Malam yang sangat gelap, angin berhembus kencang, Anggia dan Arsya berada di taman. Ditemani cahaya redup bulan, membuat suasana mencekam.
"Arsya!!" Anggia duduk mendekati Arsya yang sedang main Game. "Gue mau nanya sama lo."
"Nanya apa Gia!" Jawab Arsya singkat tetap memfokuskan pada gamenya.
"Ini tentang Leoni" Anggia lebih mendekati Arsya. Pertanyaan Anggia membuat Arsya kaget dan menatap Anggia.
"Kenapa dengan Leoni?" Arsya menatap Anggia dalam.
Mendongakkan kepalanya keatas langit yang gelap. "Gue heran aja, kenapa lo sama Leoni deket banget, terus, sejauh mana hubungan kalian berdua" Anggia kembali menatap Arsya.
"Kenapa lo tiba-tiba nanya kayak gitu?" Arsya kembali bertanya.
Anggia tertawa terpaksa. "Ya engga sih, gue heran aja! Jangan-jangan lo masih ada rasa sama Leoni?."
"Gia dengerin gue" memegang erat tangan Anggia. "Cinta gue cuma buat lo, ga akan ada yang lain. Hati gue udah sepenuhnya nama lo, cuma lo"
"Kok gue ga yakin ya sama ucapan lo" Anggia melepaskan tangan Arsya dan berdiri dari kursi yang didudukinya.
"Terus? Lo mau gue ngapain supaya lo percaya sama gue" Ucap Arsya serius.
Menghembuskan napas kasar. "Gue mau lo putuskan hubungan kalian, lo ga boleh dekat-dekat Leoni apalagi lo manggil dia sayang" Ucap Anggia menatap Arsya tajam.
"Apa? Apa maksud lo? Gue ga boleh dekat-dekat Leoni, emang. Gue masih sayang sama Leoni, tapi rasa sayang itu ga lebih dari rasa sayang gue ke lo. Gue tau lo cemburu tapi, kalo lo buat gue kayak gini, berarti lo EGOIS GIA!" Arsya memprotes permintaan Anggia.
Tertawa sinis. "Gue egois lo bilang?, bukannya lo sendiri yaa yang egois? Lo ga pernah mementingkan perasaan gue, lo cuma tau perasaan lo sama Leoni, gue tau gue bukan orang yang spesial dalam hidup lo. Gue tau, lo chattan sama Leoni pake panggil-panggil sayang, bahkan lo lebih cepat ngebalesin chat Leoni dibandingkan balas chat gue!!" Jelas Anggia yang sudah tak tahan dengan sifat Arsya.
"Lo-- buka chattan gue sama Leoni?" Tanya Arsya gugup.
"Iyaa, kenapa? Kaget lo kan? Arsya, gue emang ga secantik Leoni, tapi gue juga punya rasa. Dan lo tau apa yang gue rasain? SAKIT tau ga! S A K I T" Ucap Anggia menahan tangisnya tangannya menepuk-nepuk dadanya.
"Anggia, percaya sama gue. Gue cuma CINTA sama lo, lo salah! Lo adalah orang yang paling spesial dalam hidup gue. Gue sayang sama lo! Pliss percaya sama gue!!" Ucap Arsya memohon.
"Apa? Gue harus percaya sama lo? Selama ini lo berarti bohongi gue, pinter lo yaa nutup-nutupi dari gue dengan gimik-gimik lo, gue lo ajak dinner mesra-mesraan, cium-cium gue. Cuma buat pelampiasan lo doangkan! Ya kan?" Anggia menahan isak tangisnya.
"Gia, udah berapa kali gue bilang, gue cuma cinta sama lo cuma lo doang! HATI GUE CUMA BUAT LO, CUMA NAMA LO ANGGIA" Ucap Arsya kasar pada Anggia membuat Anggia makin menangis.
"Seberapa pun alasan lo, gue ga akan pernah percaya lagi sama lo. Gue mau kita PUTUS!" Ucap Anggia berlari masuk kedalam rumah.
"Anggia!!" Arsya menarik tangan Anggia, tapi Anggia menghempaskannya.
"Gue minta maaf, maaf kalo kata-kata gue kasar sama lo.""GUE BENCI SAMA LO!!" Anggia marah, menutup dan mengunci pintu rumahnya. Sambil menangis histeri.
"GIAAA.. GUE MINTA MAAF SAMA LO, MAAF KALO GUE KASAR SAMA LO!! MAAFIN GUE" Jerit Arsya dari luar.
"PERGI LO DARI RUMAH GUE!!" Jerit Anggia dari dalam rumah.
"Tapi Gia--"
"PERGIIII..!!"
"Oke.. Oke gue akan pergi, gue tau gue salah Gia. Tapi kasih gue untuk jelasin ini semua" Ucap Arsya lemah.
"Ga perlu!! Gue ga mau denger apapun dari mulut lo. Gue mau lo PERGII, PERGI DARI RUMAH GUE, PERGI DARI KEHIDUPAN GUE, JANGAN PERNAH GANGGU GUE LAGI" Ucap Anggia disela-sela isak tangisnya yang kian memuncak.
"Ya udah, gue pergi. Gue akan pergi dari kehidupan lo. Tapi asal lo tau, GUE AKAN SELALU MENCINTAI LO SAMPAI SERIBU TAHUN LAMANYA" Ucap Arsya tegas, matanya berkaca-kaca. Ia pergi meninggalkan rumah Anggia, terasa berat ia melangkah meninggalkan wanita yang sangat ia cintai.
Kenapa masa lalunya selalu menjadi beban dalam hubungan mereka, Arsya tak kuasa menahan air matanya. Leoni, ya ini semua gara-gara Leoni. Tapi Arsya tak bisa menyalahkan sepenuhnya pada Leoni, ia juga salah kenapa ia bilang kalau ia masih sayang dengan Leoni. Entahlah, hanya Arsya yang mengetahui perasaannya saat ini.
Anggia merasa gila, ia membanting barang-barang yang ada didalam kamarnya, mau itu lampu tidur, buku-buku sampai-sampai laptop juga dibantingnya. Kamar yang berantakan, bantal-bantal berserakan dimana-mana, seperti kapal pecah yang terombang-ambing ombak.
Anggia menangis sejadi-jadinya, kenapa hal seberat ini harus ia yang merasakan, harus ia yang mengalami, masa lalu Arsya sangat mengganggu dipikiran Anggia. Anggia tak sanggup menjalankan hubungannya dengan Arsya, lebih baik ia sendiri dari pada harus tersakiti oleh Arsya.
"Kenapa Masa Lalu itu harus ada? Kenapa dia harus datang ketika kebahagiaan baru dimulai? Kenapa dia harus singgah pada hati yang sudah tentu bukan miliknya? Kenapa dia datang hanya membuat hancur rencana yang sudah disusun rapi-rapi? Oh tuhan, sebeginikah rasa yang harus aku terima?, seberat inikah cobaan yang kau berikan? Cukup!! Aku sudah tidak tahan dengan ini semua".
Note; Anggia Fransa Kimberly
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship Journey [Tamat]
Teen Fiction[Revisi] Tidak ada yang spesial. Hanya sekedar cerita absurd kehidupan Anggia, dari keluarga, sahabat, dan asmara. Semoga terhibur ^_^