35. Teka-teki

42 6 0
                                    

"Lo ngapain sih ke rumah gue malem-malem? Kurang kerjaan aja."Febri menatap Angga malas.

"Suka aja gitu, ke rumah lo, nyaman" balas Angga yang membawa gitar sambil duduk di teras rumah Febri.

Febri duduk disamping Angga, melihat Angga mengkotak-katik tali gitarnya.

"Main teka-teki yuk, kalo lo kalah, lo kena hukuman, gitu juga sebaliknya" Angga menatap Febri dekat.

"Oke! Siapa takut," ucap Febri menantang.

"Oke. Kita mulai, Bakso apa yang bisa nyanyi?" tanya Angga tersenyum ngejek.

"Bakso bisa nyanyi? Bakso apaan?" Febri mengikuti kata-kata Angga.

"Ga tau gue, apaan?" Febri menyerah.

"Baksoimah," Jawab Angga tertawa terbahak-bahak.

"Mba Soimah loohh! Bukan Baksoimah."Febri mulai kesal.

"Namanya juga teka-teki, ya udah gue ganti deh."

Angga berpikir, memutarkan bola matanya, "Susu apa yang bikin bahagia?"

"Susu yang bikin bahagia?" Febri mengikuti kata-kata Angga.

"Ga tau, susu apa emang?" Tanya Febri heran.

"Susu Dancow!"

"Kok susu Dancow?"

"Iyaaa... Dancow hadirrr.. Merubah segalanyaaa... Menjadi lebih indahhh" jawab Angga sambil memainkan gitarnya dan tersenyum, Febri melihat Angga hanya diam lalu, berkata,

"Alayyy banget sih!" Febri menatap Angga dengan muka datarnya.

Angga memberhentikan main gitarnya, "KAMPRETTT" Angga menatap Febri kesal.

"Gantian gue dong, masa lo aja dari tadi!" ucap Febri menatap Angga kesal.

"Ya udah, sekarang lo deh, kasih teka-teki sama gue." balas Angga.

"Hm! Sapi apa yang warna-warni? Ayo tebak!" tanya Febri dengan senyum mengejek.

"Sapi warna-warni? Emang ada yaa? Gue rasa cuma item sama putih doang."Angga balik bertanya.

"Ada dong. Cepetan jawab!"

"Kagak tau gue. Gue nyerah, sapi apa yang warna-warni?" Angga menatap Febri dalam.

"Jawabannya ADALAHHHHH SAPIDOL" jawab Febri sambil tertawa lepas.

"SPIDOL. Sejak kapan SAPIDOL, bikin emosi lo!" Angga mulai emosi.

"Namanya juga teka-teki yaa bisa diluar nalar lah."Febri masih tetap tertawa.

"SIALAN KENA TIPU GUE!!" Ucap Angga kesal.

Tapi Febri malah tertawa Melihat Angga marah dengannya. Tak sadar, tangan Febri menggenggam tangan Angga, membuat Angga heran.

"Kenapa megang tangan gue,?" tanya Angga heran menatap Febri dalam.

"Emang gue ga boleh megang tangan pacar sendiri.?" balas Febri menatap Angga dalam.

"Tumben lo mau pegang tangan gue!," Angga tersenyum.

Menghembuskan napas kasar. "Gue mau nanya!," Ucap Febri.

"Nanya apa.?"

"Sebenarnya, rasa lo sama gue itu gimana sih,?" tanya Febri dengan tatapan dekat.

Angga mengedipkan matanya beberapa kali. "Rasa gue sama lo itu, yaa rasa manis, semanis cinta gue ke lo!" jawab Angga tersenyum.

"Gue serius!" balas Febri dengan muka marah. "sebenarnya lo cinta ga sih sama gue?"

"Maksud lo apa? Yaa gue cinta lah sama lo, buat apa coba gue nembak lo kalo gue ga ada rasa suka sama lo!" jelas Angga panjang lebar.

"Lo sayang sama gue?" tanya Febri ragu.

"Yaelahh ya sayang lahh, sayang banget malah!" Ucap Angga sambil mengusap rambut Febri pelan.

"Apa rasa sayang lo ke gue, sama besarnya rasa sayang lo ke Anggia?!" tanya Febri lagi.

Angga terdiam dengan ucapan Febri.

Hening.

"Lo itu pacar gue, sedang kan Anggia gue anggap adik kandung gue sendiri. Jadi, mau itu lo ataupun Anggia, sayang gue buat kalian berdua." Angga memeluk Febri.

"Gue ga mau kehilangan lo!" Ucap Febri menahan isak tangisnya.

"Gue akan selalu ada buat lo! Jangan sedih yaa!" Angga mencoba menenangkan.

"Cuma lo yang buat gue happy, disaat gue lagi ada masalah, cuma lo yang selalu ada buat gue," Febri menangis seolah-seolah seperti kehilangan seorang ayah.

"Ternyata lo sayang sama gue!" ceplos Angga tertawa.

Febri langsung melepaskan pelukan ya dan tersadar tadi ia memeluk Angga.

Angga hanya tertawa lepas melihat Febri melepaskan pelukkannya. Angga mendekati Febri, lalu bertanya.

"Feb, menurut lo, hubungan kita itu ibarat apa?"

"Hm. Menurut gue, hubungan kita itu ibarat menghitung pasir di pantai," jawab Febri menatap Angga dekat.

"Woww, berarti tak terhingga dong!" jawab Angga senang.

"Bukan! Itu artinya cuma buang-buang waktu.!" balas Febri dengan tatapan tajam.

Membuang napas kasar. "Ngapain dijalani kalo cuma buang-buang waktu." ujar Angga dingin.

"Cieeee... Yang marahhh!!" Ucap Febri tertawa, "Kapok lo kan, gue kerjain!"

"Oalah. Dasar! Ratu cempreng."

Febri hanya tertawa, lalu memeluk tangan Angga dengan lembut.

Friendship Journey [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang