" Yaemi-ah, kau harus mengobati lukamu." Ujar jihoon ibah, melihat yaemi yang menahan perih diarea lutut dan sikuknya yang mengeluarkan darah.
"Aniyo, aku akan mengobatinya setelah mengetahui kondisinya." Balas yaemi.
"Hufff. Tapi yaemi-ah, lukamu juga cukup parah. Jika kau tidak mengobatinya, maka itu bisa infeksi." Ucap jihoon yang seperti bentakan.
"Sudah ku katakan aku tidak mau dan Kau tidak perlu mengkhawatirkanku. Aku bisa mengurus diriku sendiri." Balas yaemi dingin.
"Baiklah, terserah kau saja." Ujar jihoon tak kalah dingin.
"Sekhawatir itukah dia? Apa dia juga akan khawatir, jika aku yang berada diposisinya?" Batin jihoon.
Ceklek
"Dokter bagaimana kondisinya?" Tanya yaemi khawatir.
"Pasien baik-baik saja dan pasien juga sudah sadar. hanya saja, dia masih sulit bergerak karena luka yang ia dapati cukup banyak. Tapi, saya sudah memberikannya obat untuk meredahkan perih pada lukanya." Jelas sang dokter.
"Ah ne, jeongmal khamsamnida." Ucap yaemi sembari membungkukan badannya.
"Ne. Kalau begitu saya pamit." Balas sang dokter.
Setelah kepergian dokter, yaemi pun segera memasuki ruang rawat itu berniat melihat orang yang telah menolongnya.
"Gwaenchana?" tanya yaemi dan segera menduduki dirinya di kursi dekat ranjang pasien.
"Ne." Balas orang itu dingin.
"Daniel-ah, gomawo. Terima kasih karna kau sudah menolongku." Ucap yaemi tulus.
Yaps, orang yang menolong yaemi adalah daniel.
Flashback on
Setelah mencerna baik-baik perkataan jihoon ah lebih tepatnya bentakan jihoon, daniel langsung berlari menuju parkiran dan mengendarai mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata berniat mencari yaemi.
"Yaemi-ah eodiseo?" Tanya daniel pada dirinya sendiri sembari mengedarkan pandangannya ke samping kiri dan kanan jalan.
Dan tak sengaja ia melihat seorang gadis yang berjalan tanpa menyadari keberadaan sebuah mobil yang melaju dari arah berlawanan.
"YAEMI-AH AWAS." Teriak jihoon yang berlari kearah yaemi berniat menolongnya namun kalah cepat dari daniel.
"Yae-yaemi!" Ujar daniel dan segera berlari kearah yaemi lalu merengkuh tubuhnya dan menghempaskan dirinya ke sisiran jalan.
"Aww." Rintih yaemi yang masih didengar oleh daniel.dan segera membalik badan daniel.
"Ahh syukurlah dia selamat." Batin daniel.
"ANDWAE." Teriak yaemi yang terdengar samar oleh daniel sebelum akhirnya dirinya tak sadarkan diri.
"Yaemi-ah gwencha- Da-daniel?" Pekik jihoon kaget karna ia tak menyangka kalau daniel lah orang yang menyelamatkan yaemi.
"Jihoon-ah cepat telepon ambulance." ucap yaemi yang entah sejak kapan sudah meneteskan air matanya.
Melihat yaemi yang mengeluarkan air matanya, sontak membuat hati jihoon seakan disayat beribu belati.
"JIHOON-AH PALLIWA." Bentak yaemi karna jihoon yang tak kunjung menelephone ambulance.
Mendengar bentakan yaemi, langsung menyadarkan jihoon lalu ia pun segera memanggil ambulance.
"Daniel-ah bertahanlah." Ucap yaemi masih dengan air mata yang berlinang.
Selang beberapa menit kemudian, datanglah ambualnce dan daniel pun segera dibawa ke rumah sakit.
Flashback off
"Daniel-ah, gwenchana?" Tanya jihoon yang baru saja masuk.
"Ne." Balas daniel dingin.
"Mianhae, karna sudah membentakmu tadi." Ujar jihoon penuh penyesalan.
yaemi yang melihat itu, hanya memasang wajah bingungnya.
"Lisa benar-benar sudah kehilangan akal sehatnya. Bisa-bisanya dia melakukan ini." Ucap jihoon yang menambah kebingungan yaemi.
"Apa kejadian ini, ada hubungannya dengan lisa?" batin yaemi bertanya.
"Apa yang sebenarnya terjadi? Apa kecelakaan ini ada hubungannya dengan lisa?" Tanya yaemi.
"Cepat katakan!" Bentak yaemi karna daniel dan jihoon yang hanya diam saja.
"Ya, kecelakaan ini karna ulah lisa." Jawab jihoon dan langsung menceritakan yang sebenarnya, mulai dari lisa yang datang menghampiri mereka di restaurant sampai ia menelephone seseorang dan mengatakan "tabrak dia".
"Jadi, ini semua karna wanita iblis itu?" Ujar yaemi penuh emosi.
"Awas kau lalisa." Ujarnya lagi masih dengan emosinya lalu segera keluar dari ruang rawat daniel.
"Hentikan dia." Suruh daniel.
"Aniyo. Biarkan saja, justru lebih baik kalau dia menghampiri lisa." Balas jihoon.
"Aish paboya. Itu justru membahayakan nyawanya." Bantah daniel, namun jihoon tak kunjung menghampiri yaemi.
"Kya! Palli kha." Ujarnya lagi.
Dan tak lama setelah itu, datanglah yaemi dengan kondisi lutut dan sikuknya yang sudah diperban.
"Myoya... kau tidak pergi menemui lisa?" Tanya jihoon mewakili pertanyaan daniel.
"Aniyo. Aku akan menemuinya besok di sekolah dan lihat saja, apa yang akan aku lakukan padannya." Ujar yaemi sembari tersenyum aneh namun mampu membuat daniel dan jihoon menelan salivahnya susah payah.
"Ba-baiklah terserah kau saja." Balas jihoon setengah gugup.
"Jihoon-ah, kau disini dulu. Karna aku akan keluar sebentar untuk mengabari taehyung oppa."
"Nama itu lagi." Batin daniel tak suka.
"Aish yaemi-ah, seharusnya yang kau kabari itu orang tuamu bukan kekasihmu." Ujar jihoon jengah.
" taehyung adalah oppa-ku bukan kekasihku." Koreksi yaemi.
"MYO?" Ucap daniel dan jihoon bersamaan.
"Hahaha, apa kalian jodoh?"
"Apa dia benar-benar oppa-mu?" Tanya jihoon memastikan perkataan yaemi.
"Tentu saja. Maaf, karna selama ini membohongi kalian."
"Jadi, selama ini aku marah padahal mereka hanya adik kakak? Myoya, aku benar-benar sudah tidak waras." Batin daniel.
"Ahh baguslah, itu berarti aku masih bisa mendapatkan yaemi." Batin jihoon.
"Myoya. Kenapa mereka terlihat begitu bahagia mengetahui fakta itu. Apa jangan-jangan mereka...- ah tidak mungkin. Jangan pede kau kim yaemi. Jelas-jelas mereka tidak mungkin dan tidak akan mungkin menyukaimu. Sadarlah." Batin yaemi.
Tbc
Akhirnya terungkap juga kalau daniel yang nyelamatin yaemi.
Vommentnya jangan lupa😉
KAMU SEDANG MEMBACA
The Real Of Love《Kang Daniel》✔
FanfictionCOMPLETED FANFIC-TEENFIC kisah dari seorang cool boy (kang daniel) & cool girl (kim yaemi) yang memiliki persamaan sifat, yaitu jutek dan terkesan tak acuh dengan keadaan sekitar. Hingga pada suatu saat, mereka terlibat saling memiliki perasaan satu...