38. Kehilangan (a)

65 7 0
                                    

Angga termenung di taman kampusnya, ia sangat sedih harus putus dengan Febri. Angga merasa bersalah, atas kejadian kemarin malam.

Wajahnya sangat pucat, karena kejadian kemarin malam, membuatnya tidak makan dan minum. Memikirkan atas keputusan Febri yang membuatnya merasa tidak adil.

Akhirnya, setelah berpikir lama, Angga beranjak dari tempat duduknya dan ingin menghampiri Febri.

Tiba-tiba saja, kepala Angga merasa pusing, ia tidak sanggup jalan. Sampai akhirnya, Angga pingsan tak sadarkan diri.

Ketika sadar, Angga membuka perlahan matanya, ia melihat kalau dirinya berada di Uks. Kepalanya masih terasa pusing, Angga kembali menutup matanya.

"Lo udah sadar,?" kata seorang cewek tak lain adalah Anggia. Angga membuka matanya, dan melihat Anggia sedang membawa air putih hangat.

"Minum dulu, biar perut lo enakan!" Ucap Anggia pelan sembari memberikan segelas air putih hangat pada Angga.

Angga bangkit dari tidurnya, "Thanks Gia!" Angga meminum airnya sampai habis.

Anggia mengambil kursi, dan duduk disamping Angga. Menatap Angga dalam, sambil berkata,

"Lo kenapa? Masih mikirin yang kemarin malam?"

Angga hanya menganggukkan kepalanya.

"Gue sayang sama Febri, gue ga mau kehilangan dia, dan ucapan dia kemarin, gue yakin, itu bukan keputusannya. Mungkin, kemarin dia lagi emosi, makanya dia ngomong kayak gitu." jelas Angga menatap Anggia.

"Iyaa! Gue yakin, Febri cuma ke bawa emosi aja. Makanya, dia ngomong kayak gitu, lo jangan pikirin kali yaa," Ucap Anggia sembari tersenyum.

"Semoga aja Gia, makasih yaa adik kecill." ujar Angga tertawa sambil mengusap pucuk rambut Anggia.

"Maafin gue, karena gue lo sama Febri kayak gini."

"Santai. Lo juga, perbaiki hubungan lo sama Arsya. Lo cinta banget kan sama dia? Buktikan."tutur Angga tersenyum.

" Gue akan coba.!"

~oOo~

Jadwal kuliah sudah habis, waktunya Angga dan Anggia pulang, tapi Arsya tiba-tiba saja datang menemui Angga dan Anggia dijalan.

"Anggia gue sayang sama lo. Jangan tinggalin gue, pliss.. Maafin sikap gue yang kemarin, gue cuma ga mau aja, kalo lo nantinya diambil orang.!" jelas Arsya membuat Anggia tertawa.

"Arsyaaa!! Dengerin gue. Dihati gue cuma lo doang, ga ada yang lain. Pasti lo mikir kalo Angga yang gantiin posisi lo kan? Angga itu udah gue anggep kayak kakak gue sendiri, masalah ciuman, itu hal biasa Sya. Angga sayang sama gue? Itu rasa sayang dia sebagai seorang kakak kepada adiknya. "Anggia lebih menjelaskan.

"Serius? Ga, lo beneran anggep Anggia sebagai adik lo?" tanya Arsya.

Angga hanya menganggukkan kepalanya, sambi tersenyum.

"Adik kecill gue! Tadinya cuma sahabat, ga tau kenapa, gue lebih nyaman kalo gue sebagai kakaknya." Jawab Angga menatap Arsya dan Anggia bergantian.

"Jadii? Kita masih pacaran kan?" tanya Arsya.

"Ho'oh!" jawab Anggia singkat sambil tertawa.

"Gue mau pulang, hei adik kecil, mau pulang sama siapa?" tanya Angga pada Anggia.

"Gia pulang sama gue aja!" sahut Arsya.

Friendship Journey [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang