8. Datang Kembali

72 20 1
                                    

Angga begitu rajin membersihkan kamar Anggia, yang berantakan pakaian kotor. Maklum, Anggia tipe orang yang tidak peduli dengan kebersihan. Mungkin karena kamarnya selalu di bersihkan sama mbok Mina pembantu di rumah Anggia.

"Pakaian lo harusnya diletak gitu di ember pakaian. Jadi gak berantakan gini" ucap Angga cerewet.

"Mata gue sakit tau gak! Liat kamar lo penuh sama pakaian."

"Kan ada lo, yang bersihkan kamar gue!" jawab Anggia datar.

Diam sejenak.

"Ga!!" panggil Anggia pelan.

"Hm."

"Gue pengen cokelat" ucap Anggia merengek seperti anak kecil.

"Ya udah gue beliin, tapi lo gak boleh turun dari tempat tidur! Gue beliin bentar!" jawab Angga meletakkan sapu di depan pintu sambil memakai jaket.

"Eh, Angga!!" sapa mama Anggia yang sepertinya ingin pergi.

"Iya tante! Ada apa?"

"Tante mau pergi ke luar kota mau jumpa sama klien, tante minta tolong ya sama kamu jagain Anggia. Tante percaya sepenuhnya sama kamu, masalah komisi mah gampang. Kartu ATM ada di meja Anggia tante letak, Ya udah ya tante pergi dulu. Assalamualaikum!"

"Aghh- tan--" Angga belum sempat menyelesaikan kata-katanya, mama Anggia sudah pergi.

"Dasarr mama sama Anak gak ada bedanya, sama-sama ngeselin" lirih Angga sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Angga langsung mengendarai motor ninjanya untuk ke minimarket beli cokelat kesukaan Anggia. Angga tahu, kalau Anggia sangat menggemari cokelat. Tak heran kalau cemilan di rumahnya semua bahan dasar dari cokelat. Seperti, roti cokelat, es krim cokelat dan sebagainya.

Sesampainya di minimarket, Angga membeli 15 cokelat ukuran yang besar untuk Anggia. Mungkin kebanyakan orang menganggap bahwa 15 cokelat itu sudah terlalu banyak, tapi bagaimana dengan Anggia? 15 cokelat hanya membutuhkan waktu 2 jam untuk menghabisinya. Wahh ternyata Anggia adalah Hantu cokelat, Wkwkwk.

"Segini cukup gak yaa buat Anggia? Gue rasa cukup dah, kalo gak cukup gimana? Aghh-- ga mungkin, pasti cukup" ucap Angga bicara sendiri.

Angga langsung menyalakan Motornya dan langsung pulang ke rumah Anggia. Sesampainya di depan rumah Angga terkejut, melihat pintu rumah Anggia terbuka. Ia buru-buru melepaskan helmnya.

"Pintunya ke buka, ada maling di rumah Anggia."

"Hah-- Anggia? Anggia didalem,"

Angga langsung lari masuk kedalam rumah menuju kamar Anggia. Ketika sampai didepan pintu kamar Anggia, Alangkah terkejutnya Angga melihat didepannya. Ternyata Arsya datang bertemu Anggia, Angga langsung sembunyi dan mendengarkan pembicaraan mereka.

"Gia..! Gue minta maaf, atas kejadian kemarin, jujur gue gak bermaksud ngelukai hati lo. Andai aja gue gak ngelakuin itu, mungkin ini semua gak akan terjadi" ucap Arsya lemah sambil memegang erat tangan Anggia.

"Gue gak tau apa yang harus gue lakuin sekarang! Tapi intinya gue kecewa sama lo. Lo bilang lo sayang sama gue, lo bilang lo cinta sama gue. Tapi apa? Apa? Lo malah cium-cium Leoni yang jelas-jelas bukan siapa-siapa lo. Apa gue harus bilang sama semua orang, kalo gue adalah pacar lo? Lo gak tau gimana perasaan gue" jawab Anggia meninggi di sela-sela isak tangisnya.

"Oke-oke gue salah, gue minta maaf Gia. Gue janji gue gak bakalan gitu lagi, tapi lo harus tau. Gue sama Leoni hanya berteman biasa, gue sayang sama Leoni tapi sayang sebagai teman sebagai adik kelas. Udah itu aja gak lebih. Inilah gue, segala kekurangan gue, seperti inilah cara gue mencintai lo." ujar Arsya panjang lebar menjelaskan yang sebenarnya.

"Tolong! Percaya sama gue. Gue cuma cinta sama lo, please!! Maaffin gue. Kasih gue kesempatan kedua untuk memperbaiki semua kesalahan gue."

"Oke!! Gue maaffin lo, tapi lo harus janji. Lo gak boleh kayak gitu lagi, gue kasih lo kesempatan kedua. Kalo lo gitu lagi, gue gak akan pernah maaffin lo dan gue gak mau jumpa sama lo. Selamanya" jawab Anggia tegas.

"Gue janji!!" ujar Arsya bersemangat.

Mereka berdua pun berpelukan, saling memberikan kehangatan dan kasih sayang. Membuat keduanya sangat erat dan tidak melepaskan pelukannya.

Tak sengaja, Anggia melihat Angga sudah berada didepan pintu kamarnya. Menyaksikan ia berpelukan mesra dengan Arsya, seketika itu juga Anggia melepas peluknya dari Arsya.

"Ang--!!" Tak sempat menyelesaikan kata-katanya, Angga keburu pergi dengan senyuman sinis.

"Gue ganggu kalian! Gia ini cokelat lo". Hanya kalimat itu yang di ucapkan Angga. Angga langsung melemparkan cokelat yang dibelinya di sofa, dan langsung pergi menaiki motornya.

Friendship Journey [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang