Chapter 29

23 7 0
                                    

Teror yang yaemi terima kini kian menjadi. Pasalnya baru kemarin ia menerima teror itu, dan hari ini ia kembali mendapatkan teror yang jauh lebih menakutkan.

Teror yang yaemi dapat adalah sebuah kertas yang isinya ditulis dengan darah segar. Isi kertas itu tak lain dan tak bukan adalah sebuah peringatan agar yaemi segera mengakhiri hubungannya dengan daniel. Ya, si pelaku adalah orang yang tidak menyukai hubungan yaemi dan daniel.

"Yaemi-ah, lebih baik kau putusi daniel. Aku takut ancaman itu tidak main-main." Ucap somi yang prihatin terhadap sahabatnya itu. Kini para wanita tengah berada dikamar mereka, karena hari yang nampak mulai gelap.

"T-tapi itu tidak mungkin somi-ah. Kau tahukan, aku sangat mencintai daniel?" Lirih yaemi. Somi menghela napas gusar.

"Aku rasa saran somi ada benarnya. yaemi-ah, kita disini sangat menyayangimu, kita tidak mau terjadi hal buruk terhadapmu." Ucap jemmy. Minha dan jia mereka hanya diam. Mereka mengerti bagaimana posisi yaemi sekarang.

Ia harus memilih mengakhiri hubungannya dengan daniel agar nyawanya tidak terancam atau memilih untuk tetap bersama daniel dengan catatan nyawanya dalam bahaya?!

Yaemi mencintai daniel, sangat mencintainya. Ia tidak bisa memutusi hubungannya dengan daniel. Tapi, jika dia tetap mempertahankan hubungannya, maka nyawanyalah yang menjadi taruhan.

"Yaemi-ah, aku mengerti apa yang kau rasakan. Tapi, kau tidak boleh egois dengan dirimu sendiri. Ini menyangkut nyawamu!" Kata somi sedikit membentak.

"Somi-ah, hentikan. Kau tidak mengerti perasaan yaemi sama sekali! Bukan hal mudah memutusi orang yang kita cintai! Kau tahu itu." Ujar jia membela yaemi.

"Ya jia benar. Bukan yaemi saja yang terguncang disini. Daniel juga sama terguncangnya. Kalian tidak lihat bagaimana keadaannya tadi? Bukankah dia terlihat begitu memprihatinkan? Mereka saling mencintai. Kau tahu itu. Jadi bukan hal yang mudah untuk memutuskan hubungan mereka begitu saja." Lanjut minha. Yaemi sudah mengeluarkan air matanya sejak tadi, sehingga membuat minha segera memeluknya.

Yaemi adalah gadis lemah. Ia tidak bisa berpikir dengan jernih. Bahkan untuk memutuskan nasib hubungannya dengan daniel sekalipun. Ia tidak sanggup. Biar bagaimanapun daniel adalah laki-laki pertama yang mampu membuatnya merasa nyaman selain Appa dan Oppa-nya.

"Aku tahu. Tapi nyawa yaemi adalah taruhannya. Kau mengerti maksudku kan?! Jika yaemi masih mempertahankan daniel, maka aku jamin nyawa yaemi tidak akan baik-baik saja! peneror itu tidak main-main dengan ancamannya. Hari ini dia masih menggunakan darah segar sebagai tintanya. Tapi kalau besok? Apa yang akan ia gunakan untuk mengancam yaemi? Apa kalian pernah berpikir sampai kesana?!" Ujar somi. Kali ini ia sedikit terpancing emosinya sendiri.

"Somi-ah, tenangkan dirimu." Jemmy berusaha menenangkan somi yang mulai emosi.

"Mianhae. Aku tahu kalian semua mengkhawatirkanku. Tapi, biarkan aku memikirkannya dulu." Balas yaemi melirih.

"Semoga keputusanmu adalah yang terbaik untukmu." Jia tersenyum kearah yaemi.

"Apapun keputusanmu kami akan tetap menerimanya." Sambung jemmy. Yaemi hanya menanggapinya dengan tersenyum.

"Gomawo. Kalau begitu ayo kita tidur, ini sudah sangat larut." Ucap yaemi berusaha tegar dan mereka semuapun memutuskan untuk tidur.

Kamar para pria

"Daniel hyung, aku tahu kau pasti bisa melewati semuanya." Jinyoung memberi semangat.

"Daniel-ah, keputusan berada ditanganmu dan juga yaemi. Kita semua akan tetap mendukung apapun keputusan kalian." Celetuk jaehwan yang akhirnya bisa berbicara bijak. Semua yang ada didalam kamar itu dibuat tercengang mendengar perkataan jaehwan yang begitu bijak.

"Ah hyung, aku terharu mendengarnya." Tutur jihoon berniat mencairkan suasana.

"Kya park jihoon, aku sedang dalam mode serius sekarang." Kesal jaehwan. Yang lain geleng-geleng kepala. Mungkin selama ini jaehwan tengah berada dalam mode gila, jadi sifatnya juga sebelas dua belas dengan orang yang kehilangan akal sehatnya.

"Aku juga serius hyung." Balas jihoon. Daniel tersenyum tipis menanggapi perdebatan kecil mereka.

"Gundae, daniel hyung. Mm menurutku, pelaku yang meneror yaemi noona adalah salah satu dari kita." Guanlin beropini.

"Kau memang sepemikiran denganku. Aku juga merasa kalau pelakunya ada diantara kita." Sambung daehwi.

"Apa maksudmu, salah satu diantara kita ini ada yang merupakan peneror itu?" Tanya woojin sembari melebarkan matanya.

"Aish aniyo! Maksudku peneror itu adalah salah satu dari mereka bertiga." Bantah daehwi sedikit kesal.

"Mereka bertiga? Nuguya?" jihoon bertanya.

"Somi, minha dan jia." Jawab seongwoo membuat yang lainnya melebarkan mata mereka.

"Bagaimana itu mungkin? Somi adalah sahabat yaemi. Sedangkan minha dan jia juga sudah dianggap sahabat oleh yaemi. Jadi menurutku sangat tidak mungkin kalau mereka melakukan hal serendah itu pada yaemi." celetuk sungwoon. Sedari tadi daniel hanya menyimak dengan baik pembicaraan mereka.

"Bisa saja kan salah satu dari mereka merupakan musuh dalam selimut?!" Ujar daniel membuat mereka semua menatap kearahnya dengan berbagai tatapan.

"Daniel benar. Kita tidak begitu mengenal pribadi mereka, jadi bisa saja ada salah satu dari mereka yang merupakan peneror itu." Jisung berucap. Mereka semua tampak berpikir keras, memecahkan misteri teror beruntun itu.

"Somi, dia kelihatan sangat perduli dengan yaemi karena dia adalah sahabat bahkan sudah yaemi anggap sebagai saudara kandungnya. Tapi, kita tidak bisa menilainya hanya dari luar saja. Benar begitu bukan?" Opini minhyun diangguki yang lainnya.

"Minha, dia adalah gadis yang baik dan juga sedikit polos. Dan bisa saja kepolosannya itu hanyalah alat untuk menipu daya kita semua." Kali ini seongwoo yang beropini.

"Dan terakhir park jia. Dia tipikal gadis yang sedikit pendiam jika dibandingkan dengan mereka berempat. Dia juga gadis yang sedikit dingin. Dan bisa saja dibalik sikapnya itu, ia mempunyai dendam tersendiri pada yaemi." Ujar jihoon. Mereka semua semakin berpikir keras.

"Ahhh appoyo." Keluh jinyoung.

"Wae? Neon, gwaechanayo?" Tanya woojin khawatir.

"Ahhh kepalaku jadi sakit memikirkan pelaku teror itu." Jujur jinyoung.

"Aish. Makanya kau jangan terlalu berpikir yang berat-berat. Kepalamu ini sangat kecil, jadi tidak sanggup untuk memikirkan ini semua." Ucap jaehwan membuat jinyoung mengerucutkan bibirnya kesal.

"Sudah-sudah, lebih baik kita tidur sekarang dan melanjutkan pembahasan ini besok. Tapi, aku harap kalian tidak membeberkannya kepada mereka." Kata daniel. Mereka semua menurut dan segera mencari zona nyaman untuk tidur.

Tbc

Siapa ya pelaku teror itu?😞
Penasaran? Iya sama author juga nggk kalah penasarannya kayak kalian.

Yaudah untuk segera mengetahui
Pelaku kejahatan itu. Kalian bisa vote / comment, supaya author semangat ngetiknya dan update ceritanya secepat mungkin.

The Real Of Love《Kang Daniel》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang