Angin dingin berhembus kencang, menyusuri permukaan danau dan puncak-puncak perbukitan. Mendung tebal di langit membuat sore itu terasa gelap, Anggia dan Arsya hanya berdiri saling memandang.
"Kenapa lo ada disini?" tanya Arsya lemah.
"Seharusnya gue yang tanya, kenapa lo bisa ada disini?" jawab Anggia pelan.
"Gia.. Kami semua khawatir sama lo!!"
"Benarkah? Dan lo juga??"
"Gia.. Gue juga khawatir sama lo"
"Lo khawatirin gue? Wow..!!" Anggia tersenyum senang.
"Gia.. Maafin gue, yang udah kasar sama lo. Sebenarnya gue cinta sama lo" ucap Arsya berterus terang.
Anggia kaget, dengan apa yang diucapkan Arsya. Tapi, ia merasa heran, kenapa tadi Arsya bilang ia tidak cinta sama Anggia. Sungguh, cinta yang penuh dengan teka-teki.
"Hm.. Anggia, lo mau ga jadi pacar gue?" tutur Arsya langsung to the point.
"Hah??" sontak kaget campur bahagia mendengar ucapan yang dilontarkan Arsya.
"Ke..na..pa..? Lo gak mau ya?"
"Gimana yaa.. Hmm sorry Arsya gue gak bisa."
"Oh.. Gitu ya, gak pa-pa kok." jawab Arsya tersenyum, tapi sebenarnya dia sedih.
"Gak bisa nolak maksudnya" jawab Anggia tertawa.
"Jadi lo mau jadi pacar gue?"
"Yes.. I do."
Arsya langsung memeluk Anggia dengan amat erat, hujan pun rintik-rintik berubah menjadi hujan yang besar airnya bagaikan tumpah dari langit.
Keduanya asyik berpelukkan dibawah siraman hujan, tiba-tiba terdengar suara sahabat-sahabat Anggia.
"Woii..!! Apa kalian tidak khawatir masuk angin?" jerit Nada.
"Tidakk!!" sahut Anggia dan Arsya bersamaan.
"Dasarr!!" sahut Syakira kesal.
"Ya begitu lah kalo orang lagi jatuh cinta" gumam Febri.
"Jangan kan masuk angin, masuk angin tornado pun tak peduli" sahut Angga tiba-tiba muncul dihadapan Syakira, Nada, dan Febri.
Semuanya tertawa bahagia.
~oOo~
Kring... Kring... Kring...
Bunyinya alarm Anggia jam menunjukkan pukul 5:45 Wib, Anggia segera mandi dan berpakaian. Tidak seperti biasanya Anggia kini bangun lebih awal dan datang lebih cepat kesekolah. Entah, roh apa yang masuk ke dalam jiwa Anggia, pagi ini Anggia sangat lemas dan kurang stamina. Mungkin karena ke hujanan kemarin, makanya tidak enak badan.
6:45 WIB.
Anggia berangkat dari rumah menuju ke sekolah. Sampai disekolah, Anggia langsung membuka kelasnya dan duduk ditempat meja belajarnya. Bukannya membersihkan kelas, tapi malah meletakkan tas dimeja lalu tidur.
Tidak lama kemudian Anggia melihat ada bayangan orang masuk ke dalam kelasnya, ia langsung menoleh ke samping kiri.
Anggia kaget melihat Arsya yang datang."Loh.. Arsya lo kok cepet banget dateng, bukannya masih jam enam lewat ya?" tanya Anggia dengan matanya yang merah.
"Gue emang sengaja dateng cepet, biar bisa nemenin lo disini" jawab Arsya polos sambil berdiri menggendong tas ranselnya.
"Ohh..!!" ucap Anggia singkat lalu kepalanya di letakan di meja, dan kembali tidur.
"Heii.. Bangun.. Nih gue bawa bekal, isinya Nasi Goreng sama telur goreng kesukaan lo."
Langsung seketika Anggia bangkit dan mengambil bekalnya Arsya.
"Lo tau aja kesukaan gue" jawab Anggia senang.
"Ya udah makan gih, lo pasti belum sarapan kan? Dan lo harus tau, ini semua gue yang masak pasti enak." jawab Arsya dengan percaya diri.
"Oiya?? Ini lo yang masak? Keren dong, ya udah gue cobain ya.."
Ketika Anggia mengambil sendok untuk makan nasi gorengnya, Arsya mengambil sendoknya.
"Upss.. Lo makan aja yaa, biar gue sulangi."
Anggia hanya diam saja, lalu Arsya pun menyulangi Anggia.
"Gimana rasanya enak gak?" Arsya bertanya pada Anggia bagaimana rasa masakannya.
Seketika muka Anggia berubah, ketika makan nasi goreng buatan Arsya. Entah keasinan atau rasanya hambar hanya Anggia yang tahu, Arsya yang melihat raut mukanya Anggia berubah, ia langsung tanya.
"Anggia? Lo kenapa? Nasi gorengnya gak enak ya?"
Anggia mengangguk pelan, sambil mengkerutkan dahinya. Muka Arsya pun langsung memerah ia malu karena nasi goreng buatan dia tidak enak.
"Ughhh... Sayang jangan sedih dong..!! Enak kok nasi gorengnya" puji Anggia dengan wajah tersenyum.
"Beneran?? Ahh.. Lo bohong."
"Enggak. Gue beneran, emang enak kok nasi gorengnya. Thank you sayang" jawab Anggia romantis.
"Apa.. Apa lo bilang barusan?"
"Nasi gorengnya enak"
"Bukan, yang terakhir kalimat tadi."
"Sayang??"
Arsya tersenyum dan tak disadari Arsya mencium pipi kanannya Anggia. Anggia hanya terdiam melihat Arsya menciumnya, ia bahagia bisa berpacaran dengan Arsya cowok yang selama ini ia idam-idamkan.
"I LOVE YOU" ucap Arsya didepan muka Anggia, kini keduanya saling bertatapan sangat dekat. Sehingga detak jantung Anggia dapat didengar oleh Arsya.
"Lo kenapa? Deg-degan?" tanya Arsya tertawa.
"E..enggak kok, biasa aja!!" jawab Anggia dengan muka memerah. Arsya tau kalo Anggia lagi berbohong.
"Dijawab dong tadi yang gue bilang."
" jawab apa?" tanya Anggia heran.
"Itu gue bilang I LOVE YOU."
Tersenyum lebar" I LOVE YOU TOO."
"Gue sayang bangett sama lo" kata Arsya sambil memeluk Anggia.
"Gue juga sayang sama lo" balas Anggia dengan pelukan yang tulus.
Dorrrr...!!!!
Anggia dan Arsya langsung terkejut dan melepas pelukannya.
"Eh... Yang lagi mesra-mesraan tuhh.." tutur Syakira sambil tersenyum.
"Ciee.. Masih pagi lagi, udah peluk-pelukkan aja" sambung Nada.
Wajah keduanya Anggia dan Arsya langsung memerah, tandanya mereka malu di pergokin lagi pelukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship Journey [Tamat]
Подростковая литература[Revisi] Tidak ada yang spesial. Hanya sekedar cerita absurd kehidupan Anggia, dari keluarga, sahabat, dan asmara. Semoga terhibur ^_^