10. Berkumpul

58 15 2
                                    

Angga yang biasanya tidak suka dengan perkelahian kini ia berubah menjadi orang yang lebih arogan. Dan tak lepas mulutnya juga tambah cerewet. Angga memasuki kelasnya, semua murid sudah duduk ditempatnya masing-masing.

"Kepala lo napa Ga?" tanya Nada heran.

Angga hanya menggelengkan kepalanya.

"Wahh merah tu jidat, napa? Abis dicium?" sahut Syakira tertawa.

"Cium-cium!! Kepale lo peang, cium sampe kayak gini" jawab Angga kesal.

"Mana tau lo abis ciuman sama---??" Syakira menerka-nerka.

"Ga usah mengada-ada lo, gue kayak gini karna temen lo tu, itu makhluk paling nyebelin. Gara-gara dia gue ketimpahan rak buku" Angga mengadu sambil tangannya menunjuk-nunjuk Febri.

"Sumpah lo demi apa? Lo nyelamatin Febri?" jawab Nada tak percaya.

"Ya iyalah!! Gue sebagai laki-laki yang bijaksana, gagah lagi perkasa udah sepantasnya nyelamatin wanita, yaa walaupun wanita yang nyebelin" ucap Angga dengan penuh percaya diri.

"Heh, ngapain juga lo nyelamatin gue? Najiss tau ga!!" sahut Febri menantang dengan suaranya yang melengking.

"Aduhhh-- dasarr lo yaa ratu cempreng, suara lo kayak petir mendengung tau ga di kuping gue, budeg jadinya. Kalo ga ada gue lo pasti bakal penyet tuh kena timpa rak buku, ga usah gengsi deh lo jadi orang" balas Angga kembali menantang.

"Pada lagi bahas apaan??" nyeletus Anggia yang tiba-tiba nongol didepan mereka, membuat mereka terdiam sejenak.

Hening.

"Ehh, Anggia!! Hm ga kok Gia cuma bahas-bahas biasalah kalo udah Febri sama Angga ga pernah akur" jawab Syakira tertawa.

Anggia dan Febri duduk bersampingan, karena Anggia kepo apa yang terjadi perselisihan antara Angga dan Febri ia langsung bertanya.

"Feb!! Lo napa sama Angga? Ga akur gitu?" tanya Anggia sambil mengkerutkan dahinya.

"Hm!! Gue abis ke perpus jumpa sama si kutu busuk itu, dan lo tau apa yang terjadi Gia? Kebetulan rak buku jatuh ampir aja gue ketimpah, ehh si kutu busuk datang nolongin gue. Rencana gue mau ngucapi terima kasih, tapi karna dia terlalu sombong gue ga jadi ucapin terima kasihnya." Jelas Febri panjang lebar.

"Hm! Gue heran, Angga kesal sama lo, lo juga kesal sama Angga. Jangan-- jangan---??" Anggia memberhentikan ucapannya.

"Jangan-jangan apa? Jangan-jangan gue jodohan sama Angga?" jawab Febri menerka-nerka.

Angga yang duduk kelang satu baris dengan Anggia, mendengar percakapan mereka.

"Woii-- ngapa gue yang dibawa-bawa? Emangnya gue gantungan kunci dibawa-bawa!!" sahut Angga kesal.

"Hahahahhaha" sontak satu ruangan tertawa melihat tingkah konyol dari Angga dan Febri.

"Hahahahhaha" sontak satu ruangan tertawa melihat tingkah konyol dari Angga dan Febri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

#Ini partnya teman-teman Anggia dan Angga. Happy Readers semuanya :)

Maaf kalo masih ada yang typo :v

Friendship Journey [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang