"Aku rindu, tapi, aku sadar bahwa keadaan tidak seperti dulu.
Aku rindu, tapi, aku sadar posisiku sekarang hanya sebatas mantan.
Air mata akan mampu berbicara, ketika mulut tak bisa lagi bersuara.
Dan Air mata bukan tanda aku lemah, tapi tanda aku akan tetap bertahan, bagaimanapun keadaannya."Note; Anggia Fransa Kimberly
•••
"Anggia!!" Tegur Pak Dosen saat Anggia termenung tidak memperhatikan pembelajaran.
"Iya Pak!" Kaget Anggia, seisi ruangan tertawa melihat tingkah Anggia.
"Coba kamu kedepan, kerjakan nomor 2 disederhanakan dan bilangan dikecilkan beserta penyelesaiannya." Perintah Pak Dosen yang saat itu mata pelajaran Matematika.
"Oh iya Pak" Anggia maju kedepan dengan jalannya yang sangat feminim, mengambil spidol dan buku soal lalu menulisnya dipapan tulis.
Beberapa menit, Anggia mengerjakan soalnya, Pak Dosen dan lainnya merasa heran, Anggia menulis sangat dekat dengan papan tulis.
"Sudah selesai Anggia?" tanya Pak Dosen.
"Udah dong Pak!" Anggia berbalik badan dengan sangat percaya diri ia menatap Pak Dosen tersenyum. Sambil berkata, "Kayak gini mah, kecil Pak, saya kan pintar gampanglah ngerjain ini" Anggia kembali ketempat duduknya.
Mata Pak Dosen terbelalak melihat jawaban Anggia, sambil berkata "Aduh Anggiiiaaaaa... Saya suruh disederhanakan dikecilkan bilangannya, bukan tulisannya yang diperkecill" geram Pak Dosen melihat Anggia.
Sontak membuat seisi ruangan kelasnya tertawa terbahak-bahak, seperti sedang menonton Stand Up Comedy. Anggia hanya cengar-cengir sendiri, ada rasa malu didalam dirinya.
"Heh Anggia, dengar yaa! Jangankan kamu, anak TK juga bisa kalo disuruh seperti itu," Pak Dosen menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ga nyambung kamu Anggia, keluar kamu. Bersihkan toilet sebagai hukuman." Pak Dosen membuka pintu.
"Tapi Pak!!"
"Keluar Anggia" ucap Pak Dosen kesal.
Anggia berjalan keluar, menatap teman-temannya. "Awas lo pada yaa, ga gue kasih lo pada lewat kekantin." gerutu Anggia kesal.
"Sial banget gue hari ini, bersihin kamar mandi lagi. Arghhh, kesel gue sama Dosen itu" ucap Anggia kesal, kakinya menendang kaleng minuman membuat mahasiswa yang dilewati Anggia marah.
"Berisik banget sih lo Gia" ucap salah satu mahasiswa.
"Diam lo! Gue tonjok juga muka lo" Anggia mengepalkan tangannya sambil ngeloyor pergi ketoilet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship Journey [Tamat]
Teen Fiction[Revisi] Tidak ada yang spesial. Hanya sekedar cerita absurd kehidupan Anggia, dari keluarga, sahabat, dan asmara. Semoga terhibur ^_^