Chapter 30

20 7 0
                                    

    Yaemi dan daniel tengah berada di taman belakang villa. Mereka akan membahas mengenai kelanjutan hubungan mereka kedepannya.

   "Yaemi-ah, apa kau sudah memikirkan semuanya?" Tanya daniel memecah keheningan yang melanda mereka. Suasana seketika berubah hampa. Kegusaran melanda hati dan pikiran sepasang kekasih itu.

   "A-aku... aku tidak mau putus darimu." Ujar yaemi sembari menundukan kepalanya. Mendengar itu membuat daniel merasa senang dan takut secara bersamaan. Senang karena yaemi masih tetap mempertahankan hubungan mereka dan juga takut kalau tindakan yaemi akan membuatnya dalam bahaya.

   "Nado. Aku juga tidak bisa mengakhiri hubungan ini. A-aku sudah terlanjur mencintaimu dengan tulus." Ungkap daniel. Yaemi yang semula menundukan kepalanya sontak segera mengangkatnya dan menatap lekat kearah daniel. Tanpa ia sadari air matanya sudah menetes. Ia menangis dalam diam sembari menatap daniel yang tengah menatapnya dengan tatapan yang begitu tulus namun tersirat kekhawatiran yang begitu dalam.

   "Kita hadapi semua ini sama-sama. Aku akan berusaha melindungimu semampuku." Tutur daniel. Yaemi menangguk bahagia.

   "Ini hanyalah ujian untuk mengukur seberapa besar cinta kita. Maka dari itu, kita tidak boleh menyerah. Aku akan selalu berada disampingmu dan memberikan perlindungan untukmu." Daniel berucap dan segera merengkuh tubuh yaemi yang dua hari terakhir ini terlihat begitu tertekan. Mereka berpelukan melepas sejenak beban yang ada dihati mereka.

   "Gomawo." Balas yaemi. Daniel hanya bergumam untuk menjawabnya.

   "Yaemi-ah, ada hal penting yang ingin aku sampaikan padamu." Ujar daniel terdengar ragu, lalu segera melepas rengkuhannya.

   "Myondaeyo?" Tanya yaemi.

   "Tapi kau tidak boleh marah. Ini hanyalah opiniku saja." Ucap daniel yang diangguki oleh yaemi.

   "Mm menurutku, orang yang menerormu adalah salah satu dari sahabatmu." Kata daniel pelan. Sebenarnya ia tak sanggup untuk mengatakan ini. Tapi, ia harus mengatakannya agar yaemi bisa berjaga-jaga. Ia tidak mau kekasihnya itu dibodohi oleh orang yang selama ini dianggapnya baik.

   "Myo? B-bagaimana kau bisa berpikir begitu?! Itu tidak mungkin." Balas yaemi membentak. Daniel menghela napasnya kasar.

   "Sudah ku duga, akan sulit baginya untuk menerima fakta menyakitkan ini." Batin daniel prihatin.

   "Yaemi-ah, orang yang terlihat baik didepanmu, belum tentu baik dibelakangmu." Ujar daniel berusaha meyakinkan yaemi. Namun, dibalas gelengan tidak terima oleh yaemi. Daniel memang sudah menebak kalau yaemi tidak akan mungkin menerima semua ini. Ia terlalu baik hanya untuk berpikiran kalau orang yang selama ini ia anggap sahabat, adalah musuh dalam selimut untuknya.

   "Aniyo. Mereka tidak mungkin melakukan itu." Pungkas yaemi membuat daniel semakin menghela napasnya gusar.

   "Arraseo. Aku tahu kau pasti akan sulit menerima semua ini. Gundae yaemi-ah, kau jangan dibutakan dengan sifat mereka yang belum tentu baik dibelakangmu. Coba kau pikir, teror ini baru kau terima saat berada disini. Didalam teror itu juga terdapat ancaman agar kau menjauhiku ah bukan menjauhiku, tapi mengakhiri hubunganmu denganku dan itu berarti orang yang menerormu itu adalah seorang wanita, karna dari ancamannya itu kita dapat menyimpulkan kalau dia menyukaiku sampai-sampai dia ingin kau mengakhiri hubunganmu denganku." Jelas daniel. Yaemi diam mencerna setiap kata-kata yang dikeluarkan dari mulut daniel.

