33. Tamu Bulanan?

66 7 1
                                    

"Sakit?" Angga memegang kepala Febri.

"Perut gue sakit bego" rintih Febri pada Angga.

"Oh! Gue kira kepala lo yang sakit, dari tadi sakitnya?" tanya Angga pada Febri.

"Dari kemaren juga, udah sakit."

Febri memegang perutnya, sampai memukul-mukul perutnya sendiri. Angga melihat Febri seperti itu, bingung, bagaimana caranya bisa meredakan rasa sakit perutnya.

"Lo tadi makan apaan? Pasti makan pedes ya?" Tanya Angga khawatir.

"Bukan pe'a, gue senggugut, sumpah sakit bangettt" Febri sampai menungging-nunggingkan badannya didepan Angga.

"Badan Lo jangan kayak begini, entar gue khilaf gimana?"

"Ga ada waktu untuk bercanda, perut gue sakit" Febri menarik-naik spreinya memukul-mukul tempat tidurnya.

"Terus gimana? Lo ga ngampus?" Tanya Angga.

"Ngampuslah, kan hari ini ulangan" ucap Febri menahan sakit perutnya.

"Tapi perut Lo sakit, Lo bisa jalan ga?"

"Bisa! Ya udah yuk, pergi" Febri berjalan dengan lemas, tangannya memegang perutnya.

Angga membukakan pintu mobil Febri, dan segera Angga menjalankan mobilnya. Sepanjang perjalanan, Febri hanya diam menahan sakit perutnya, terkadang matanya sampai berair. Angga merasa kasihan melihat Febri, sampai ia bertanya.

"Feb, emang kalo lagi pms, tiap cewek itu, sakit ya perutnya?" tanya Angga ragu.

"Ga semua, tapi ampir rata-rata" jawab Febri singkat.

"Gimana sih, rasa sakitnya? Perih atau gimana?" Angga semakin kepo.

"Lo taukan, kalo pas jemurin pakaian diremes dulu?" Angga mengangguk. "Nah, begitulah rasanya, kayak diremes, perih, terus kayak nusuk-nusuk gitu" Febri menjelaskan.

Wajah Angga seperti ikut merasakan apa yang dirasakan anak cewek ketika lagi senggugut.

"Oiya, gue mau nanya. Kenapa setiap anak cewek yang lagi pms, selalu marah-marah, emosi?" Tanya Angga heran. "udah lama sih, gue heran sama kelakuan anak cewek."

"Gue ga tau" Febri jawab singkat.

"Masa lo ga tau, lo kan perempuan so, pasti taulah" Angga menyanggah.

"Kalo gue bilang ga tau, ya ga tau. Mau gue tonjok muka lo? Udah tau sakit banget perut gue, masih juga nanya" Protes Febri.

"Kan. Baru juga gue tanya, udah beneran marah. Hugh, susah ya ngomong sama cewek yang lagi pms, jangankan untuk menang ngomong, seri aja susah" Ketus Angga.

"Apa lo bilang?"

"Engga!"

"APA LO BILANG? COBA ULANGI?" Febri menatap Angga kesal.

"Udah ah. Jangan marah, nanti lo cepet tua. Mau?"

"Ogah!"

Sekitar duapuluh menit, mereka diperjalanan menuju kampus, Angga dan Febri berbincang-bincang tentang ulangan, walaupun pembahasannya lari dari jalur.

"Udah sampe, turun!" Perintah Angga membukakan pintu mobil. Febri keluar dan berjalan seperti biasa, tapi, setelah Angga perhatikan Febri, Ternyata Febri tembus. Tembus ke rok mini ya berwarna biru. Angga yang melihat itu, langsung memanggil.

"Febriiii!!" Panggil Angga berlari mendekati Febri.

"Lo tembus, liat rok lo. Merah-merah" Angga menunjuk rok Febri bagian belakang sambil tutup hidung.

Friendship Journey [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang