25. Hari Kemenangan

18 9 0
                                    

Malam ini, adalah malam terakhir untuk seluruh siswa-siswi High School National merayakan perpisahan. Anggia kini tampil lebih cantik, membuat semua tertuju padanya.

Anggia yang memakai gaun dan mahkota dikepalanya, memakai sepatu tinggi, membuat lekuk tubuhnya terlihat jelas, dengan tinggi badan yang semampai, Anggia sangat perfect sekali malam ini.

Apalagi wajahnya blasteran antara Indonesia dengan Belgia, sungguh cantik seperti bak bidadari. Semua cowok memandangi Anggia dari ujung kaki sampai ujung kepala. Termasuk Angga, yang tidak mengedipkan matanya.

"Mata lo kedip!" Febri mengagetkan Angga dari lamunannya.

"Lo tenang aja! Gue ga bakalan pindah kelain hati kok. Hati gue cuma buat lo! Ga ada ruang yang bisa menggantikan posisi lo di hati gue" Ucap Angga yang tersenyum manis, lalu merangkul Febri.

Febri tersenyum. Tersenyum bahagia, ternyata dibalik Angga yang selalu bikin dia darah tinggi, Angga sosok seorang laki-laki yang baik. Anggia benar, Angga adalah sosok laki-laki idaman para wanita. Ditambah lagi ketampanan Angga yang tak kalah jauh dengan Arsya, membuat siapa saja akan terhanyut dalam ketampanannya.

"Kita kesana yuk!" Ajak Angga menggenggam tangan Febri.

Febri mengangguk lalu tersenyum.

"Anggia!" Arsya menatap Anggia tak berkedip, Anggia yang bingung melihat Arsya. Ia melambaikan tangannya.

"Arsya!! Hello!"

"Eh, sorry g-ue cuma terpesona liat lo, cantik banget malam ini" ungkap Arsya tulus. "Ayo" Arsya bergandengan tangan dengan Anggia. Mereka berdua ikut bergabung dengan yang lainnya, Anggia berpasangan dengan Arsya sangat cocok dilihat.

Anggia bagaikan ratu dan Arsya bagaikan raja, Arsya yang memakai jas hitam, kemeja berwarna putih, celana kepper, dasi kupu-kupu dan tak kalah menarik, rambut Arsya begitu mengkilap dan rapi. Mereka seperti pasangan yang sangat serasi dan sangat harmonis.

Berbeda dengan Angga, Arsya yang identik dengan rapi, Angga hanya menggunakan jas berwarna silver dan baju kaos oblong biasa berwarna hitam. Tapi, walaupun Angga berpakaian sederhana, ia jauh lebih keren dibandingkan dengan Arsya. Angga hanya memakai sepatu bermerk Adidas, sedangkan Arsya memakai sepatu yang memang sepasang dengan pakaiannya.

Febri, juga memakai gaun yang indah. Tidak kalah cantiknya dengan Anggia, wajah Febri tidak cantik, tetapi ia manis, manis dipandang dan ada lesung pipi di sebelah kanan. Mereka berempat mempunyai pasangannya masing-masing. Sedangkan, Nada dan Syakira hanya melihat mereka dengan tatapan kesal.
"Gini deh, jadi jomblo. Sendiri mulu-sendiri mulu! Bosen idup gue" keluh Syakira pada Nada.

"Lo jangan mati dulu, gue ga ada temen jomblo lagi dong! Lo tenang aja, selagi ada gue, lo ga akan sendiri" ucap Nada tersenyum.

Menghela napas berat. "Liat deh, Arsya sama Anggia. Dari tadi gandengan mulu, emangnya mau nyebrang apa!" Sinis Syakira kesal.

"Jadi orang jangan sirik oii, terima aja nasib lo jadi jomblo" sahut Angga tertawa.

"Nyambung mulu lo jadi orang, kayak bensin lo pantang ada api langsung nyambar" kesal Syakira.

"Jangan marah-marah loh, nanti cepat tua" Bisik Nada pelan, nambah buat Syakira kesal.

"Ayo sini, gabung. Jangan ngambek-ngambek dong, kan ini terakhir kalinya kita bersenang-senang" ujar Angga, membuat Nada dan Syakira berjalan menuju Angga dan Febri.

Mereka duduk disebelah Febri, sementara Anggia dan Arsya berduaan di pojokkan.

"Anggia sama Arsya hobi banget di pojok-pojok! Heran gue" Ucap Syakira heran.

Friendship Journey [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang