Angga mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi untuk mengejar mobil Anggia. Angga berhasil mengejar mobil Anggia, terlihat memang mobil Anggia melaju dengan kecepatan tinggi dan tak terkendali.
Dengan langkah cepat Angga langsung memaksimalkan kecepatan mobilnya, sehingga mobil Angga berada di depan mobil Anggia. Seketika itu Angga langsung memotong jalan mobil Anggia, dan turun dari mobilnya langsung nemui Anggia.
"Anggiaa..!! Buka pintunyaa, Anggiaa buka pintunya!!" jerit Angga dari luar sambil mengetok-ngetok pintu mobil Anggia.
Anggia tak mengubris perkataan Angga, ia justru menangis dan menjerit. Ia membenturkan kepalanya sendiri di pintu mobilnya, membuat Angga makin khawatir karena Anggia bisa nekad menyakiti dirinya sendiri.
"Anggiaa.. Buka pintunyaa, kita bisa ngomong ini dengan cara baik-baik, udah cukup lo jangan nyakiti diri lo sendiri!!" ujar Angga dengan nada khawatir.
"Gue benciiii... Gue benciii.. Gue benci sama semuanyaaa gue benciii!!!" bentak Anggia menjerit di sela-sela isak tangisnya sambil memukul-mukul kaca pintu mobilnya.
"Anggiaa gue tau gimana perasaan lo, tapi please!! gue mohon lo keluarr. Kita bicarakan ini baik-baik" ujar Angga dengan lemah.
Akhirnya, Anggia pun keluar dari mobilnya dan langsung memeluk Angga dengan erat, Angga pun seketika membalas pelukan dari Anggia sambil mengusap lembut rambutnya Anggia.
Tiba-tiba seseorang mendorong Angga kebelakang dengan kasar, sehingga membuat Angga terlepas dari pelukkan Anggia dan sampai jatuh. Orang itu tak lain adalah Arsya Ia marah karena Angga memeluk Anggia.
"Lo ngapain peluk-peluk Anggia? Ha? Emang lo siapanya??" kata Arsya dengan nada meninggi.
"Kenapa? Lo cemburu? Ha? Gue itu sahabat Anggia, dan gue sahabatan sama Anggia dari kecil dan lo gak tau gimana dekatnya kami" jawab Angga dingin.
"Gue tau, lo sahabatan sama Anggia. Tapi gue cowoknya gue lebih berhak untuk itu" tukas Arsya dengan tatapan sinis.
"Berhak? Lo bilang berhakk? Eh, emangnya lo itu udah tentu jodohnya Anggia? Hah? Lo itu gak pantas buat Anggia, cowok kayak lo yang kasar ini gak cocok buat Anggia dan lo itu pantas di bilang SAMPAH!!" ucap Angga dengan nada geram dan tatapan yang tajam.
"Apa lo bilang?? Gue SAMPAH?? Lo yang sampah dasar lo Bajingan!!" kata Arsya emosi. Langsung memukul pipinya Angga membuat Angga langsung jatuh.
Arsya dengan nafsu emosinya yang meluap-luap yang tak bisa terkendali membuat Arsya habis-habisan memukul Angga sampai Angga tak bisa bangkit.
Anggia panik, ia mencoba memisahkan Arsya dengan Angga.
"Arsyaaaaa udahh cukupp.. Arsyaaa udahh!!!" jerit Anggia untuk Arsya tidak lagi memukuli Angga. Tapi Arsya tak mendengarkan Anggia, Anggia terus-terusan menjerit memisahkan mereka berdua.
"Arsyaaa udahh.. Udahh, bisa ga sih lo jangan kayak gini!!" tukas Anggia marah.
Seketika Arsya berhenti memukuli Angga, dan mulai mendengarkan Anggia. Anggia langsung membantu Angga untuk bangkit, ia merasa bersalah karena dia ini semua menimpa Angga.
"Angga, lo gak apa-apa kan? Mana yang sakit?? Gue obati yaa?" ucap Anggia dengan lemah sambil memegang pipi Angga yang memar akibat pukulan Arsya, dan bibirnya Angga pun berdarah.
Arsya yang tak suka melihat Anggia perhatian sama Angga, Arsya langsung menyahut.
"Anggia!! Ngapain sih lo peduli sama dia, bajingan!!" ujar Arsya dengan enteng.
Angga yang mendengar ucapan Arsya itu, mampu membuatnya emosi dan langsung menarik kerah bajunya Arsya.
"Lo yang bajingan!! Dasar lo SAMPAH!!" balas Angga langsung memukul perut Arsya dengan kuat sampai Arsya jatuh
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship Journey [Tamat]
Teen Fiction[Revisi] Tidak ada yang spesial. Hanya sekedar cerita absurd kehidupan Anggia, dari keluarga, sahabat, dan asmara. Semoga terhibur ^_^