoon duduk di sebelah Lucifer setelah membuat kursinya sendiri, lantas mengedarkan pandangan ke arah petinggi iblis di hadapannya. Taehyung dan Jimin tidak terlihat di sisi Leviathan dan Asmodeus, sedangkan Mammon dan Hoseok belum datang.
"Oi, Leviathan. Dimana Taehyung?" Namjoon bertanya santai, ia bersandar di "singgasana"nya dengan tatapan sombong tertuju tepat ke arah iblis yang diajaknya bicara. "Tidak adil, kan, kalau aku ikut pertemuan ini tapi anakmu malah tidak ada?"
"Punya urusan apa kau dengan hal itu, hah?"
"Tidak ada, sih. Hanya saja ... tidak sopan sekali ya anak itu, aku yang lebih berkuasa darinya saja mau repot-repot membuang waktu untuk mengikuti pertemuan aneh ini, tapi dia malah bersantai-santai."
"Aku tidak peduli dengan apa yang ia lakukan selama tidak membuatku iri," Leviathan menatap Namjoon tajam.
Namjoon mencibir pelan, menopang dagunya dengan satu tangan. "Kau harus mengajari anakmu etika dan tata krama yang baik, Leviathan,"
"Jaga ucapanmu, Namjoon,"
"Heh, kau marah?" Namjoon menaikkan sebelah alisnya. "Padahal Satan belum tiba, tapi sepertinya kau sudah kerasukan?"
"Berhenti, kalian berdua," Lucifer tiba-tiba memotong. Leviathan sudah terlihat marah sekali, ingin membalas kalimat Namjoon dengan ucapan yang lebih pedas lagi. Kalau boleh menyerang, ia sudah melakukannya sejak tadi.
"Ah, Ayah tidak seru!" Namjoon bersandar lagi di kursinya, ia bosan sekarang. Sebenarnya ia tidak penasaran dengan keberadaan adik-adik iblisnya itu, ia hanya ingin mencari hiburan dengan membuat keributan kecil yang bisa membuatnya senang. Tapi, Lucifer sedang tidak dalam mood yang bagus saat ini, ia masih bisa melihat dengan jelas kedua mata ayahnya yang terlihat sangat merindukan sesuatu. Apa, sih?
Beberapa menit lagi berlalu dengan hening, Namjoon sudah hampir mengurungkan niatnya untuk mengikuti pertemuan sialan itu ketika Satan dan Mammon beserta Hoseok datang. Pertemuan itu dimulai dengan Lucifer yang berbasa-basi sebagai sekedar formalitas, tapi ternyata membuat amarah Namjoon memuncak sampai ubun-ubun.
"Kemana perginya Taehyung dan Jimin?"
Leviathan melirik bosan, "mereka pergi ke bumi,"
"Apa urusannya?"
"Mana kutahu, kan?"
Lucifer menghela napasnya. Dalam kondisinya yang begini, sulit untuk mengontrol iblis-iblis di hadapannya. Ia tidak bisa melontarkan kalimat-kalimat penuh kesombongan yang bisa membuat mereka mati kutu.
"Heh, berani bohong juga ya kau?" Namjoon gantian memotong. Persetan dengan ayahnya yang sedang seperti ini, reputasi Iblis Kesombongan mereka harus tetap jalan. "Main rahasia-rahasiaan itu tidak seru, tahu,"
"Aku ini iblis, sialan. Apa yang kau harapkan? Kejujuran?" Leviathan tersenyum sinis. "Makan saja kejujuran malaikat sialan penguasa surga itu,"
"Oh? Siapa?"
Lucifer menegang di tempatnya. Leviathan tahu?
"Oi, kita mau mengadakan pertemuan rutin atau adu mulut sampai kiamat, sih?" Satan berteriak kesal sambil memukul meja. "Kalau mau adu mulut, dengan Belpeghor saja, sana! Sudah pasti menang, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sinners [NamJin]
Fanfic[ S L O W U P D A T E ] Seokjin sudah terlalu lelah untuk terus bertahan hidup, ia hanya ingin semuanya berakhir dengan cepat. Satu langkah lagi, kehadirannya di dunia akan sempurna hilang. Namun, ketika dihadapkan dengan Malaikat Kematian, Seokjin...