   "T-tapi kenapa? Kenapa harus sampai menerorku seperti ini? Apa salahku?" Yaemi kembali mengeluarkan air matanya. Ia tidak bisa menerima fakta bahwa salah satu sahabatnya merupakan orang yang beberapa hari ini menerornya.

   "A-aniyo. Bukannya itu hanya opinimu saja. Jadi itu belum tentu benar bukan? Bisa saja apa yang kau katakan itu salah. Iyakan?" Yaemi bertanya dengan lirihnya. Menurutnya, sangat tidak mungkin kalau salah satu dari sahabatnya adalah dalang dibalik semua ini. Itu terlalu mustahil bagi yaemi.

   "Kau terlalu dibutakan dengan sikap sok baik mereka. Akan sulit untuk membuatmu yakin padaku. Gundae, aku pasti akan memberikan buktinya langsung padamu, agar kau percaya." Batin daniel dengan keyakinan penuh.

   "Ne. Ini semua belum tentu benar." Ucap daniel bermaksud menenangkan yaemi walaupun dalam hati, ia begitu yakin dengan opininya tersebut.

   "Tapi, aku sarankan agar kau berjaga-jaga jika dengan mereka. Jangan sampai kau tertipu dengan sikap baik mereka yang bisa saja hanya sebuah kepura-puraan semata." Saran daniel. Yaemi hanya mengangguk patuh, walaupun dirinya sendiri masih dibuat ragu akan semuanya.

***

   "Apa hari ini, kita tidak ada agenda liburan lagi?" Tanya somi.

   "Aniyo. Hari ini kita akan pergi ke puncak." Jawab daniel. Semua orang menatapnya heran.

   "Myoya! Kalau ada apa-apa bagaimana? Aish kang daniel apa kau sudah tidak waras?!" Batin jihoon kesal mendengar perkataan daniel. Bagaimana bisa mereka melanjutkan liburan mereka, Sedangkan suasana sedang genting seperti ini?

   "Ne, aku juga sedang membutuhkan refreshing." Yaemi menyetujui.

   "Bagus! Itu artinya, rencanaku akan segera berhasil. Hahaha, yaemi-ah welcome to my world." Batin orang itu disertai tawa misteriusnya dalam hati.

   "Tapi-"

   "Tidak ada tapi-tapian. Pokoknya hari ini kita harus bersenang-senang melepaskan beban yang kita hadapi." Yaemi memotong perkataan jemmy.

   "Yaemi-ah, itu sangat tidak mungkin! Bagaimana kalau-" ucap jia terpotong.

   "Tenang saja. Bukannya kita semua ada untuk melindungi yaemi? Lantas mengapa kita harus takut?" balas somi.

   "Sepertinya masalah besar akan segera datang." Batin seongwoo, seperti mendapat insting yang tidak baik.

   "Baiklah. Kalau begitu ayo kita siap-siap." Titah jisung.

   "Ya ampun aku sangat bahagia sekarang. Akhirnya, tidak lama lagi dia akan segera musnah dari bumi ini. Ahh perjuanganku selama ini, akan membuahkan hasil yang luar biasa." Batin si peneror lucknut itu.

   "Mengapa perasaanku jadi tidak enak begini?" Batin yaemi namun segera menepisnya.

   "Ok. Mm daehwi-ya, jangan lupa membawa raket lightstick-mu itu ya. Siapa tahu, disana banyak nyamuknya." Ucap jinyoung seperti mengejek daehwi.

   "Oh geurom, aku pasti akan membawanya." Balas daehwi girang, mengabaikan nada mengejek yang dikeluarkan jinyoung.

   "ahh aku jadi tidak sabar untuk segera kesana." Pekik somi.

   "Nado. Aku sangat menantikan hal ini." Ucap minha begitu bahagia.

   "Kalau begitu, bersiaplah." Ujar yaemi.

Tbc

   Silahkan menunggu untuk chapter selanjutnya. Oh ya aku bakalan kasih sedikit bocoran buat kalian. Jadi, chapter selanjutnya itu bakalan kebongkar siapa sebenarnya dalang dibalik semuanya. So, ditunggu aja ya guys.

   Oh ya, mau aku cepet-cepet update ceritanya nggak? Maukan? Ok but, ada syaratnya. Gampang kok, cukup vote / comment untuk chapter ini. Ok just it, 사랑합니다.

  

The Real Of Love《Kang Daniel》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang