15. Persetujuan MAMA

47 14 1
                                    

" Ketika aku mengenalmu, aku baru mengenal apa itu CINTA. Iya Cinta, Cinta yang sesungguhnya dimana, Dua orang insan dipertemukan dengan cara yang tidak disangka-sangka. Tuhan memberikan Cinta ini kepadaku untuk memberikan kepadamu yang sebenarnya Cinta ini hanya milikmu. "

Note: Arsya Alexander Widjaya

Arsya sangat mencintai Anggia melebihi apapun, walau ia terlihat lebih emosional dan kasar ia sebenarnya sosok yang sangat romantis. Membuat wanita manapun akan ter ikut rayuan manisnya, walau begitu Arsya tak menanggapi apa kata orang. Ia hanya fokus kepada belahan jiwanya. Ya, siapa lagi kalau bukan Anggia.

"Arsya!!" Panggil Anggia pelan.

"Iyaa, sayang. Apa?" Jawab Arsya lembut.

Hening.

"Kalo gue mati gimana?" Anggia mulai memberikan pertanyaan yang tidak masuk akal.

"Ihh, kok gitu nanyanya? Ga boleh, lo ga boleh mati" jawab Arsya cemberut.

"Loh, setiap makhluk hidup itu pasti akan mati. Emangnya lo tuhan? Engga kan?" Balas Anggia menatap Arsya tajam.

"Gini yaa." Arsya berdehem "hm! Kalo lo mati, lo taukan kalo matahari ini adalah sumber cahaya dibumi?" Anggia mengangguk pelan. "Nah, begitulah cinta gue sama lo. Tanpa lo hidup gue gelap gulita ga ada cahaya sedikitpun, maka dari itu kalo lo mati gue juga harus mati" jawab Arsya mantap sambil mendekap wajah Anggia.

Tersenyum. "Lo cinta banget sama gue?" Tanya Anggia sekali lagi.

"Lo masih ragu sama cinta gue? Setelah apa yang gue lakuin selama ini? Dan lo masih meragukan cinta gue?" Jawab Arsya mengkerutkan dahinya.

"Yaa, engga kan gue cuma nanya!!"

"Gue itu cinta banget sama lo, ya udah kalo lo ga percaya sama cinta gue. Ayo kita buktikan sekarang, kita pulang!!" Ucap Arsya menarik tangan Anggia kuat.

"Loh, kenapa? Kenapa kita harus pulang??" Tanya Anggia heran atas perilaku Arsya.

"Tapi lo butuh buktikan? Ya udah ayo kita buktikan".

Arsya membukakan pintu mobilnya untuk Anggia, dan segera Arsya memasuki mobilnya dan melaju dengan cepat. Arsya mengendarai mobilnya dengan kecepatan maksimal, membuat Anggia merasa takut. Takut terjadi yang tidak diinginkan.

"Arsya pelan-pelan bawa mobilnya, gue takut!!" Ujar Anggia dengan nada khawatir.

Arsya tidak menyahut dari Anggia, ia hanya memberikan senyuman paling manisnya. Sampai-sampai Anggia bingung, rencana apalagi yang akan dilakukan Arsya, setelah sebelumnya membuat dia terluka. Tapi, Anggia berpikir positif mungkin Arsya ingin memberikannya kejutan. Mungkin saja.

14:35 WIB

Sampai mereka dirumah Anggia, ya rumah Anggia sangat besar bak istana Alm. Papanya Anggia adalah seorang pengusaha Batu Bara yang sukses, sehingga kini, Mamanya yang meneruskan usaha itu.

Mama Anggia tidak menyukai Arsya sebab, ia takut kalo putrinya akan disakiti sama lelaki lain. Sama seperti dirinya.

"Assalamualaikum!! Tante" Panggil Arsya sambil mengetuk-ngetuk pintu rumah Anggia.

"Arsya, lo mau ngapain? Lo cari keributan yaa. Udah tau mama ga suka liat lo, malah lo ajak gue kesini" Bisik Anggia pelan.

Anggia merasa khawatir akan kedatangan Arsya didepan mamanya.
Anggia hanya berdiri kaku didepan pintu, ia hanya melihat tingkah Angga yang berulang kali mengetuk pintu rumahnya. Anggia hanya bisa menggigit bibir bawahnya, ia benar-benar tidak habis pikir dengan Arsya. Sampai harus nekad berhadapan langsung dengan mamanya.

"Iyaa-- sebentar!!" Sahut Mama Anggia dari dalam.

Anggia semakin tidak tenang, ia merasa khawatir bagaimana kalau mamanya mengusir Arsya dari rumahnya, terus Arsya marah padanya. Anggia menarik tangan Arsya pergi. Tapi Arsya menghempaskan tangan Anggia, ia sudah berniat akan berani untuk berbicara kepada mama Anggia, kalau dirinya sangat mencintai Anggia.

"Siapa?" Tanya mama Anggia langsung membukakan pintu. "Kamu?, Anggia ngapain kamu sama dia? Mama kan udah bilang, mama tidak akan menyetujui kalo kamu berpacaran dengan dia, kenapa kamu masih berhubungan dengan dia?" Ketus mama Anggia marah. Menatap Arsya dan Anggia dengan tajam secara bergantian.

"Tante!! Nama saya Arsya tante, saya anak dari bapak Agus Utomo yang punya usaha industri di london." Ucap Arsya memperkenalkan dirinya.

"Heh, kamu pikir saya akan tergoyah sama harta bapak kamu itu? Mentang-mentang bapak kamu pengusaha terus kamu seenaknya saja mendapati anak saya. Sampai kapanpun saya tidak akan merestui hubungan kalian" ujar mama Anggia meninggi.

"Bukan begitu maksud saya tan, saya serius sama anak tante. Bila perlu sampai ke jenjang berikutnya". Jawab Arsya tegas.

"Hm! Bener kamu akan serius dengan anak saya? Kalo begitu, saya memberikan syarat. Kamu harus memiliki rumah sendiri dari hasil kerja keras kamu tanpa bantuan dari siapapun termasuk orangtua kamu" Balas Mama Anggia dengan tatapan tajam.

"Iya tante!! Jawab Arsya mengangguk.

"Oke! Saya percaya sama kamu" Arsya tersenyum. "Tapi ingat! Jangan sekali-kali kamu menyakiti Anggia" Sambung Mama Anggia tegas.

"Siap tante! Apapun saya lakukan buat Anggia, dan-- saya akan selalu melindungi Anggia ga akan pernah saya sakiti dia" Jawab Arsya tenang.

"Saya merestui hubungan kalian!!" Ujar Mama Anggia tersenyum.

"Ma--ma setuju?" Tanya Anggia kaku.

"Sayang, apapun yang terbaik buat kamu, Mama akan dukung" balas Mama tersenyum.

"Makasih Ma--" Anggia memeluk Mamanya dengan erat.

"Ya sudah, Mama masuk dulu. Kalian ngobrolnya di dalem aja"

"Ga tante! Arsya mau langsung pulang aja, pamit tante." Kata Arsya menyalami Mama Anggia sopan.

"Hati-hati yaa!" Ya udah tante masuk ya, mau nyelesaikan berkas kantor" Ucap Mama Anggia sambil pergi.

"Arsya!! Lo-- hebat" Lirih Anggia sambil memeluk Arsya erat.

Arsya pun membalas pelukan Anggia. "Apapun gue lakukan buat lo, termasuk minta restu dari Mama." Memegang tangan Anggia.
"Ini semua atas nama C I N T A, Cinta yang buat gue bisa kayak gini. Mencintai lo adalah suatu hal yang sangatt berharga bagi gue, lo udah banyak buat gue berubah. CINTA tidak buta, CINTA juga tidak bisu. Cinta dapat melihat dan Cinta dapat berbicara seperti CINTA gue ke lo" balas Arsya penuh dengan ketulusan.

Anggia tak bisa berkata apa-apa, kini matanya berkaca-kaca menahan tangis bahagia yang dilakukan Arsya. Ia beruntung, punya kekasih yang sangat penyayang dan tulus cinta padanya. Ia hanya bisa memeluk laki-laki yang ada dihadapannya dengan penuh ketulusan.

Friendship Journey [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang