30. Cemburu

29 11 0
                                    

"Cemburu itu serba salah yaa! Diungkapin berantam, dipendam ya Sakit"

Note; Febri Nursyifah

Anggia dan Angga sedang berjalan santai sambil memakan eskrim. Ditengah perjalanan, Angga jumpa dengan Febri.

"Angga!" Lirih Febri.

"Febrii, sini kita udah lama lo ga ngumpul bareng" ajak Anggia.

"Feb, maaf ya gue tadi malam--!"

"Ga pa-pa kok. Gue maklumi, lo pasti sibuk ngurusi Anggia" potong Febri tersenyum kikuk.

Anggia tahu apa yang dirasakan Febri, Febri tidak boleh berbohong padanya. Anggia tahu, Febri pasti sangat sedih melihat pacarnya sendiri lebih memilih Anggia dibandingkan dengan dirinya.

"Angga, gue pengen coklat, beliin yaa" Anggia memohon.

"Oh! Iya gue beliin, Feb, lo sama Anggia dulu yaa" Ucap Angga gugup dan pergi.

"Febri, sini! Duduk disamping gue" Anggia duduk dikursi yang sudah disediakan.

Anggia menatap Febri dalam. "Gue tau apa yang lo rasain. Pasti lo sedih kan kalo Angga lebih peduli sama gue? Lebih punya banyak waktu sama gue? Maaf, gue udah buat lo cemburu" Anggia berterus terang.

"E-engga kok Gia! Gue ga cemburu" Jawab Febri menutup-nutupi.

"Jangan bohong. Gue tau apa yang ada dihati lo! Gue janji. Gue akan bilang sama Angga kalo dia harus punya banyak waktu sama lo, jangan gara-gara gue persahabatan kita putus".

"Anggia! Gue beneran ga cemburu kok" Febri mengelak.

"Udah. Gue tau lo cemburu ga usah ngelak" Anggia menghabiskan eskrimnya.

Sekitar duapuluh menit Angga pergi membelikan coklat, kini, Angga sudah sampai.

"Nih. Eskrimnya!" Angga memberikan eskrim pada Anggia.

Anggia berbisik. "Febri cemburu! Coba lo jelasin semuanya, gue ga mau dia sedih."

Angga memanggut.

Anggia pergi sendirian, ia pulang kerumah untuk menikmati makan coklat plus ditambah nonton drama korea. anggia suka banget sama drama korea. Siapa nih yang suka sama drama korea? Wkwkwk.

"Maafin gue ya Feb, gue ga kabarin lo dari kemarin" Angga mulai bicara.

"Engga pa-pa" jawab Febri singkat.

"Lo cemburu sama gue? Lo ada rasa khawatir sama kedekatan gue sama Anggia? Lo takut gue pindah kelain hati?" Angga mulai bertanya membuat Febri pusing.

"Siapa yang cemburu. Percuma juga kalo gue cemburu. Lo ga akan mungkin belain gue kan?" sinis Febri.

"Jadi? Lo beneran cemburu?" Tanya Angga lebih meyakinkan.

"Engga!"

"Masa??!!"

"Arghh. Capek gue ngomong sama lo, bosen gue. Gue mau pulang aja" Febri hendak pulang, tapi ditahan oleh Angga.

"Lo ga boleh pulang! Lo tetap disini sama gue"

"Repot tau ga lo" Febri mulai emosi.

"Lo itu harus patuh sama suami, lo nanti jadi ibu dari anak-anak kita nanti!" Angga mulai mengkhayal.

PLETAK.

"Bisa dijaga ga omongan lo! Kalo didenger orang kan ga enak" Febri menatap Angga kesal.

"Sakit bego! Lo lagi PMS yaa? Emosi mulu dari tadi gue liat" Angga mengelus-ngelus kepalanya yang di jitak Febri.

"Gue marah karena gue cemburu liat lo sama Anggia" ucap Febri keceplosan, Febri mencari alasan. "Ee.. E. Maksud gue--!"

"Maksud lo, lo cemburu sama gue, nah, biasanya kalo cemburu itu tandanya dia cinta loh. Berarti lo cinta mati sama gue! Ya kan? Jujur aja deh" Angga berbicara lantang.

"Angga! Cinta itu perlu bukti bukan Dramatis. Gue ga butuh Cinta mainan, gue butuh Cinta yang utuh, sepenuhnya bukan sebagian" Febri menatap Angga dingin.
"Gue pulang!"

"Feb, tungguin gue. Maaf buat lo cemburu, emosi, sedih, kecewa. Tapi gue sebenarnya sayang sama lo"

"BASI"

"Bisa ga sih lo, memahami kondisi sekarang ini?" Angga menaiki nada bicaranya.

Febri berbalik badan. "Oh! Lo pikir, gue buta? Ga bisa ngeliat kondisi sekarang? Tolong. Hargai gue disaat gue masih berjuang, jangan hargai gue disaat gue udah terluka. Cukup! Gue mau hubungan ini sampe disini. Gue capek!" Febri meninggalkan Angga dan menangis.

Angga terdiam yang diucapkan Febri, sungguh ia tek bermaksud melukai hati Febri.

Sungguh bodohnya gue! Sekarang Febri udah ga kayak dulu lagi, yang cerewet, paling perhatian sama gue. Gue emang bodoh, BODOH. Angga menyalahkan dirinya sendiri.

Friendship Journey [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang